Dirilis

05 April 2022

Penulis

Dian Wisnuwardhani, M.Psi.

Saat ini sebagian kita semakin terbuka dan mulai memperhatikan kesehatan mental. Buktinya, tidak sedikit dari kita atau orang terdekat kita yang berani terbuka dan mencari tahu jika merasa menderita depresi maupun gangguan kecemasan. 

Nah, jika ternyata ada orang terdekat Anda yang memang mengalami depresi atau gangguan kecemasan, mari simak ulasan berikut ini untuk mengetahui apa saja yang harus kita lakukan.

 

Kenali Gejala Depresi

Mengutip dari American Psychiatric Association, depresi (gangguan depresi mayor) adalah penyakit medis yang umum dan serius yang secara negatif memengaruhi perasaan, cara berpikir, dan bagaimana penderita bertindak. Namun, tidak perlu khawatir karena depresi harus ditangani dan diobati. 

Gejala depresi dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Oleh karena itu, Anda perlu lebih memperhatikan gejalanya. Adapun gejalanya meliputi:

  • Merasa sedih atau memiliki suasana hati yang tertekan, lebih pesimis atau putus asa
  • Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang pernah dinikmati
  • Nafsu makan berubah
  • Sulit tidur atau terlalu banyak tidur
  • Kehilangan energi atau peningkatan kelelahan, bergerak lambat, atau tampak lesu
  • Mudah tersinggung dan marah
  • Merasa tidak berharga atau bersalah
  • Kesulitan berpikir, berkonsentrasi atau membuat keputusan, sering lupa
  • Pikiran tentang kematian atau bunuh diri


Gejala harus berlangsung setidaknya dua minggu, dan harus terlihat adanya perubahan, sebelumnya diagnosis depresi. 

Selain itu, kondisi medis (seperti masalah tiroid, tumor otak atau kekurangan vitamin) dapat menyerupai gejala depresi sehingga penting untuk menyingkirkan penyebab medis umum.

 

Hal yang Perlu Dilakukan Jika Seseorang Mengalami Depresi


Beberapa tips di bawah ini dapat membantu Anda memberi dukungan bagi teman atau keluarga yang mengalami depresi.

 

1.    Ajak berbicara

Biarkan mereka tahu bahwa Anda ada untuk mereka. Anda dapat memulai percakapan dengan membagikan kekhawatiran Anda dan mengajukan pertanyaan spesifik, misalnya, “Sepertinya kamu mengalami kesulitan akhir-akhir ini. Apa yang sedang kamu pikirkan?" atau “Akhir-akhir ini kamu tampak sedikit sedih. Apakah ada sesuatu yang terjadi pada mu dan ingin membicarakannya?”

Namun, selalu ingat bahwa teman atau keluarga Anda mungkin ingin membicarakan apa yang dia rasakan, tetapi mereka mungkin tidak menginginkan nasihat. Jadilah pendengar yang baik dengan mengajukan pertanyaan (tanpa memaksa) untuk mendapatkan lebih banyak informasi daripada berasumsi, validasi perasaan mereka, tunjukkan empati dan minat dengan bahasa tubuh Anda, serta ungkapkan kekhawatiran Anda.

 

2.    Berikan dukungan

Teman atau keluarga Anda mungkin tidak menyadari bahwa dia sedang mengalami depresi, atau dia mungkin tidak yakin bagaimana mencari dukungan. Jika mereka tampaknya tertarik dengan konseling, tawarkan untuk membantu mereka meninjau terapis potensial dengan membuat daftar hal-hal untuk ditanyakan kepada terapis dan hal-hal yang ingin mereka sebutkan di sesi pertama mereka. 

 

3.    Ingatkan untuk konsisten 

Jika mereka berpikir untuk membatalkan janji terapi, semangati mereka untuk tetap melakukan terapi. Hal yang sama berlaku untuk obat. Jika teman Anda ingin berhenti minum obat karena efek samping yang tidak menyenangkan, beri dukungan, tetapi dorong dia untuk berbicara dengan psikiaternya tentang beralih ke antidepresan lain atau menghentikan pengobatannya sama sekali. 

 

4.    Sabar

Depresi biasanya membaik dengan pengobatan, tetapi bisa menjadi proses yang lambat dan melibatkan beberapa percobaan hingga menemukan yang sesuai. Bahkan pengobatan yang berhasil tidak selalu berarti depresi hilang sepenuhnya. 

 

5.    Tidak mencoba untuk memperbaikinya

Depresi adalah kondisi kesehatan mental yang serius dan memerlukan perawatan profesional. Jangan menghakimi mereka dengan kalimat, “Kamu harus bersyukur atas hal baik dalam hidupmu” atau “Berhenti memikirkan hal menyedihkan.”

Baca Juga : Depresi Masalah Serius yang Sering Terabaikan 

 

Lalu Apa Itu Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)?


Gangguan kecemasan merupakan kondisi saat memiliki kekhawatiran dan ketakutan intens berulang yang sulit dikendalikan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. 
Berikut ini contoh gangguan kecemasan:

 

1.    Gangguan Kecemasan Umum (GAD)

Orang dengan GAD menunjukkan kecemasan berlebihan, hampir setiap hari selama 6 bulan, tentang hal sehari-hari. Gejalanya meliputi merasa gelisah, terluka, mudah lelah, mengalami kesulitan berkonsentrasi, pikiran menjadi kosong, menjadi mudah tersinggung, memiliki ketegangan otot, kesulitan mengendalikan perasaan khawatir, mengalami masalah tidur.

 

2.    Gangguan kecemasan akan perpisahan

Orang yang memiliki gangguan kecemasan perpisahan memiliki ketakutan akan berpisah dari orang-orang yang melekat padanya. Ketakutan ini menuntun mereka untuk menghindari terpisah dari figur keterikatan mereka dan menghindari kesendirian. Orang dengan kecemasan perpisahan mungkin mengalami mimpi buruk tentang dipisahkan dari figur keterikatan atau mengalami gejala fisik ketika perpisahan terjadi atau diantisipasi.

 

3.    Bisu selektif

Bisu selektif terjadi ketika orang gagal berbicara dalam situasi sosial tertentu meskipun memiliki kemampuan bahasa yang normal. Bisu selektif biasanya terjadi sebelum usia 5 tahun dan sering dikaitkan dengan rasa malu yang ekstrem, ketakutan akan rasa malu sosial, sifat kompulsif, penarikan diri, perilaku menempel, dan amarah. Orang yang didiagnosis dengan bisu selektif sering juga didiagnosis dengan gangguan kecemasan lainnya.

 

4.    Gangguan panik

Orang dengan gangguan panik mengalami serangan panik atau periode tiba-tiba dari ketakutan yang intens yang datang dengan cepat dan mencapai puncaknya dalam beberapa menit secara tidak terduga dan berulang. Serangan dapat terjadi secara tidak terduga atau dapat dipicu dengan objek atau situasi yang ditakuti. Selama serangan panik, orang mungkin mengalami jantung berdebar, berkeringat, gemetar, sensasi sesak napas, tercekik, atau tersedak, perasaan buruk yang akan datang, dan perasaan di luar kendali.

 

5.    Gangguan terkait fobia

Fobia adalah ketakutan yang intens terhadap objek atau situasi tertentu, berikut beberapa contoh fobia:

  1. Fobia Spesifik merupakan kondisi memiliki ketakutan atau kecemasan yang intens tentang jenis objek atau situasi tertentu. Beberapa contoh fobia spesifik termasuk ketakutan akan penerbangan, ketinggian, hewan tertentu, menerima suntikan, dan darah.
  2. Gangguan kecemasan sosial merupakan kondisi memiliki ketakutan yang intens secara umum, atau kecemasan terhadap situasi sosial atau kinerja. Mereka takut dievaluasi secara negatif oleh orang lain atau membuat mereka merasa malu. Biasa terjadi di lingkungan kerja atau sekolah.
  3. Agoraphobia adalah kondisi memiliki ketakutan yang intens terhadap dua atau lebih situasi berikut:
 
  • Menggunakan transportasi umum
  • Berada di ruang terbuka
  • Berada di ruang tertutup
  • Berdiri dalam antrean atau berada di keramaian
  • Berada di luar rumah sendirian


Baca Juga : Fobia Bisa Ganggu Aktivitas. Bisakah Dihilangkan? 

 

Perawatan dan Terapi

Gangguan kecemasan umumnya diobati dengan psikoterapi, obat-obatan, atau keduanya. Ada banyak cara untuk mengobati kecemasan dan orang-orang harus bekerja dengan dokter mereka untuk memilih perawatan yang terbaik untuk mereka. Selain itu, teknik manajemen stres dan meditasi dapat membantu orang dengan gangguan kecemasan menenangkan diri dan dapat meningkatkan efek terapi. 

Kenali gejala dan validasi perasaan mereka, jangan menghakimi dengan membandingkan atau menasehati yang bersifat memaksa. Temani mereka karena tidak ada satupun manusia yang ingin memiliki gangguan mental.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai menangani depresi dan gangguan kecemasan atau masalah lainnya. Segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

3 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS