Pelaku UKM ini Sukses Jual Kue Tradisional di Mal

Dirilis

15 April 2019

Penulis

Majalah Franchise Indonesia

Pengusaha

Atet Go

Jenis Usaha

Pemilik Mochi Mochi

Atet Go sadar, kue moci sudah sangat familiar dan disukai berbagai kalangan masyarakat. Tapi waktu itu kue ini cenderung dijual secara asongan atau di toko pinggir jalan. Ia lantas menjualnya ke mal. Alhasil, Atet menjadi salah satu pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang pernah menghasilkan Rp2 juta dalam sehari.

Kue moci adalah makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan. Meski berasal dari luar negeri, moci bukanlah hal baru di Indonesia. Misalnya di masyarakat Sukabumi, Jawa Barat. Mereka sudah sangat mengenal moci sebagai kue tradisional yang berbentuk bulat sebesar telur puyuh dan dikemas dalam keranjang bambu. Tak heran, ketika Atet memulai bisnis kuliner yang mengusung jenis jajanan tersebut dengan merek Mochi Mochi, ia langsung menuai respon positif di pasar Indonesia. Atet mengangkatnya sebagai bisnis di mal.

Ternyata tantangan promosinya tidak seberat jika ia harus memperkenalkan produk baru, yang belum tentu pas di lidah banyak orang. “Ini bukan sesuatu yang asing di Indonesia, sehingga saat kita buka outlet pertama kali di Super Mall Karawaci tahun 2006, penjualannya langsung meledak. Saat itu kita targetkan penjualan Rp300 ribu, tetapi diluar dugaan bisa dapat Rp2 juta dalam sehari,” kenang Atet.

Produk moci  buatan Atet dikenal kaya akan varian rasa. Hal itu dikarenakan,  ia terus berinovasi menciptakan rasa baru moci selain kacang tanah, yaitu green tea, pandan, cokelat, dodol duren, oreo dan sebagainya. Tidak heran semakin banyak yang tertarik mencicip kue tradisional yang sekarang merambah pusat perbelanjaan modern itu.

Sempat Tidak Didukung Bahkan Pernah Kecolongan
Sebelum beralih ke bisnis moci, Atet sempat membuka toko bangunan. Namun tidak berkembang dan akhirnya gagal. Tidak ingin berhenti berusaha, berbekal ilmu yang pernah dipelajari ketika sekolah dan bekerja di Taiwan, Atet kemudian mencoba beralih ke bisnis kuliner dengan moci sebagai produk utamanya.  

Namun, keluarga besarnya tidak mendukung karena khawatir ia akan gagal lagi. Meski demikian, seiring respon pasar yang baik Atet membuktikan peluang bisnis yang ia jalani kali ini lebih menjanjikan, sehingga keluarga pun mulai memberikan dukungan penuh.

Dalam perjalanan, Atet bahkan pernah kecolongan. Bisnisnya diambil alih oleh orang kepercayaannya sendiri. Kala itu, rekeningnya kosong dan seluruh karyawannya ditarik oleh rekannya itu, untuk membuat bisnis baru. Tetapi rekannya itu tidak mampu berkompetisi dan perlahan-lahan bisnisnya jatuh. Kondisi itu hanya berlangsung satu bulan, dan Atet sudah berhasil membangun kembali bisnisnya. Tetapi ia memetik pelajaran berharga, dalam mengelola SDM harus lebih berhati-hati dan selalu disiplin mengontrol pekerjaan yang dilakukan.

Kini, Atet bersama 300 karyawannya sukses menaik-kelaskan moci dari asongan ke pusat perbelanjaan modern dengan total 80-an outlet di Jakarta dan sekitarnya. Bahkan meraup omzet mulai dari Rp10 juta sampai Rp40 juta sebulan. Menurutnya, sukses yang berhasil ia raih sampai saat ini adalah berkat inovasi produk terus menerus. Selain itu ia juga selalu belajar bagaimana menciptakan produk-produk terbaik yang sesuai keinginan customer, dan membuat karyawan merasa nyaman bekerja di Mochi Mochi. Sukses selalu yah, Atet!
 

Penilaian :

4.3

6 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS