Memiliki hunian rumah di usia muda sering kali dianggap sebagai pencapaian besar dalam hidup. Di tengah tekanan sosial dan narasi umum bahwa “daripada ngontrak, mending nyicil rumah”, banyak anak muda tergoda untuk mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) secepat mungkin. Namun pertanyaannya, apakah KPR di usia muda benar-benar merupakan investasi, atau justru bisa menjadi beban keuangan jangka panjang?
Alasan Anak Muda KPR
Beberapa alasan kenapa banyak anak muda yang tergiur KPR:
- Dari faktor dorongan sosial, dimana kepemilikan rumah dianggap sebagai simbol stabilitas dan kesuksesan.
- Kepercayaan bahwa harga rumah terus naik, sehingga banyak anak muda yang berpikir kalau tidak beli sekarang, takut di kemudian hari harga rumah akan semakin tak terjangkau.
- Dari sisi narasi iklan-iklan investasi properti oleh Developer dan Bank, dimana narasi iklan yang menggiurkan seperti “DP 0%”, “Bebas biaya provisi”, “Bunga Ringan” membuat KPR menjadi terasa terjangkau.

KPR Sebagai Investasi?
Mengambil KPR bisa jadi langkah investasi jika memenuhi beberapa syarat berikut:
1. Nilai Properti Cenderung Naik Seiring Waktu
Properti di lokasi yang strategis, dengan akses infrastruktur yang baik, umumnya mengalami kenaikan harga dari tahun ke tahun. Jika Anda membeli rumah di area berkembang, ada potensi kenaikan harga rumah yang signifikan di masa depan. Sehingga penting sekali melihat lokasi dan potensi di sekitar lokasi rumah tersebut.
2. Rumah Bisa Disewakan (Menghasilkan Passive Income)
Jika rumah disewakan, uang hasil sewa tersebut bisa digunakan untuk membayar cicilan KPR. Hal Ini membuat rumah menjadi aset yang produktif, bukan sebagai aset pasif. Namun perlu diingat, rumah yang disewakan tetap memiliki biaya perawatan.
3. Terhindar dari Kenaikan Harga Properti
Dengan mengambil KPR saat usia muda, maka dapat menjaga harga rumah pada harga saat ini. Sementara itu, harga rumah cenderung naik setiap tahun. Kalau menunggu terlalu lama, kemungkinan harus membayar dua kali lipat untuk properti serupa di masa depan.
4. Diversifikasi Aset Jangka Panjang
Memiliki properti melalui KPR bisa menjadi bagian dari diversifikasi portofolio keuangan, selain memiliki tabungan atau investasi pasar modal
5. Bisa Jadi Modal di Masa Depan (Agunan)
Properti yang dimiliki melalui KPR nantinya bisa digunakan sebagai agunan untuk pembiayaan usaha atau kebutuhan strategis lainnya.
6. Perlindungan terhadap Inflasi
Harga properti seringkali naik lebih cepat dari inflasi, menjadikannya salah satu instrumen pelindung nilai kekayaan dibanding uang tunai.
KPR adalah Beban Keuangan
Di sisi lain, KPR dapat menjadi beban jika:
1. Mengorbankan Tujuan Finansial Lain
Demi membayar DP dan cicilan rumah, Anda jadi tidak bisa menabung untuk pensiun, pendidikan anak, atau tujuan keuangan penting lainnya. Bahkan harus menarik investasi atau berutang untuk menutup kebutuhan dasar. KPR seharusnya tidak membuat hidup terasa sempit.
2. Tekanan Psikologis Jangka Panjang
Memiliki hutang ratusan juta selama 15–20 tahun bisa memberikan tekanan mental tersendiri. Apalagi kalau pekerjaan tidak stabil, biaya hidup naik, atau ada kebutuhan keluarga mendadak.
3. Mengurangi Fleksibilitas Hidup
Saat terikat cicilan besar, keputusan seperti pindah kota, membuka usaha, atau mengambil resiko dalam karier jadi sulit dilakukan. Cicilan KPR menjadi pengikat, sehingga membuat keuangan tidak longgar dan semakin jauh mencapai kebebasan finansial karena terikat cicilan.
Pertimbangan Sebelum KPR
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan ambil KPR:
- Menabung untuk DP sambil tetap berinvestasi. Dari pada terburu-buru, lebih bijak menabung DP sambil menumbuhkan dana melalui instrumen investasi lain.
- Sewa dengan cerdas. Menyewa bukan berarti membuang uang. Jika pengeluaran sewa jauh lebih ringan dari cicilan KPR dan uangnya bisa diputar untuk investasi lain, ini bisa jadi strategi keuangan yang lebih baik.
- Evaluasi kebutuhan vs keinginan. Tanyakan pada diri sendiri, apakah butuh rumah karena kebutuhan nyata, atau hanya karena tekanan sosial?
- Punya penghasilan stabil dan tidak hanya bergantung pada satu sumber penghasilan saja, misalnya dengan bekerja formal kantoran namun masih memiliki pekerjaan sampingan sebagai freelancer.
- Sudah memiliki dana darurat dan proteksi dasar.
- Telah menghitung cicilan dan biaya tambahan rumah (PBB, perawatan, iuran) dengan realistis.
- Tahu bahwa ingin tinggal disana selama bertahun-tahun.
- Tetap bisa menabung dan investasi untuk tujuan keuangan lain
Memiliki rumah adalah impian yang sah, tapi mewujudkannya tidak harus buru-buru. Kadang kita lupa bahwa rumah pertama tidak harus dimiliki saat usia 25 atau 30. Rumah pertama bisa jadi rumah yang benar-benar kita butuhkan, saat kita sudah cukup bijak mengambil keputusan finansial.
Jangan sampai rumah yang seharusnya jadi tempat beristirahat, justru jadi sumber kekhawatiran karena kita terburu-buru ingin terlihat berhasil. Punya rumah di usia muda itu baik, tapi tidak punya rumah di usia muda bukan berarti gagal.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah atau informasi keuangan lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
muhammad haris
07 December 2025
Artikel ini membuka wawasan saya soal KPR di usia muda. Penjelasannya sederhana dan bikin saya lebih yakin menghitung kemampuan finansial sebelum ambil keputusan.
Balas
.0