Dirilis

24 Maret 2023

Penulis

Afifah Ika Kurniawati

Pernahkah Anda melihat orang yang kerap menunjukkan benda yang ia miliki melalui media sosial? Sebetulnya, perilaku ini sedang menjadi fenomena di masyarakat. Sebagian orang menyebutkannya sebagai flexing. Lantas, tahukah Anda bahwa salah satu penyebab fenomena flexing berasal dari insecurity atau ketidakpercayaan diri? 

Dilansir dari detik.com, rasa insecure mendorong seseorang untuk memamerkan keunggulannya kepada orang lain. Selain itu, muncul rasa khawatir karena tidak diterima atau dianggap rendah dari orang lain jika tidak mengenakan barang bermerek. Apabila berlangsung dari waktu ke waktu, flexing juga dapat memberikan dampak buruk. Misalnya, dampak finansial akibat meningkatnya konsumerisme yang ditandai oleh pembelian dengan tujuan untuk meningkatkan status sosial, bukan karena kebutuhan. 

Agar terhindar dari dampak negatif perilaku insecurity, simak informasi berikut ini.

Baca Juga: 3 Kiat Mengajarkan Anak Pintar Mengelola Uang

 

Apa Itu Flexing?

Flexing merupakan kata gaul dari Bahasa Inggris. Lalu, apa arti kata flexing? Secara sederhana, flexing bermakna berperilaku bangga. Berdasarkan Kamus Cambridge, kata ini sering digunakan untuk menunjukkan bahwa Anda sangat bangga atau senang tentang sesuatu yang telah Anda lakukan atau sesuatu yang Anda miliki dan umumnya dilakukan dengan cara yang mengganggu orang lain. Bentuk flexing juga bermacam-macam, mulai dari pamer kekayaan, lingkungan sosial, capaian hidup, relationship, atau pakaian yang dikenakan.

Tahukah Anda kalau terdapat istilah ekonomi yang mirip dengan flexing. Istilah ekonomi ini menggambarkan perilaku membelanjakan uang untuk barang dan jasa mewah dengan tujuan untuk menunjukkan status atau kekuatan ekonomi. Istilah ini disebut juga sebagai conspicuous consumption atau konsumsi mencolok. Pertama kalinya, istilah ini muncul pada tahun 1899 oleh Thorstein Veblen dalam bukunya The Theory of the Leisure Class: An Economic Study in the Evolution of Institutions.

 

Apa Ciri-Ciri Flexing?

Agar dapat membedakan perilaku flexing atau bukan, Anda perlu mengetahui ciri-cirinya. Berikut adalah beberapa hal yang menandakan seseorang flexing.

  1. Memamerkan hal yang tidak perlu ditunjukan
  2. Memaksakan diri hingga di luar kemampuannya
  3. Memamerkan sesuatu yang belum tentu miliknya sendiri
  4. Apabila tidak memberitahu orang lain tentang kepemilikannya, senantiasa akan merasa terganggu 


Baca Juga: 3 Kiat Menabung dan Tetap Bisa Belanja 

 

4 Tips Agar Terhindar dari Flexing

Agar terhindar dari dampak buruk flexing, berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda terapkan.

 

1.    Mengubah Pola Pikir untuk Tidak Mencari Validitas Orang Lain 

Apabila Anda memiliki pola pikir yang berfokus pada perilaku pamer, cobalah untuk mencari tahu suatu hal yang dimiliki atau kekuatan diri Anda. Selain itu, hindari pemikiran bahwa Anda harus memenuhi ekspektasi atau keinginan orang lain dan membuat mereka senang. Sebetulnya, validasi dari orang lain tidak sepenuhnya bisa menggambarkan siapa diri Anda. Pada akhirnya, Anda akan lelah dan tidak mendapatkan hasil akibat berusaha memenuhi ekspektasi orang.

 

2.    Memposisikan Diri Anda sebagai Orang Lain

Membandingkan diri Anda dengan orang lain kerap menjadi penyebab flexing. Tidak mengkomparasikan diri Anda merupakan salah satu cara untuk mencegah seseorang agar tidak terjebak pada perilaku flexing. Selain itu, cobalah memahami pikiran atau tanggapan orang lain mengenai apa yang sudah Anda lakukan, apakah akan mengganggu atau tidak.

 

3.    Mengontrol Diri dan Berfokus pada Tujuan

Wujud mengontrol diri dapat berupa memikirkan terlebih dahulu dampak baik maupun buruk apabila Anda menunjukkan sesuatu. Selain itu, Anda perlu fokus kembali kepada tujuan Anda. Ketika Anda sedang berfokus pada tujuan, nikmatilah setiap proses untuk mencapai tujuan tersebut. Pada akhirnya, kerja keras Anda yang akan memberikan hasil.

 

4.    Melakukan Aktivitas Positif

Ketika Anda bekerja keras, tentu terdapat hasil yang dapat Anda nikmati. Oleh karena itu, lebih baik apabila Anda fokus untuk menikmati setiap momen dari hasil tersebut bersama diri sendiri, teman, pasangan, maupun keluarga.

Itulah informasi mengenai ciri dan cara mencegah tindakan flexing. Dapat disimpulkan bahwa flexing lebih banyak memiliki dampak negatif daripada positif. Dengan mencegah perilaku flexing, Anda dapat membentuk lingkungan yang positif. Akan tetapi, perlu diingat, mengapresiasi kesuksesan orang lain bersamaan dengan mengakui pencapaian Anda adalah penting. Mengapa? Dengan melakukannya, Anda dapat menciptakan komunitas yang lebih suportif dan kolaboratif. Oleh karena itu, mulailah terapkan tips ini untuk mencegah flexing.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai flexing atau masalah lainnya. Segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.9

13 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Mega Pratama

08 Desember 2023

Terima kasih atas tips praktis yang dapat saya terapkan sehari-hari. Artikel ini sungguh membantu!

Balas

. 0

Dewi Selviana

29 Maret 2023

Mantap

Balas

. 0

TA Herly Marwanto

28 Maret 2023

artikelnya bagus nih ..... saya baru tahu istilah flexing, meski sering ketemu orang-orang yang flexing

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Muthmainah Mufidah, M.Psi

Psikolog Klinis Dewasa

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS