Dirilis

09 April 2022

Penulis

Mirna Risnasuci

Anda pernah mendengar istilah daddy issue? Saat ini, istilah daddy issue sedang ramai dibicarakan di media sosial. Banyak yang mengartikan daddy issue sebagai masalah yang dialami wanita dalam menjalin hubungan dan menyukai pria yang jauh lebih tua. Yang perlu dipahami juga adalah, walaupun daddy issue lebih sering terjadi pada wanita, kondisi ini bisa terjadi juga pada siapa saja. 

 

Apakah Daddy Issue?

Apa sih daddy issue itu? Daddy issue tidak memiliki definisi yang pasti, namun ungkapan ini menjadi umum dan popular untuk mendeskripsikan tentang ketidakhadiran sosok ayah bagi anak secara emosional, tentang bagaimana hubungan antara ayah dan anak-anak yang memengaruhi si anak ketika mereka menjadi dewasa.

Terlepas dari kebiasaan ataupun prevalensinya, daddy issue bukan merupakan istilah medis atau gangguan yang diakui oleh American Psychiatric Association dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). 

 

Ayah Mempengaruhi Cara Anak Berhubungan Setelah Dewasa

Sosok ayah berperan sangat penting terhadap perkembangan psikologis dan sosial anak, sehingga ikatan yang terjadi antara ayah dan anak yang terbina sejak kecil akan memengaruhi cara anak dalam berhubungan dengan orang lain di masa yang akan datang. 

Kebalikannya, hubungan ayah dan anak yang kurang baik sejak anak masih kecil dapat menyebabkan risiko anak untuk menjadi sulit percaya terhadap orang lain, selalu mencari perhatian dan haus kasih sayang. Kurangnya kasih sayang seorang anak dapat menyebabkan anak tersebut terjebak dalam toxic relationship, ini lah yang kita sebut sebagai daddy issue.

Ada beragam penyebab seseorang berisiko mengalami daddy issue, yaitu sifat sang ayah yang dingin, sudah ditinggal meninggal oleh ayah saat kecil, atau memang sang anak memiliki hubungan yang tidak baik dengan ayahnya. Gangguan kepribadian, depresi, dan toxic masculinity yang dialami oleh sang ayah juga dapat menyebabkan risiko terjadinya daddy issues.

Baca Juga: Meski Sibuk Bekerja, Ayah Tetap Bisa Jadi “Jagoan” Dalam Mengasuh Anak

 

Ciri-Ciri Seseorang Mengalami Daddy Issue

Daddy issue dapat memengaruhi pola pikir, sikap, perilaku dan karakter seseorang. Selain itu, kondisi ini dapat memengaruhi hubungan romantis seseorang dengan pasangannya. Apa saja yang menjadi ciri-ciri seseorang mengalami daddy issue? Dikutip dari beragam sumber, berikut ulasannya.

 

1.    Memiliki ketertarikan terhadap orang yang lebih tua

Karena menginginkan kehadiran sosok seorang ayah atau father figure yang dapat memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman dan nyaman yang tidak mereka dapatkan di masa kecil, seseorang dengan daddy issue cenderung memiliki ketertarikan dengan orang yang usianya jauh lebih tua untuk menjalin hubungan romantis, baik itu pacaran atau menikah.

 

2.    Selalu merasa butuh diperhatikan dan kepastian

Seseorang dengan daddy issue memiliki kesulitan untuk mempercayai orang lain sehingga mereka selalu menuntut orang lain atau mungkin pasangannya akan kepastian, perhatian dan kasih sayang. Selain itu, mereka juga memiliki rasa ketergantungan yang tinggi terhadap pasangan sehingga seringkali mereka merasa insecure dan sangat takut jika pasangan mereka pergi meninggalkan mereka. Sehingga seringkali mereka merasa kecemasan yang sangat tinggi jika tidak bersama pasangan mereka.

 

3.    Kecenderungan untuk bersikap posesif 

Dikarenakan memiliki latar belakang keluarga yang tidak sempurna ataupun tidak utuh, mereka yang memiliki daddy issue cenderung berusaha dengan sangat baik agar hubungannya dapat bertahan. Tak jarang mereka berusaha menjadi sosok yang sempurna agar pasangan mereka tidak meninggalkannya. Akan tetapi, usaha keras ini terkadang terkesan berlebihan seperti terlalu mudah cemburu, curiga yang berlebihan dan posesif. Contohnya sering melarang pasangan untuk berteman dengan lawan jenis atau bahkan sampai mengecek ponsel pasangan. 

 

4.    Tidak suka menyendiri dan sangat mudah merasa kesepian

Mereka yang memiliki daddy issue cenderung merasa tidak nyaman dan tidak menyukai kesendirian dan menghabiskan waktunya sendiri. Mereka akan dengan mudah merasa kesepian jika tidak memiliki pasangan yang dapat memberikan perhatian dan kasih sayang kepada mereka.

Itulah mengapa, seseorang dengan daddy issue akan selalu berusaha untuk tetap berada dalam suatu hubungan, baik itu mempertahankan hubungan yang sudah terjalin ataupun memulai hubungan baru kembali dengan orang lain.

 

5.    Rendahnya rasa percaya diri

Seseorang dengan daddy issue juga memiliki rasa percaya diri yang rendah dan tidak mampu untuk mencintai dirinya sendiri. Hal ini dikarenakan mereka sangat bergantung dengan pasangan mereka dan tidak nyaman jika mereka sendirian.

Baca Juga: Tips untuk Orangtua dalam Mengatasi Sistem Belajar Anak dari Rumah di Masa Pandemi

 

Bagaimana Cara Mengatasi Daddy Issue?

Pada dasarnya daddy issue bukan lah gangguan mental, namun kondisi ini dapat mengganggu kualitas hidup seseorang, terutama hubungan romantisnya dengan pasangan. Lalu bagaimana cara mengatasi kondisi ini?

 

1.    Kenali kembali makna hubungan Ayah dan anak

Saat anak-anak tidak terpenuhi kebutuhannya akan rasa sayang dan perhatian, mereka akan cenderung percaya bahwa mereka tidak layak mendapatkan kasih sayang, perhatian dan apapun yang mereka butuhkan. Hal ini akan berlangsung terus sampai mereka dewasa. Untuk itu, jika mengalami kondisi ini, Anda dapat kembali belajar untuk mengenal kembali bagaimana hubungan Anda dengan ayah Anda memengaruhi Anda dan bagaimana Anda dapat menumbuhkan kembali kepercayaan tersebut dalam hubungan Anda dengan anak Anda saat ini atau kelak jika Anda memiliki Anak.

 

2.    Jangan terlalu fokus pada masalah daddy issue yang dialami saat ini

Perlu Anda pahami juga bahwa tidak semua ayah tidak memperhatikan anak-anaknya. Kebanyakan dari mereka yang memiliki daddy issue terlalu fokus pada permasalahan kekurangan sosok ayah mereka dan tidak menyadari bahwa di luar sana banyak laki-laki atau orang lain yang dapat memperlakukan mereka dengan baik. Cobalah membuka mata untuk melihat suatu masalah dari berbagai sisi, terbuka dan lebih mengenal sosok lain yang mendekati Anda tanpa menghakimi atau menyamaratakan mereka dengan sosok kekurangan ayah Anda. 

 

3.    Ketahui lebih dalam apa yang sebenarnya Anda inginkan dari suatu hubungan

Cobalah bertanya kembali kepada diri sendiri, apa yang sebenarnya Anda inginkan dari suatu hubungan, seperti apa yang kamu inginkan dari pasangan, bagaimana kamu ingin diperlakukan oleh pasangan nantinya. Anda perlu lho mengetahui pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti itu, dengan begitu Anda akan lebih mudah mengenal diri Anda sendiri dan perlahan akan terlepas dari masalah daddy issue yang Anda alami.

 

4.    Jangan ragu untuk meminta nasehat dari orang terdekat

Tidak ada salahnya Anda meminta nasehat dari orang terdekat atau teman terdekat. Dengan begitu Anda akan mendapat pandangan lain yang mampu membantu Anda dari masalah daddy issue yang Anda alami.

 

5.    Meminta bantuan kepada profesional

Apabila Anda merasa tidak menemukan solusi sama sekali ataupun titik terang terkait masalah daddy issue yang Anda alami, tidak ada salahnya mencoba pergi ke psikolog lho! Dengan mendatangi psikolog, Anda akan mendapatkan bantuan yang tepat atas permasalahan yang Anda hadapi ini. Selain itu, psikolog juga dapat membantu Anda untuk mengatur emosi Anda dengan lebih baik lagi.

Perlu diingat kembali, walaupun daddy issue bukanlah gangguan mental, keberadaannya dapat mengganggu kestabilan dan kualitas hidup Anda. Semoga beberapa tips di atas dapat Anda terapkan untuk mengatasi daddy issue yang Anda alami ya!

Jika Anda punya pertanyaan lain terkait daddy issue atau ingin lebih banyak mengetahui informasi lain seputar psikologi lainnya, segera log in ke daya.id dan dapatkan langsung informasinya. Anda juga dapat menggunakan fitur Tanya Ahli untuk berkonsultasi dengan ahli kami dan mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda mendaftar daya.id dan dapatkan informasi bermanfaat lainnya mengenai kesehatan secara gratis!.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

6 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Tsalitsa Haura Syarifah, M.Psi.

Psikolog Industri & Organisasi

1 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS