Kartika Puspasari, Raih Untung dengan Mengawetkan Bunga

Dirilis

05 November 2019

Penulis

Trubus.id

Pengusaha

Kartika Puspasari

Jenis Usaha

Magnolia Dried Flower

Tak jarang rangkaian bunga dimanfaatkan sebagai salah satu elemen untuk menimbulkan kesan indah dan romantis, seperti untuk hiasan rumah, acara ulang tahun, dan pernikahan. Untuk menjaganya tetap segar, tentu memerlukan treatment khusus. Nah, demi menjaga keindahannya, Kartika Puspasari memilih untuk mengawetkannya dengan teknik botanical, hingga bisa bertahan sampai puluhan tahun. Inilah cikal bakal bisnis bunga kering Magnolia Dried Flower yang menjadi peluang usaha dengan hasil menjanjikan.

BERAWAL DARI ACARA PERNIKAHAN

Menurut wanita yang akrab disapa Tika ini, ide awal merangkai bunga terjadi secara tidak sengaja. “Waktu itu saya menikah dan dapat hadiah bunga peony. Bentuknya sangat cantik waktu segar, jadi saya coba cari akal gimana caranya supaya bunga ini tetap terlihat segar. Kemudian saya temukan caranya pakai teknik botanical yang bisa bertahan sampai puluhan tahun,” jelasnya.

Dari situlah Tika mulai mengabadikan berbagai bunga. Bahkan lulusan public relation London School ini akhirnya memutuskan mendalami teknik botanical. Tidak tanggung-tanggung, ia sampai belajar ke Jepang, Belanda, hingga ke Amerika, untuk bisa mendapatkan keterampilan mengeringkan bunga dengan baik. Setelah merasa cukup menguasai, Tika memulai bisnis bunga kering miliknya sendiri di tahun 2013 yang diberi nama Magnolia Dried Flower. “Karena bunga magnolia adalah bunga yang paling sulit untuk dikeringkan,” terangnya sambil tertawa ketika menjelaskan alasan nama usahanya.

Menurutnya, produk bunga kering yang dihasilkan oleh Magnolia Dried Flower berbeda dari rangkaian bunga kering lainnya, karena rangkaian bunga kering miliknya berasal dari bunga asli yang mengalami teknik botanical rumit. Tika mengutamakan agar hasilnya tetap mempertahankan kecantikan asli layaknya bunga yang baru dipetik. Seperti bunga mawar, peony, hingga magnolia semuanya masih terlihat bentuk aslinya meskipun sudah diawetkan. Wah, pasti cantik ya!

Untuk mendukung usahanya, Tika berani berinvestasi alat pengeringan yang harganya mencapai Rp500 juta. Menurut Tika, alat tersebut sangat penting karena tiap produk bunga itu harus melalui proses pengerjaan khusus. Proses pengerjaannya diawali dari pemilihan jenis bunga, bentuk, dan warna. Baru dilanjutkan proses lengkap seperti pengeringan satu per satu sesuai dengan jenis bunga dan tingkat kelembabannya. Akhir dari proses ini adalah membuat tampilan bunga terlihat cantik seperti aslinya. “Jadi perlakuan dari setiap jenis bunga itu berbeda-beda untuk mendapatkan hasil yang terbaik,” ucapnya.

MEMILIKI KEUNIKAN

Magnolia Dried Flower yang dirintis sejak tahun 2013 memiliki keunikan sendiri sehingga makin berkembang. Tidak hanya mengawetkan, Tika juga memberikan sentuhan seni pada bunganya. Seperti bunga yang menjelma menjadi buket untuk pengantin maupun korsase. Selain bunga yang diawetkan, perempuan kelahiran Jakarta 6 Februari 1985 ini juga berkreasi dengan pernak-pernik seperti souvenir, undangan, foto hingga kartu ucapan. Kreativitas Tika juga hadir dalam berbagai bentuk dekorasi. Seperti bunga dalam tabung, bunga dengan bingkaian atau kartu spesial untuk ulang tahun hingga ucapan selamat ataupun undangan. Tak heran bunga kering hasil karyanya semakin dikenal luas bahkan selebriti seperti Tyas Mirasih, Fita Angraini, dan Ryana Dea, mengenakan buket dari Magnolia Dried Flower di hari bahagia mereka.

Guna menjaga kualitas produk Magnolia Dried Flower, Tika berani menjamin produknya itu awet karena disimpan dengan sirkulasi baik. “Kalau disimpan di ruangan dengan sirkulasi yang baik, tidak lembab dan tidak terkena cahaya matahari langsung, maka akan tahan lama. Dulu saya pernah membuatkan teman saya saat masih belajar, dan sampai 15 tahun bunganya masih awet tidak ada yang berubah,” ungkapnya.

Selain dikeringkan, rangkaian bunga juga dipajang dalam bingkai berukuran 40×50 cm hingga 100×100 cm, tergantung besar kecil hand bouquet. Tika mengakui pada awalnya tidak semua orang tertarik menggunakan bunganya saat momen pernikahan. Oleh karena itu, ia terus menjelaskan arti dan makna indahnya mengenang momen pernikahan lewat bingkai yang berisi pernak-pernik pernikahan.

“Saya merasa sayang kalau bunga-bunga ini setelah dipakai hanya dibuang. Kenapa tidak disimpan dan jadi kenangan. Apalagi bunga adalah simbol keindahan pernikahan. Dengan melihat bunga ini tiap pasangan bisa kembali mengenang momen kemeriahan sebuah pernikahan,” jelasnya.

Bisnis bunga kering milik Tika sebenarnya bukan yang pertama. Di Jepang, Korea, Amerika, dan Belanda bisnis sejenis sudah marak dan belakangan ini juga mulai merambah di Indonesia. Namun Tika mengakui bahwa ia terbilang yang pertama menggunakan mesin khusus untuk menghasilkan bunga kering.

MULAI DARI GARASI RUMAH

Berkat ketekunannya, usaha yang dimulai dari garasi rumahnya di Alam Sutera itu mulai memberikan hasil. Produk Magnolia Dried Flower semakin hari makin banyak yang menyukai. Setiap harinya Tika menerima pesanan minimal 5 produk mulai dari harga Rp100 ribu hingga Rp6,5 juta. Harga disesuaikan dengan besar bingkai yang diinginkan. Selain bunga pernikahan, ia juga menerima pemesanan untuk pengeringan bunga yang didapat saat valentine atau bunga berkabung.

Saat ini Tika melatih lima orang pekerja agar bisa membuat rangkaian bunga yang indah. Selain itu, Tika juga menggelar workshop untuk mempopulerkan kreasi rangkaian bunga kering ini. “Sekarang banyak pengantin wanita yang mendesain gaun pernikahannya sendiri atau bahkan memesan buket bunganya sendiri. Jadi, kami terinspirasi untuk mengeringkan buket bunga mereka agar bisa mereka kenang sampai kapan pun,” katanya.

JUALAN SECARA ONLINE DAN OFFLINE

Kini popularitas produk bunga kering ini mulai naik, terutama di kalangan para sosialita ibukota. Konsumen melihat sisi romantis dari kenangan dalam bentuk bunga kering yang abadi. Hasilnya, produk yang dipasarkan melalui media sosial seperti Instagram, Facebook dan toko online magnoliadriedflower.com pun semakin banyak peminatnya.

Melonjaknya permintaan produk bunga kering waktu itu membuat Tika kewalahan sehingga garasi rumahnya sudah tidak memungkinkan untuk menampung produk Magnolia Dried Flower. Makanya, ia membuka toko offline di kawasan Gading Serpong, Tangerang, sekaligus galeri agar orang bisa datang dan melihat langsung produk-produk kreasinya.

Di sisi lain, Tika juga berharap kreativitasnya ini menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat untuk menyimpan kenangan terbaik mereka. “Kami memberikan pilihan baru dalam mendokumentasikan kenangan dengan mengeringkan atau mengawetkan bunga dan menyimpannya di dalam bingkai tiga dimensi,” tutupnya.








 

Penilaian :

4.9

39 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS