Awalnya, Syarifuddin atau yang akrab disapa Cak Udin ini hanya membantu saudaranya berjualan sate di Jakarta pada tahun 1996-2003. Setelah itu pria kelahiran 1976 ini mencoba membuka usaha sate miliknya sendiri pada tahun 2003-2006. Namun, persaingan yang sangat ketat di Jakarta membuatnya memutuskan pindah ke Kalimantan untuk mencoba peruntungan baru. Usaha yang dipilihnya adalah berjualan nasi goreng. Sayangnya, usahanya ini tidak berkembang dan tutup di tahun 2012.
Kecintaannya terhadap usaha sate saat di Jakarta, didukung oleh belum banyaknya pesaing di daerah Balikpapan, mendorong Cak Udin untuk kembali mencoba usaha tersebut dengan modal awal Rp12 juta. Modal tersebut ia gunakan untuk membeli bahan baku, peralatan dan menyewa tempat. Saat itu omzet yang diperoleh sebesar Rp6 juta per bulan dan hanya cukup untuk keperluan usaha saja.
Tawarkan Sop Madura
Pada tahun 2015, Cak Udin mendapat pinjaman tambahan modal dari bank. Pinjaman itu ia pergunakan untuk menyewa kios dan menambah modal usaha. Dengan memanfaatkan pinjaman tambahan modal ini, omzet usahanya meningkat hingga 60%. Selain sate, ia juga menawarkan menu sop Madura yang tidak kalah lezatnya. Dengan begitu, pelanggan yang datang bisa menikmati variasi menu selain sate.
Mengenai persaingan usaha, Cak Udin tidak khawatir. Meski sudah mulai banyak penjual sate di sekitar MT Haryono, ia yakin sate dan sop Madura buatannya punya cita rasa yang jauh lebih unggul. Kedepannya, Cak Udin ingin memiliki tempat usaha sendiri bahkan membuka banyak cabang di Balikpapan dan sekitarnya.