Produksi Sesempatnya, Roti Gambang Kini Jadi Andalan

Dirilis

10 September 2018

Penulis

Tim Penulis Daya Tumbuh Usaha

Pengusaha

Cecep Solihin

Jenis Usaha

Roti Gambang Sa’arina

Tidak ada kesuksesan yang didapat secara instan. Demikian juga dengan Cecep Solihin, salah satu pelaku usaha makanan di Kota Bogor. Cikal bakal usahanya dimulai tahun 2000, dengan menjual roti manis. Sejak 2003, selain ia juga mulai memproduksi roti gambang, yang kemudian menjadi produk andalan.

Mantan Guru Olah Raga yang Pantang Menyerah
Cecep lahir tahun 1968. Ia merupakan lulusan SGO (Sekolah Guru Olah Raga), dan pernah menjadi guru olah raga pada tahun 1987 sampai 1990. Sebelum akhirnya menjadi pengusaha roti manis dan roti gambang, ia sempat bekerja menjadi pegawai SPBU. Ketertarikan Cecep memulai usaha adalah berkat pengetahuan dari ayah mertuanya, yang merupakan pegawai di toko roti Tan Ek Tjuan. 

Menggunakan modal sendiri, tahun 2000 Cecep memulai usaha roti manis, dan terus berkembang hingga memiliki 8 pabrik, tersebar di daerah Bogor dan sekitarnya. Produksi roti manis sempat mencapai 5.000 potong per hari. Jumlah produksi tersebut mengundang banyak orang untuk menjadi tenaga penjual (sales). 

Malang bagi Cecep, di tahun 2002 produksi roti manis mulai berkurang karena banyak salesman yang tidak mengembalikan hasil penjualan, bahkan perlengkapan membuat roti, seperti oven dan loyang, dijual secara sepihak oleh pegawai. Sehingga, dari 8 pabrik hanya tinggal menjadi 5 pabrik. Menyiasati penurunan tersebut, di tahun yang sama, Cecep dan keluarga mulai menambah variasi produknya yaitu roti gambang dengan merek dagang Sa’arina yang berarti "sesempatnya", karena pembuatan roti gambang memang dilakukan hanya jika sempat. 

Usaha roti gambang Cecep ternyata menunjukkan potensi yang sama besarnya dengan roti manis. Selama 2005 hingga 2010, Cecep mendistribusikan roti gambang sebanyak 3000 buah ke 600 toko. Namun, lagi-lagi ia harus menghadapi salesman nakal yang membuat usaha ini juga sempat mengalami penurunan. Belajar dari pengalaman itulah, Cecep kini lebih selektif memilih tenaga kerja.

Variasi Roti Manis dan Roti Gambang
Cecep biasanya membeli bahan baku yang diperlukan untuk produksi roti gambang di pasar setiap seminggu sekali. Sedangkan untuk alat membuat roti, seperti oven, loyang dan meja panjang untuk memotong adonan, sudah dimiliki sendiri. Saat ini Cecep memiliki 8 orang pekerja di pabrik rotinya. Dalam sehari, rata-rata Cecep bisa membuat 400 roti gambang yang dihasilkan dari 1 adonan. Untuk produksi roti manis, rata-rata Cecep menggunakan 1 hingga 2 adonan per harinya yang juga menghasilkan 400 buah roti manis setiap adonan. Proses produksi 1 adonan roti gambang adalah selama 3 jam sedangkan untuk roti manis selama 4 jam.

Saat ini, produk roti gambang Cecep sudah memiliki tiga varian rasa yaitu rasa original, keju, dan durian. Selama ini roti gambang keju menjadi favorit pembeli jika dibandingkan rasa lainnya. Untuk kemasan, Cecep menggunakan dua tipe yaitu kemasan plastik dan toples. Satu toples berisi sekitar 15 roti gambang, sedangkan untuk kemasan plastik berisi sekitar 8 buah roti gambang. Setiap harinya, Cecep juga masih memproduksi roti manis dengan 20 varian rasa, diantaranya cokelat, keju cokelat dan selai blueberry

Pemasaran Produk Melalui Offline dan Online
Cecep menyalurkan produknya secara offline melalui salesman yang bertugas mengantarkan roti gambang ke toko-toko. Saat ini sudah ada 20 toko yang menjual roti gambang miliknya. Kerja sama Cecep dengan toko-toko tersebut menggunakan sistem konsinyasi. Setiap seminggu sekali roti gambang tersebut ditukar dengan yang baru. Jika ada yang tidak habis terjual, roti gambang tersebut dapat di kemas ulang menjadi kemasan plastik kecil dan dijual kembali di warung milik Cecep. Untuk roti manis dijual langsung ke konsumen melalui salesman

Dalam hal pemasaran offline, tantangan yang Cecep hadapi yaitu produk roti gambangnya masih sulit untuk masuk ke swalayan besar di kota Bogor. Oleh karena itu, ia terus mencoba meningkatkan produksi dan promosi ke tempat lain agar orang bisa tertarik.

Cecep juga sudah memiliki akun di Tokopedia, Bukalapak, Elevenia, dan OLX sebagai media online yang digunakan untuk promosi. Omzet yang didapat Cecep per harinya rata-rata sekitar Rp625.000 untuk roti gambang Dan Rp400.000 untuk roti manis. 

Merasa Masih Belum Optimal
Keberhasilannya membangun kembali usaha yang sempat jatuh membuat Cecep dipercaya sebagai narasumber pelatihan pembuatan roti sekaligus menjadi motivator bisnis yang dilakukan oleh Disperindag. Meski demikian, Cecep merasa usahanya saat ini masih belum optimal. Menurutnya, usaha yang berhasil itu, pemilik tinggal menerima hasil, sistem sudah berjalan sedangkan usaha yang ia jalani masih sangat tergantung dirinya, terutama terkait pembuatan adonan roti gambang. 

Dalam menjalani usaha, selain mengikuti pelatihan wirausaha, Cecep mendapat bantuan pendampingan dan pelatihan dari kelurahan setempat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bogor.  Pendampingan dimulai dari Kelurahan setempat terkait usulan masalah perizinan usaha, sertifikasi halal MUI, pendaftaran ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor (Disperindag) serta ke Dinas Kesehatan Kota Bogor, sehingga pada akhirnya produk roti gambang Cecep memiliki sertifikat halal MUI, dan mendapat rekomendasi masa kadaluarsa. 

Ke depannya, Cecep ingin memiliki outlet atau toko sendiri, sehingga dapat memasarkan produknya serta produk UMKM lain dengan lebih mudah. Untuk mencapai cita-cita tersebut, dia sudah menabung sedikit demi sedikit dari sebagian keuntungan usahanya. 


 

Penilaian :

4.8

4 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS