Dalam Usaha, Kompetitor itu Motivator

Dirilis

22 Oktober 2018

Penulis

Tim Penulis Daya Tumbuh Usaha

Pengusaha

Ahmad Witoro

Jenis Usaha

Pengusaha Batik

Lulus SMA lalu sukses menjadi pengrajin dan pengusaha batik merupakan hal yang tidak pernah terpikir sebelumnya oleh Ahmad Witoro. Pria kelahiran Pekalongan ini menganggap kesuksesannya datang bukan hanya hasil dari kerja keras, tetapi dari doa dan dukungan keluarga. Baginya, kompetitor adalah motivator agar usaha tumbuh dan berkembang lebih baik.

Lulus SMA Memutuskan Jadi Pengusaha 
Usaha batik Witoro berasal dari usaha kedua orang tuanya yang dibangun sekitar tahun 1991. Sejak SMA Witoro sudah ikut membantu kedua orang tua menjalani usaha tersebut. Tahun 1992, ia memutuskan untuk mengambil jalan sendiri dalam menjalankan usaha batik.  

Alasan utama ingin terjun dalam usaha batik karena di sekitar Pekalongan banyak sekali pengrajin dan pengusaha batik. Witoro tidak takut menghadapi pesaing yang ada. Menurutnya, pesaing justru menjadi motivasi untuk belajar menjadi lebih baik. Selain itu, Witoro ingin mengabadikan batik Pekalongan agar tidak punah, seperti yang terjadi di Cirebon saat ini. 

Merangkul Warga Sekitar
Dalam menjalankan usaha batik, Witoro menggunakan tenaga kerja sekitar lingkungan rumahnya di Wiradesa. Biasanya ibu-ibu atau remaja datang ke rumah, mengambil kain yang akan dibuat batik dan mengerjakannya di rumah masing-masing atau dikenal dengan istilah barbaran.
     
Witoro juga melibatkan warga untuk langsung bekerja di rumahnya. Dapat dikatakan bahwa Witoro tidak hanya berkeinginan meraup keuntungan untuk dirinya sendiri, tetapi secara tidak langsung ia telah membantu warga sekitar untuk bekerja dan memiliki penghasilan. 

Keunggulan “Qorry” Batik 
Batik yang dihasilkan oleh Witoro tentunya memiliki keunggulan dibandingkan dengan batik Pekalongan lainnya. Menurutnya kain batik yang ia produksi merupakan ukuran kain apa adanya. Lebar kain yang dibuat berukuran 2,70 meter, 2,25 meter, dan 2,10 meter apa adanya ukuran dari tukang kainnya, tidak ada yang dipotong untuk dikurangi seperti pengusaha kain pada umumnya.

Tidak hanya itu, Witoro juga membatasi produksi agar terlihat lebih eksklusif dibanding produk pengusaha lain, yaitu dengan cara tidak memproduksi pakaian tidur daster. Menurutnya hampir seluruh pengusaha batik memproduksi pakaian tidur, jadi ia memilih untuk tidak memproduksinya agar batiknya tetap terlihat eksklusif.  Usaha batik yang dijalankan Witoro terbilang lengkap, karena batik yang dijual tidak hanya batik cap tetapi terdapat batik kombinasi, batik tulis sutra, dan batik tulis full

Pasar yang sudah tersebar hampir di seluruh Indonesia juga merupakan keunggulan dari “Qorry Batik” milik Witoro, mereka tersebar  di Lhoksumawe, Aceh Besar, Medan, Padang, Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, dan Yogyakarta. Di Jakarta, Witoro memiliki 3 titik wilayah penjualan, yaitu 2 toko di Thamrin City dan 1 toko di ITC Cempaka Mas. 

Arti Sukses Bagi Witoro 
Menurutnya arti sukses adalah mensyukuri apapun yang dimiliki, bukan hanya harta tapi lebih kepada kehidupan yang ia jalani. Ia juga memiliki kunci menuju sukses yaitu komitmen kerja. “Jika kita bertanggung jawab, bersungguh-sungguh maka siapapun akan sukses,” ujarnya. Banyak rekanan sesama pengusaha dan pengrajin batik yang sudah menutup usahanya alias bangkrut.  Hal ini disebabkan karena terlalu mengingingkan pendapatan tertentu namun tidak ada komitmen dalam menjalankan usahanya tersebut. Selain telah merasa sukses, ia juga optimis bahwa tingkat kesejahteraan dirinya apabila dibandingkan dengan pengusaha dan pengrajin batik di sekitar Pekalongan sebesar 9,5 dari skala 1-10.


 

Penilaian :

4.5

2 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS