Pantang Menyerah Raih Beasiswa Impian

Dirilis

15 Juli 2022

Penulis

Dini Fitriani Nugraha

Narasumber

Isna Aulia Fajarini

Pekerjaan

Nutrition Officer at UNICEF Indonesia

Anda dan buah hati sedang mencari beasiswa untuk bersekolah di kampus impian? Jika iya, kisah Isna Aulia Fajarini di bawah ini mungkin bisa menginspirasi Anda.

Baca Juga: 2 Tips Mencari Beasiswa

Alumni Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ini mendapat beasiswa saat menjalani pendidikan S2 di Johns Hopkins University, dengan peminatan food, nutrition, and health. Ia mendapat program beasiswa Fulbright, Johns Hopkins MPH Awards, Ernest Stebbins Scholarship, Carr Family Humanitarian Awards 2020.

Saat ini ia bekerja sebagai Nutrition Officer di UNICEF Indonesia.


 

Menunggu Dalam Ketidakpastian

Tapi, kisah Isna mendapat beasiswa tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Menurut Isna, untuk mendapatkan beasiswa, ia harus mau berusaha, sabar, dan memiliki mental yang kuat. Karena proses yang dilalui cukup menyita waktu, tenaga, serta biaya yang tidak sedikit.

Tiap hari ia hidup dalam ketidakpastian. Karena sejak awal mendaftar beasiswa, kemudian melakukan seleksi penerimaan, mendaftar sekolah, serta mendapatkan beasiswa tambahan, ia tidak tahu akan mendapatkan hasil yang seperti apa. Apakah sesuai dengan keinginan dan rencana yang telah dibuat atau merasakan penolakan dan kegagalan terlebih dahulu. 

Selain itu juga harus berdamai dengan diri sendiri dari pikiran negatif seperti “Apa aku bodoh banget ya? Apakah aku seburuk itu? Di saat orang-orang yang iseng coba malah dapat, sedangkan aku yang sudah berusaha semaksimal mungkin hanya mendapat penolakan,” serta hal lain yang membuat mental lelah dan merasa rendah diri. 

 

Pernah Ditolak Beasiswa LPDP

Isna sendiri baru mendapatkan beasiswa Fulbright setelah gagal pada seleksi penerimaan beasiswa  LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) yang berada di bawah pengawasan Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan beasiswa AAS (Australia Awards Scholarships). 

Alasan penolakan pun beragam, mulai dari salah memilih bidang ketika mengisi form pendaftaran, tidak berasal dari daerah prioritas, masih muda atau kurangnya pengalaman, dan topik atau bidang yang diambil bukan prioritas penyelenggara beasiswa. 

Meskipun begitu, Isna tidak menyerah dan tetap berjuang semaksimal mungkin untuk mendapatkan beasiswa di kampus impian dalam kurun waktu kurang dari setahun.

Selain memotivasi diri sendiri untuk selalu berjuang, Isna juga mendapatkan dukungan dari orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Bentuk dukungan yang didapatkan oleh Isna berupa dukungan emosional (menjadi tempat curhat, pemberi semangat, nasihat, dan dorongan/motivasi) serta dukungan finansial. 

 

Mental, Tujuan, dan Keuangan

Menurut Isna, ada beberapa hal yang harus dipikirkan dan disiapkan secara matang jika ingin mendapatkan beasiswa:
 

  • Mental yang kuat, karena kita tidak tahu akan memiliki hasil yang seperti apa. Meskipun sudah berusaha semaksimal mungkin, peluang gagal tetap ada. Jika memiliki mental yang tidak kuat, maka akan sulit untuk melanjutkan perjuangan atau mudah menyerah. Seperti sulit untuk mendaftar beasiswa kembali, bangkit dari kegagalan, trauma dengan penolakan, atau sudah setengah jalan kemudian berhenti. Selain itu, harus bersabar karena proses yang akan dilalui cukup panjang dan penuh dengan ketidakpastian. 
  • Wajib memiliki purpose atau tujuan hidup dan alasan yang jelas mengapa harus melanjutkan S2. Karena jika tujuan hanya untuk jalan-jalan atau bersenang-senang, maka akan terasa berat. Hal ini disebabkan oleh sulitnya beradaptasi, jauh dari keluarga, homesick, dan jika kembali ke Indonesia akan bingung ingin melanjutkan hidup seperti apa. Selain itu, purpose yang jelas juga dapat membantu dalam menulis essay atau menjawab pertanyaan saat tes wawancara agar lebih teratur dan terlihat benang merahnya. 
  • Finansial, uang menjadi salah satu komponen penting untuk melengkapi dokumen yang dibutuhkan oleh pihak beasiswa dan negara yang dituju, seperti untuk mengikuti tes TOEFL, tes IELTS, tes GRE (jika ingin ke Amerika), tes kesehatan (karena beberapa beasiswa mewajibkan tes diawal bahkan sebelum diterima), mendaftar kampus, dan tes lainnya yang membutuhkan biaya tidak sedikit.

Tips dan Trik Mendapat Beasiswa

Selain 3 hal tersebut, berikut beberapa tips dan trik yang dibagikan Isna agar peluang mendapatkan beasiswa lebih besar. 
 

  • Saat menulis essay atau motivation letter, tulislah dengan rapi dan teratur. Mulai dari apa yang terjadi di masa lalu (pengalaman yang kita lalui), sampai apa yang ingin kita lakukan ke depannya. Hal ini lebih mudah ditulis jika telah mendapatkan purpose yang jelas.
  • Untuk mendapatkan recommendation letter, jalin hubungan yang baik dengan pihak terkait, seperti dosen atau atasan. Mereka akan senang dan lebih menghargai apabila selalu diberikan update mengenai proses beasiswa (menjadi bagian dalam proses), dibandingkan hanya datang saat ada perlu saja (meminta surat rekomendasi lalu menghilang tanpa kabar).
  • Saat tes wawancara, lebih baik menjadi diri sendiri dan membuat pewawancara berkesan. Misalnya jika ada pendapat yang tidak sejalan, jelaskan secara baik berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman di lapangan seperti apa.
  • Dapatkan informasi seputar beasiswa dari sumber yang tepercaya, seperti melihat website resmi dengan saksama dan bertanya kepada senior atau orang sekitar yang pernah mendapatkan beasiswa tersebut (jika informasi yang dibutuhkan tidak tercantum di website resmi). Cari pengalaman dan informasi sebanyak mungkin. Jika diperlukan, gunakanlah mesin pencari beasiswa karena ada banyak informasi beasiswa yang dapat diberikan.


Adapun pesan yang ingin disampaikan Isna kepada para pejuang beasiswa adalah “Jalan orang untuk mendapatkan sesuatu berbeda, ada yang mudah mendapatkan beasiswa tapi sulit mendapat pekerjaan atau sebaliknya. Kita tidak tahu akan diarahkan ke mana dan bagaimana. Jadi, ya... siapkan mental, kalau sudah niat ya maju terus jangan gampang mundur/menyerah di tengah jalan dan jangan ragu.” ujarnya. 

Jika sudah menerima beasiswa, ucapkan terima kasih kepada pihak yang pernah membantu dan kembali ke negara sendiri untuk mengamalkan dan mempraktikkan ilmu yang diperoleh.

Semoga kisah Isna bisa menginspirasi Anda dan buah hati. Apabila memiliki pertanyaan lebih lanjut, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Penilaian :

4.5

6 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS