Investasi merupakan salah satu wujud dalam mencapai tujuan keuangan kita. Seorang investor pada umumnya berinvestasi dengan tujuan keuangan melipatgandakan aset agar bisa mencapai kebebasan finansial lebih cepat. Bila seseorang bisa mencapai kebebasan finansial lebih cepat artinya seseorang tersebut tidak perlu menukar waktu untuk mendapatkan penghasilan dan bisa memilih kegiatan sesuai dengan passion yang disukai.
Kelebihan dan Kekurangan Market Timing dan Buy and Hold
Kembali kepada Investor dalam memilih strategi investasinya. Beberapa Investor lebih menyukai strategi Market Timing dan sebagian Buy and Hold. Bagaimana perbedaan dan apa kelebihan serta kekurangannya? Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan sesuai dengan profil risiko, tujuan investasi, dan pengetahuan investor.
A. Strategi Market Timing
Strategi ini bekerja dimana investor mencoba membeli aset investasi (saham, emas, reksadana dll) saat harganya sedang di titik terendah.
1. Kelebihan
Jika dilakukan dengan benar, market timing bisa menghasilkan keuntungan besar dalam waktu singkat, karena investor masuk dan keluar pasar pada waktu yang tepat. Investor harus mempunyai skill dan pengetahuan dalam membaca analisa teknikal dalam pergerakan harga suatu instrumen investasi.
Biasanya lebih cocok digunakan pada jenis instrumen investasi yang memiliki volatilitas atau pergerakan yang sangat cepat seperti saham, cryptocurrency, komoditas dan forex.
2. Kekurangan
Sulit untuk memperkirakan waktu yang tepat masuk atau keluar pasar. Kesalahan sedikit saja bisa menyebabkan kerugian besar atau kehilangan momentum keuntungan. Market timing biasanya membutuhkan pengalaman, pemahaman mendalam tentang pasar dan analisa secara teknikal untuk membaca grafik pergerakan harga, dan effort untuk memantau pergerakan pasar. Sering melakukan jual-beli meningkatkan biaya transaksi dan pajak, yang dapat mengurangi keuntungan bersih.
B. Strategi Buy and Hold
1. Kelebihan
Strategi ini lebih sederhana dan berfokus pada investasi jangka panjang. Ada beberapa investor yang membeli secara rutin dengan nominal yang sama setiap bulannya atau disebut dengan Dollar Cost Averaging. Ada juga investor yang membeli sekali kemudian tetap menyimpan investasi tersebut (hold). Analisa yang digunakan dalam strategi buy and hold adalah analisa fundamental, seperti membaca dan menganalisa laporan keuangan dari suatu perusahaan yang sahamnya akan kita beli.
Dengan buy and hold, investor mengandalkan pertumbuhan aset dalam jangka panjang dan mengabaikan fluktuasi pasar sementara. Strategi ini bisa membuat investor menjadi lebih tenang dalam berinvestasi serta lebih hemat biaya transaksi. Namun, investor perlu mempunyai conviction atau keyakinan dari analisa fundamental serta pengalaman dan wisdom terhadap objek investasi tersebut.
2. Kekurangan
Investor kemungkinan bisa kehilangan nilai aset atau nilai aset berkurang dalam jangka panjang jika fundamentalnya memburuk. Serta, investor harus siap menghadapi periode pasar yang kurang menguntungkan.
Contoh kasus simulasi:
![]()
Berikut adalah contoh studi kasus bila Investor melakukan investasi berdasarkan market timing pada instrumen investasi saham emiten BIRD (PT Blue Bird Tbk) dari rentang periode Januari 2023 hingga Oktober 2024.
Dengan total pembelian 100 lot dan skenario market timing dengan membeli di harga rendah dan dijual di titik tinggi setelahnya, maka investor bisa melakukan empat kali transaksi. Namun, studi kasus di atas belum menghitung kerugian yang mungkin saja terjadi.
Kemudian buy and hold bila jumlah memiliki imbal hasil lebih kecil karena hanya transaksi satu kali dan tidak diperjualbelikan. Namun, bila dibandingkan dengan satu transaksi market timing, misalnya ambil yang pertama (Rp5.000.000), strategi buy hold memiliki imbal hasil paling besar (Rp7.500.000).
Market Timing dan Buy and Hold, Mana yang Lebih Cocok?
Jadi, mana yang lebih cocok?
1. Pertimbangkan profil risiko masing-masing investor
Untuk investor yang agresif, mungkin akan lebih cocok untuk mengejar strategi market timing untuk mengejar keuntungan dengan besar, namun harus selalu siap dengan risiko yang besar juga. Sedangkan untuk investor yang konservatif dan moderat, biasanya akan melakukan investasi dengan strategi buy and hold. Hal ini dikarenakan strategi buy and hold lebih mudah dan stabil.
2. Pertimbangan tujuan keuangan
Strategi investasi market timing akan lebih cocok untuk tujuan keuangan jangka pendek, dimana proses jual dan beli hanya membutuhkan waktu yang relatif pendek bisa harian, mingguan dan bulanan. Kemudian untuk strategi buy and hold, lebih cocok untuk tujuan jangka panjang seperti dana kuliah anak dan dana pensiun. Namun harus dipastikan pilih aset dengan kualitas fundamental yang baik.
3. Pertimbangan pengetahuan investasi
Bagi investor pemula, lebih cocok untuk menggunakan strategi buy and hold. Sedangkan bagi investor yang sudah mempunyai pengalaman dan pemahaman terhadap kondisi pasar dan pengetahuan investasi yang mumpuni, maka bisa mencoba strategi market timing.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah atau informasi keuangan lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
Abdul Hadi
17 November 2025
Artikel ini mengulas dengan baik kelebihan dan risiko dari dua strategi: market timing, yang aktif tetapi sulit diprediksi, dan buy-and-hold, yang lebih tenang dan jangka panjang. Cocok sebagai bahan pertimbangan sebelum menentukan gaya investasi yang cocok untuk diri sendiri.
Balas
.0
Sukir
15 October 2025
dengan berbagai dunia jadi lebih terarah dan kehidupan semakin baik dan sejahtera
Balas
.0