Dirilis

24 Maret 2022

Penulis

Dini Fitriani Nugraha

Internet dan media sosial dapat menjadi tempat yang memberikan kemudahan kepada orang-orang untuk mengekspresikan pendapat mereka ke siapa saja. Oleh karena itu, tidak heran jika sering terjadi perbedaan pendapat yang menyebabkan konflik antar pengguna media sosial. 

Adapun faktor utama yang dapat menjadi penyebab konflik di media sosial adalah kurangnya komunikasi dan penyebaran informasi yang cepat.

Contohnya seperti yang dialami oleh James Garcia, seorang mahasiswa pascasarjana psikologi di University of North Texas, Amerika Serikat. Dia mengira bahwa dia dan teman sekelasnya memiliki pandangan dunia yang sama. Namun, pemikiran tersebut berubah saat dia membaca unggahan Facebook temannya tentang penembakan fatal Michael Brown tahun lalu. "Saat online, dia memiliki kehadiran yang berbeda dan banyak hal yang dia katakan terkait dengan diskriminasi," katanya. Itu membuat Garcia kecewa dan waspada. "Masalah ini penting bagi orang yang memiliki kulit berwarna seperti saya," jelasnya.

Berdasarkan contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesan yang kita buat, semakin dibentuk oleh bagaimana kita berperilaku di media sosial. Sebuah gerutuan yang tampaknya tidak berbahaya di Twitter, seperti, "Teman-teman sekelasku adalah orang-orang yang keras kepala!" dapat dengan mudah menyinggung. Selain itu, memposting pemikiran Anda tentang peristiwa terkini dapat menjadi perdebatan sengit.

Menurut Katharine Brooks, EdD, seorang direktur eksekutif personal dan pengembangan karir di Wake Forest University "Anda benar-benar bisa dinilai dengan kasar hanya dengan satu tweet."

 

Konflik di Media Sosial Karena Sesuatu yang Anda Katakan atau Lakukan

Mari kita akui bahwa tiap orang pernah membuat kesalahan, termasuk diri kita sendiri. Bahwa Anda secara tidak sengaja menggunakan bahasa yang menyinggung, secara tidak sengaja mengambil kekayaan intelektual orang lain tanpa pujian, membuat lelucon yang tidak sesuai dengan keinginan Anda atau menyakiti orang lain. 

Apabila Anda pernah melakukan kesalahan, hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah mengakui kesalahan Anda, meminta maaf dengan tulus, dan memberikan penjelasan terkait langkah-langkah yang akan Anda ambil untuk memastikan hal itu tidak akan terjadi lagi di masa mendatang. 

Jika ada kritik terhadap Anda yang menyatakan bahwa Anda melanggar hukum (misalnya, unggahan Anda memfitnah atau melanggar kekayaan intelektual orang lain), Anda mungkin perlu berkonsultasi dengan pengacara sebelum menanggapi.

 

Cara Mengatasi Konflik di Media Sosial


Berikut ini beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mengatasi konflik di media sosial. 

 

1.    Perhatikan kondisi emosional dan kontrol privasi

Brooks dari Wake Forest University menyarankan untuk tidak menggunakan media sosial jika Anda berada dalam kondisi emosional yang ekstrem, seperti sangat senang, atau sangat sedih. Atur juga privasi Anda dengan cara memastikan publik tidak dapat mengakses profil Anda. Kemudian pastikan Anda memiliki kemampuan untuk menyetujui apa yang mereka unggah ke akun Anda. 

Misalnya seperti di Facebook, dimana Anda bisa melakukan review terhadap unggahan yang ditulis oleh orang lain atau foto yang di-tag oleh orang lain, sebelum muncul di akun Anda. "Anda yang memiliki akun dan Anda juga yang memiliki hak untuk memilih apa yang terjadi di dalamnya," kata Brooks. 

Ingatlah bahwa teman Anda selalu dapat membagikan apa yang Anda unggah, atau mengambil tangkapan layar dari apa yang Anda tulis lalu mereka membagikannya di akun mereka sendiri.

Baca Juga: Cara Mengendalikan Penggunaan Media Sosial 

 

2.    Pikirkan terlebih dahulu sebelum menyampaikan pendapat

Mengungkapkan pendapat Anda tentang topik yang berpotensi kontroversial seperti politik atau agama tidak selalu tidak bijaksana, selama Anda meluangkan waktu sejenak untuk memikirkannya. Begitu saran Ameen, seorang asisten direksi dari American Psychological Association of Graduate Students (APAGS). 

Sebelum menuliskan pendapat, alangkah baiknya bertanya pada diri sendiri apakah Anda perlu ikut campur? Apakah subjek merupakan bidang keahlian Anda? Apakah Anda memiliki sesuatu yang baru untuk dikatakan? Jika Anda memutuskan untuk membagikan pemikiran Anda, Brooks merekomendasikan untuk menyatakan sekali dan menyatakannya dengan jelas."

 

3.    Segera hapus unggahan

Ketikan Anda di media sosial kadang terjadi karena emosi, serta lebih cepat dari pengendalian diri Anda sendiri. Menurut Brooks, menghapus unggahan dapat menjadi langkah penting pertama dalam mengatasi konflik karena seperti yang kita ketahui semua media sosial menyediakan tombol delete atau hapus. Jika Anda merasa telah menyinggung perasaan orang lain, pertimbangkan untuk segera mengunggah permintaan maaf dengan tulus dan secara singkat.

 

4.    Bertemu secara langsung/offline 

Jika Anda berselisih dengan teman sekelas secara online dan ingin mengklarifikasi apa yang dikatakan, lakukan percakapan secara offline untuk menghindari kesalahan komunikasi dan perbedaan persepsi.

 

5.    Menjadi “Penunggang” atau “Gajah”

Profesor etika Jonathan Haidt dari Ethical Leadership at New York University Stern School of Business menjelaskan bagaimana kita semua memiliki "penunggang" dan "gajah" di dalam diri kita, yang menentukan kata-kata dan perilaku. Dimana penunggang adalah pikiran rasional kita, sedangkan gajah adalah emosi bawah sadar. Kita harus mengenali ini dan memastikan kita tidak dipimpin oleh emosi.

 

6.    Mengabaikan Pengguna 

Cara yang bagus untuk mengatasi konflik adalah dengan tidak mengatakan apa-apa sama sekali. Anda tidak wajib mengetik tanggapan dan mengunggahnya. Berikut contoh komentar yang perlu diabaikan yaitu komentar provokatif atau komentar yang hanya ingin Anda tanggapi, komentar sarkastik atau komentar yang berpotensi dianggap "tidak serius", dan komentar bodoh atau komentar yang dibuat dengan jelas tanpa mengetahui topiknya.

Baca Juga: Cara Mengatasi dan Menghadapi Komentar Buruk di Media Sosial

 

7.    Memblokir Pengguna

Jika seseorang mengatakan sesuatu yang penuh kebencian atau tidak sopan, mungkin ada baiknya untuk memblokir dia. Sebagian besar platform media sosial memiliki fitur yang memungkinkan Anda untuk berhenti melihat postingan dari orang tertentu, dan ini sangat bagus untuk digunakan pada situasi dimana orang tidak dapat melakukan diskusi yang sehat dengan orang tersebut. 

 

Apa Yang Harus Dilakukan Ketika Komentator Melewati Batas?


Sebelumnya mari kita simak apa yang dimaksud dengan melintasi batas:

  • Doxxing (mengungkapkan info pribadi: nama, alamat, nomor telepon, email)
  • Ancaman kekerasan terhadap Anda atau orang yang Anda cintai
  • Ujaran kebencian (hinaan, stereotip atau labelisasi berbahaya berdasarkan ras, agama, etnis, dan lainnya)
  • Ketika penghinaan satu kali menjadi kampanye pelecehan yang berlarut-larut


Jika Anda mengalami hal tersebut, Anda dapat melakukan beberapa langkah di bawah ini:

  • Tangkapan layar semua unggahan terkait (milik Anda dan orang lain) untuk disimpan sebagai catatan Anda.
  • Laporkan pengguna dan komentar, unggahan, tweet. (Semua platform media sosial memiliki sistem pelaporannya sendiri, tapi harus ada tautan yang mudah ditemukan di dekat komentar atau unggahan asli).
  • Blokir pengguna yang kasar agar tidak melihat unggahan atau profil Anda.
  • Melaporkan kepada pengacara dan membawa ke jalur hukum.


Perbedaan pendapat sering terjadi di dunia nyata ataupun di media sosial, sehingga konflik pun dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan dengan siapa saja. Oleh karena itu, perlu kesadaran pribadi untuk mengontrol emosi dan mengatur diri sendiri karena kita tidak dapat mengatur orang lain. 

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai cara mengatasi konflik atau masalah lainnya? Segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS