07 Maret 2023
Maksimalkan Peluang, Sukses Bangun Percetakan Terbesar di Malang
Dirilis
07 Maret 2023
Penulis
Aliah Abdullah
Pengusaha
Rachmad Santoso
Jenis Usaha
CEO JADE Printing & Advertising
Rachmad dibesarkan dari keluarga sederhana. Saat masih duduk di bangku kelas tiga SMA, ia bercita-cita untuk mencukupi kebutuhan ekonomi, dan menyelesaikan sekolah dengan bekerja sebagai sales kalender paruh waktu di sebuah toko kertas di kota Malang.
Sampai satu kali, permintaan konsumen di tempat ia bekerja berada dalam kondisi tinggi, membuat percetakan tersebut kewalahan dan mengharuskan Rachmad ikut menangani sablon. Rachmad memanfaatkan situasi ini sebagai kesempatan untuk belajar mengenal dunia percetakan, sambil membangun relasi. Dan bisa dibilang, itu adalah titik awal ia menekuni dunia percetakan.
Awal Mula Membangun Usaha
Kala itu dunia percetakan termasuk bisnis yang cukup laris, dan ia melihat ini sebuah peluang bisnis yang besar untuk membuka percetakannya sendiri. Dengan modal uang yang ia peroleh sebagai sales kalender paruh waktu, Rachmad memberanikan diri untuk memulai usaha percetakannya sendiri di tahun 1989, dengan nama Jade Printing lalu berkembang menjadi Jade Indopratama.
Nama Jade diambil dari nama sebuah batu alam yang dengan kilau warna hijaunya menggambarkan kesuburan, mempunyai banyak arti bagi banyak orang melalui tempaan alam yang begitu keras dan kuat. Nama ini menggambarkan bagaimana asal mula Rachmad membangun usahanya, dari yang dulunya memiliki 2-3 karyawan hingga berkembang memiliki karyawan lebih dari 150 orang.
Investasi awal Rachmad membangun usaha adalah adanya sebuah semangat dan keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Awalnya ia memperoleh income Rp1 juta, dimana uang ini habis untuk keperluan sehari-hari. Seiring dengan keinginan untuk menekuni usaha, ia meningkatkan kemampuan usaha dari yang hasilnya sederhana hingga yang hasilnya mencapai Rp10 juta, Rp50 juta, Rp100 juta atau bahkan lebih. Semua keuntungan dari usaha digunakan untuk biaya produksi.
Open-minded adalah Modal Utama
Setiap tantangan yang Rachmad lalui, ia hadapi dengan mencari ilmunya agar bisa memenuhi kebutuhan customer. Ia menikmati setiap proses untuk menyelesaikan sebuah karya dengan melihat bahwa setiap kebutuhan customer adalah motivasi untuk semangat belajar dan berkembang.
Rachmad belajar hal baru secara otodidak melalui dunia maya atau dengan mengikuti seminar, forum-forum kelompok kecil, pameran mesin produksi, dan workshop desain untuk benchmark mendapatkan ide-ide baru. Ia berpendapat bahwa untuk berkembang kita perlu membuka pikiran terhadap segala informasi yang ada di sekeliling kita.
Untuk mendapatkan inspirasi, ia juga rajin hadir di pameran yang tidak ada hubungannya dengan usaha yang dijalankannya. Salah satunya datang di pameran franchise untuk mendapatkan ide kreasi bentuk kemasan makanan yang unik.
Setiap setelah mendapatkan ilmu baru, ia akan diskusi ke timnya untuk membahas peluang menciptakan inovasi baru dengan melihat potensi pasar dan positioning usaha. Ia membentuk tim digital printing menyesuaikan tren saat ini. Bersama tim ini ia menganalisis tren inovasi digital printing dan prediksi ke depannya, mesin yang digunakan seperti apa, dan lain sebagainya.
Maraknya inovasi produk di dunia digital printing, membuat Rachmad beralih fokus usaha percetakannya dari commercial printing dan publisher menjadi ke arah produksi kemasan.
Kendala yang dihadapi dalam membuat kemasan adalah mendapatkan pemasok kertas dengan kualitas terbaik. Sampai saat ini Rachmad masih berupaya mencari pemasok bahan baku kemasan dengan kualitas terbaik agar produk kemasannya unggul di pasaran. Selama ini pemenuhan bahan baku diperoleh dari pemasok lokal di kota Malang. Namun sejak pesanan kemasan membludak, ia harus mencari pemasok melalui marketplace dengan kualitas yang bagus dan harganya terjangkau.
Manuver Bisnis
Menurut Rachmad, tantangan terbesar yang paling sulit dihadapi ketika menjalankan usaha adalah melawan rasa takut dalam diri sendiri. Beberapa kali mengalami resesi ekonomi, membawanya kepada sikap untuk tenang dan matang dalam membaca peluang dengan adanya krisis ekonomi. Hasilnya, ia melakukan manuver usaha dari yang awalnya menangani percetakan, berkembang menangani papan reklame/billboard (Lintang Khatulistiwa), kartu nama dan hiasan dari aklirik (Jingga Digital Creative) hingga menekuni event-event musik bergengsi salah satunya Malang Jazz Festival (J-Entertainment).
“Dulu, digital printing kami adalah trendsetter di Malang. Belakangan sudah ada kompetitor yang mencontoh kami, mulai dari alat hingga cara produksi kami,” katanya. Ia merasa, produknya memiliki khas dan tidak bisa ditiru karena ia mengutamakan layanan dan harga yang kompetitif. Bila tidak menjadi yang terbaik, maka ia akan menjadi pionir.
“Untuk papan reklame, kami menjadi yang mayoritas dengan menguasai lebih dari 150-160 titik di kota Malang. Banyak langkah yang dilakukan untuk mengubah usaha papan reklame dari pionir menjadi mayoritas, misalnya penempatan papan reklame yang strategis, dan lain sebagainya," demikian ia menambahkan.
Mengelola SDM
Sebagai sosok yang menghargai tim secara personally, Rachmad menjadikan tim kerjanya sebagai salah satu support system dalam menjalankan usahanya. Ia menerapkan kebijakan humanis di perusahaannya dengan menjalin hubungan baik ke seluruh karyawannya. Baginya dengan membangun tim yang bagus dan karyawan yang sehat secara mental akan membuahkan kualitas produksi yang bagus. Sentuhan personal, membuat karyawannya betah bekerja dalam kurun waktu cukup lama bahkan hingga 20 tahun. Di samping itu, Rachmad juga memperhatikan kebutuhan ekonomi karyawannya dengan menggajinya sesuai dengan kualitas mereka.
Ia juga memberikan target pekerjaan yang terukur dan terkontrol dengan menyediakan mesin yang mumpuni untuk menunjang karyawan mencapai tagetnya. Ia bahkan bersedia mendatangkan teknisinya untuk membantu memahami mesin baru. Di samping itu, ia juga mendatangkan koleganya untk berdiskusi membahas produk atau inovasi baru atau melakukan training singkat terkait mesin produksi dan product knowledge yang kedepannya ingin diberikan ke tim Sales Force secara periodik.
Rekrutmen karyawan diperoleh melalui rekan bisnis yang memiliki keilmuan sesuai dengan yang dibutuhkan atau siswa SMK yang berhasil menyelesaikan tantangan yang diberikan.
Melalui metode sharing ilmu dan diskusi, ia membentuk tim andalan yang menjadi kepercayaannya terdiri dari Direktur Operasional dan General Manajer-nya untuk menterjemahkan kebutuhan customer, mampu menjaga ritme kerjasama tim dan membuat SOP, serta pilot penerapan SOP agar dapat menciptakan inovasi baru.
Rencana ke Depan
Pandemi membuatnya mengambil hikmah untuk melakukan efisiensi dengan memangkas karyawan hingga 30%, membuka peluang usaha baru, menumbuhkan semangat menciptakan inovasi dan memanfaatkan digital untuk promosi produk serta mengikuti pelatihan secara online.
“Omset kami drop hingga 35-40% di tahun pertama pandemi dan di tahun kedua mulai ada peningkatan walau tidak banyak, namun di tahun ketiga kami memanfaatkan kesempatan alih usaha dari commercial printing ke kemasan yang ternyata cukup ampuh untuk mengejar ketinggalan kami hingga mendekati omset seperti sebelum pandemi,” imbuh Rachmad.
Walaupun pandemi sudah berlalu, ia melihat tetap ada potensi untuk menciptakan sesuatu yang baru. Ia berharap usahanya ini dapat diteruskan oleh anaknya agar dapat berkembang menjadi perusahaan yang jauh lebih besar, menjangkau skala nasional bahkan dunia. Oleh karena itu, saat ini ia sedang mempersiapkan agar usahanya ini dapat bertahan hingga 20-30 tahun lagi dengan manajemen yang lebih profesional.
Dalam mengelola bisnisnya, sarjana teknik elektro Universitas Brawijaya ini mengutamakan pikiran yang terbuka, kreatifitas menjalankan usaha, menikmati proses, memanfaatkan situasi, serta dukungan keluarga dan tim. Anda ingin mengikuti jejaknya? Konsultasikan dengan pakar usaha di daya.id untuk mendapatkan ide kreasi usaha Anda.
Ayo segera daftarkan diri Anda dan temukan kisah inspiratif lainnya di website www.daya.id.