Mengatur keuangan keluarga haruslah cermat, apalagi jika Anda sudah memiliki buah hati. Meski anak Anda masih kecil, jangan sampai lengah menyiapkan dana pendidikan sejak usia dini. Oleh karena itu sisihkan penghasilan Anda untuk menyiapkan dana pendidikan anak, mulai dari jenjang SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi.
Baca Juga: Tiga Tujuan Keuangan Utama Dalam Perencanaan Keuangan Keluarga
Tips Merencanakan Dana Pendidikan Anak Sejak Dini
Mempersiapkan dana pendidikan sangatlah penting karena tingginya biaya pendidikan di Indonesia dan adanya kenaikan tiap tahun akibat inflasi.
Baca Juga: Dana Pendidikan Anak Semakin Mahal? Orang Tua Ayo Berinvestasi Lebih Kuat
Berikut tips merencanakan dana pendidikan anak yang dapat Anda terapkan sejak sekarang:
1. Tentukan Tujuan Pendidikan Anak
Pertama-tama mulailah dengan menetapkan jenjang dan tujuan pendidikan anak, mulai dari TK hingga perguruan tinggi.
Tentukan pula apakah Anda memilih sekolah negeri, swasta, atau bahkan jika ingin kuliah di luar negeri.
Dengan menetapkan tujuan pendidikan ini, dapat membantu Anda memperkirakan seberapa besar biaya yang dibutuhkan dalam kurun waktu tertentu dan bagaimana cara mengumpulkan dananya.
2. Riset Biaya Pendidikan
Tahap berikutnya adalah melakukan riset untuk mengetahui biaya pendidikan di sekolah atau kampus yang diinginkan.
Hitunglah seluruh biaya yang akan dikeluarkan, mulai dari biaya pendaftaran, SPP, buku, seragam, kegiatan ekstrakurikuler, dan biaya lainnya.
Dengan melakukan riset, Anda akan membuat perencanaan dana pendidikan anak lebih akurat lagi.
3. Perhitungkan Inflasi
Biaya pendidikan di Indonesia biasanya naik setiap tahun. Bahkan besaran inflasinya dapat mencapai 10% per tahun.
Lalu gunakanlah asumsi inflasi ini untuk menghitung perkiraan biaya pendidikan anak di masa depan.
Contohnya, jika biaya masuk sekolah saat ini Rp10 juta, maka dalam tempo 5 tahun dengan asumsi inflasi 10% per tahun, biayanya akan menjadi Rp16 juta.
4. Buat Rencana Keuangan
Setelah menghitung estimasi biaya dengan asumsi inflasi, barulah menyusun rencana keuangan untuk biaya pendidikan anak.
Pisahkan tabungan atau investasi untuk dana pendidikan anak dari kebutuhan lainnya guna mencegah penggunaan uang yang tidak sesuai peruntukannya.
5. Mulai Menabung/Investasi
Semakin awal Anda menabung atau investasi maka semakin ringan beban keuangan untuk biaya pendidikan anak di masa depan.
Pakailah produk tabungan pendidikan atau investasi yang sesuai dengan tujuan pendidikan anak. Konsultasikan dengan ahli keuangan untuk memilih instrumen keuangan yang tepat.
6. Pilihan Tabungan/Investasi
Terdapat beberapa pilihan instrumen dalam mempersiapkan dana pendidikan anak, misalnya dengan menggunakan tabungan atau asuransi Tabungan pendidikan bisa memanfaatkan program yang disediakan oleh perbankan.
Biasanya instrumen ini lebih cocok untuk rencana pendidikan jangka pendek saja, antara 2-5 tahun. Ini karena biaya pendidikan di Indonesia rentan meningkat karena terkena inflasi.
Sementara itu, asuransi pendidikan memiliki unsur tabungan atau investasi yang dilakukan dalam jangka waktu lebih panjang, sehingga bisa memberikan tingkat pengembalian lebih tinggi.
Perhatikan juga risiko dalam berinvestasi. Jangan sampai target dana pendidikan yang ingin dicapai jadi meleset karena ada gejolak dalam investasi yang dipilih.
Oleh karena itu pilihlah investasi minim risiko, apalagi jika memiliki anggaran terbatas.
Contohnya, investasi dalam obligasi yang dikeluarkan pemerintah minim risiko dengan imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito perbankan.
Namun jika Anda ingin mendapatkan imbal hasil tinggi, meski hasilnya sulit diprediksi, membeli saham yang berkinerja baik dapat menjadi pilihan.
Anda harus memiliki strategi jangka panjang jika ingin investasi saham untuk biaya pendidikan anak.
Selain saham, instrumen investasi dalam bentuk reksadana juga dapat menjadi pilihan. Namun, baik saham maupun reksadana memiliki risiko yang tinggi karena nilainya bisa naik atau turun sesuai kondisi ekonomi.
7. Aset Properti
Anda juga bisa menyiapkan dana pendidikan anak dalam bentuk aset properti. Biasanya aset properti lebih stabil dan bisa naik dalam jangka panjang.
Namun masalahnya, aset properti tidak dapat dicairkan dalam waktu singkat atau setiap saat.
Selain bisa dijual, aset properti juga dapat disewakan. Uang hasil sewa dapat digunakan untuk biaya pendidikan anak.
Sebaiknya, investasi properti dilakukan untuk biaya pendidikan jangka panjang, semisal dipilih untuk kuliah ketika anak berusia 18 tahun.
8. Evaluasi Secara Berkala
Evaluasi kembali rencana keuangan dan tabungan pendidikan anak Anda secara berkala.
Sesuaikan dengan perubahan kondisi keuangan atau tujuan pendidikan anak guna memastikan agar Anda tetap mencapai target keuangan yang diinginkan.
Jika Anda butuh saran lebih lanjut, Anda bisa berkonsultasi di Tanya Ahli. Daftarkan diri Anda untuk akses gratis di Daya.id.
Sumber:
Berbagai sumber
Berikan Pendapat Anda