Sukses Bisnis Franchise Jasa Perawatan Mobil, Berawal dari Rasa Kecewa

Dirilis

03 Juni 2020

Penulis

Majalah Franchise Indonesia, Mitra Strategis Program Daya Sejak 2014

Pengusaha

Samuel Frans

Jenis Usaha

Perawatan Mobil King Shield

Sebagai konsumen yang rutin melakukan servis dan perawatan mobil, Samuel Frans seringkali kecewa terhadap jasa salon mobil yang ia gunakan. Mulai dari cara perawatan yang kurang rapi, sehingga bodi mobil malah jadi lecet, atau hasil cuci mobil yang tidak maksimal, sehinga hasil cuciannya tidak semengkilap seperti yang diharapkan.

“Pelayanannya juga seadanya, pengerjaan terburu-buru. Mungkin karena mengejar omzet. Jadi hasilnya tidak terlihat bagus, biasa saja,” kenangnya.

Konsumen yang kecewa ini lantas membangun bisnis franchise perawatan mobil. Siapa sangka, ia sukses menjadi pemilik bisnis dengan omzet mencapai Rp750 juta per bulan.

Kekecewaan menjadi Pemicu Memulai Bisnis

Kebetulan pria yang akrab disapa Samuel ini memang memiliki passion di bidang otomotif, khususnya perawatan kendaraan. Makanya, kekecewaan Samuel terhadap salon mobil dan carwash, justru menginspirasinya untuk membuka usaha salon mobil dengan pelayanan terbaik, agar konsumennya merasa puas.

“Saya terpikir untuk memulai bisnis salon mobil yang lebih baik, lebih profesional, dan tentunya mengutamakan kepuasan pelanggan. Saya memposisikan diri saya sebagai pelanggan, apa hasil yang saya inginkan untuk mobil saya ketika masuk ke salon mobil, pelayanan seperti apa yang saya harapkan,” jelasnya.

Samuel tentu tidak gegabah, memulai bisnis tanpa pengetahuan yang memadai. Karena itu, ia belajar dari ahli di bidang perawatan kendaraan, dari berbagai negara, untuk benar-benar memahami bisnis yang akan ia bangun.

"Saya belajar private secara intensif dengan beberapa ahli di bidang perawatan kendaraan. Sampai sekarang pun masih terus menjalin hubungan dengan para detailer expert di berbagai negara, untuk berbagi teknologi dan informasi terbaru dalam dunia autodetailing," terangnya.

Setelah merasa bekal pengetahuannya cukup, pria lulusan S2 ini mulai bisnis salon mobil dengan merek King Shield pada tahun 2012, dengan modal Rp300 juta.

 “Saya melihat prospek bisnis otomotif akan selalu ada sampai kapanpun, apalagi data penjualan mobil di Indonesia selalu meningkat setiap tahun. Karena orang pasti akan menggunakan kendaraan untuk mencapai suatu lokasi,” bebernya.

Melihat fakta tersebut, Samuel optimis bisnis salon mobilnya mampu balik modal dalam waktu satu tahun. Ia melakukan simulasi dan perhitungan yang matang untuk mengetahui secara pasti biaya yang akan dikeluarkan. Benar saja, di tahun pertamanya, King Shield sudah BEP (Break Even Point).

Faktor SDM menjadi Tantangan Utama

Terkait bahan baku, Samuel mengaku tidak ada ada kendala berarti. Untuk peralatan mesin poles dan perlengkapannya ia memang menggunakan merek luar negeri, namun masih relatif mudah ditemukan di Jakarta.

“Tapi kalau untuk obat chemicalnya kami pesan dan impor sendiri. Terutama sekali chemical Ultimate Nano Ceramicnya. Pesanan yang dibuat khusus untuk King Shield,” jelasnya.

Kendala cukup menantang yang Samuel hadapi justru di sisi Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu dalam hal implementasi pengetahuan atau transfer keterampilan kepada karyawannya yang memang butuh waktu, agar mereka bisa bekerja sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure). “Di samping itu, turnover SDM juga cukup tinggi. Kami harus berusaha bagaimana menyederhanakan kurikulum pelatihan agar lebih mudah terserap ilmunya dan menjaga turnover tetap rendah,” ungkapnya.

Meski demikian, kendala tersebut tidak membuat Samuel berniat pindah jalur usaha. Malah, menambah semangat dirinya untuk melebarkan sayap menjadi one stop shopping. “Selain coating dan autodetailing, pelanggan juga dapat mengaplikasikan antikarat, memasang kaca film dan karpet mobil,” tandasnya.

Faktor Pendukung: Data Pembeli Mobil yang Selalu Bertambah dan Penggunaan POS untuk Sistem Administrasi

Diakui Samuel, salah satu faktor pendukung kesuksesan bisnisnya adalah prospek pelanggan yang selalu konstan bertambah setiap tahun. Orang juga selalu membeli mobil, minimal 5 tahun sekali akan ganti mobil dengan yang baru. Selain itu, sistem administrasi sudah menggunakan Point of Sales (POS) online yang dapat dilacak kapan saja dibutuhkan.

“Saat ini, penjualan dan pemasaran kami lakukan secara offline ataupun online. Sistem produksi sudah ditangani oleh pihak ketiga yang memang expert dibidangnya. Untuk penyimpanan, kami memiliki gudang sendiri,” ujar Samuel.

Bagi Samuel, King Shiled rupanya bukan bisnis pertama. Sebelumnya, Samuel sudah banyak mencoba membuka bidang usaha lain. Ada yang sukses, ada juga yang gagal.

“Buat saya gagal itu biasa. Tidak apa-apa, yang penting terus berusaha dan melakukan yang terbaik. Dari kegagalan itu kita bisa belajar dan mendapatkan pengalaman untuk melakukan yang lebih baik lagi, lebih efektif lagi, lebih smart lagi,” katanya.

Berinovasi agar Tidak Nampak Biasa

Awalnya King Shield tidak berbeda dengan salon mobil yang lain. Namun, pada tahun 2015, bisnis ini melakukan inovasi dengan mulai menggunakan nano coating, merupakan teknologi perawatan mobil mutakhir waktu itu. Dan ini menjadi faktor pembeda King Shield sebagai One Stop Shopping.

“Dulu belum terkenal. Kami baru mulai melakukan nano coating di tahun 2015. Saat itu nano coating sudah dicari banyak orang,” ungkap pria yang hobi membaca buku-buku motivasi dan pengembangan diri, juga desain ini.

Kemudian dalam perkembangannya, King Shield kembali berinovasi dengan mengeluarkan produk unggulan Ultimate Nano Ceramic, yang memiliki teknologi terbaru serta formula unik dan canggih, yaitu dengan Hybrid 3D-Matrix, untuk memastikan mobil mendapatkan perlindungan terbaik.

Menurut Samuel, sejauh ini produk unggulan dari salon mobil miliknya adalah antikarat. Produk antikarat ini diakuinya sangat istimewa dan cepat kering. Berbeda dengan antikarat merek lain yang menggunakan campuran bitumen (aspal), sehingga perlu waktu berhari-hari untuk kering, serta memiliki bau yang menyengat. Kini, King Shield dikenal sebagai salon mobil berkualitas tinggi dengan produk dan SOP dari Jerman.

Senyum Lebar Pelanggan Sangat Berharga

Dalam merintis bisnis salon mobil, tentu banyak suka dukanya. Bagi Samuel, suka cita jauh lebih banyak dibanding dukanya. Terutama ketika ia bisa memuaskan pelanggan dengan hasil kerjanya.

“Pelanggan memberikan senyum lebar dan jempol saat difoto, ketika mengambil mobil yang telah kami coating. Bahkan seringkali pelanggan memberikan testimoni video kepuasan mereka. It’s priceless.” tuturnya.

Saat ini cabang King Shield yang Samuel kelola sendiri. Berlokasi di BSD Serpong, Harapan Indah Bekasi, dan Cakung. Omzet bisnisnya di kisaran 450-750 juta per bulan, dengan konsumen yang datang antara 80-120 mobil, dan harga produk berkisar antara Rp3 juta – Rp45 juta.

Targetnya, Samuel ingin menjadikan King Shield menjadi waralaba jasa perawatan mobil yang Go International. “Hidup pasti ada up and down, just enjoy the ride. Yang penting terus berusaha dan meningkatkan skill. Never ending learning and improvement,” tutupnya.

Penilaian :

4.6

8 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS