Dengan modal Rp20 juta, usaha toko kelontong yang ia beri nama “Eva” resmi berdiri. Dalam memulai usaha barunya tersebut, Karsayuda banyak belajar dari sang kakak yang sudah lebih dahulu menjalani usaha serupa. Menurut sang kakak, toko kelontong memiliki prospek yang cerah mengingat di sekitar lingkungan mereka belum banyak toko kelontong yang berdiri.
Dalam menjalani usaha, Karsayuda tidak hanya ingin menghasilkan keuntungan, namun juga mempermudah masyarakat sekitar untuk mendapatkan barang kebutuhan sehari-hari. Karena itu ia selalu berusaha melengkapi barang dagangannya dan juga disiplin dalam membuka toko yaitu dari pukul 06.00 hingga pukul 22.00. Selain itu, ia juga berusaha melayani pelanggan dengan ramah agar mereka senang untuk berbelanja lagi.
Hal yang paling penting ialah mengikuti perkembangan harga barang karena ia ingin harga barang di tokonya lebih murah dibandingkan toko kelontong lain. Meskipun hal ini membuat keuntungannya tipis, ia yakin, dengan yang harga lebih murah, makin banyak pelanggan yang akan berdatangan.
Pinjam Bank
Pada tahun 2015, atas saran temannya, putra pasangan Bapak Abdul Karim dan Ibu Idawat ini mengajukan pinjaman tambahan modal di bank sebesar Rp150 juta. Uang pinjaman tersebut ia gunakan untuk memperluas tempat usaha dan menambah stok barang dagangan. Hal ini berpengaruh terhadap perkembangan usahanya. Omzetnya kini mencapai Rp10 juta per hari.
Di tengah kesibukannya, Karsayuda masih menyempatkan diri untuk menghadiri pelatihan wirausaha. Tak hanya mendapat wawasan terkait pengembangan usaha, dengan menghadiri pelatihan tersebut, Karsayuda juga berkesempatan berkenalan dengan pengusaha lain untuk berbagi tips sukses atau sekedar bertukar ide dan gagasan yang berkaitan dengan usahanya.
Saat ini Karsayuda adalah pemilik toko kelontong terbesar dan terlengkap di wilayahnya. Ia sangat mensyukuri segala hal yang telah didapat.