Ahmad Askun awalnya berprofesi sebagai supir angkot jurusan Citeureup - Pasar Anyar, Bogor. Pria yang akrab disapa Askun ini, kemudian bertekad untuk memperbaiki nasib masa depan keluarganya agar menjadi lebih baik. Oleh karena itu, ia memberanikan diri untuk mulai berwirausaha.
Tinggal di Bogor, daerah yang hampir setiap hari diguyur hujan, ternyata menjadi berkah bagi Askun. Ia mendapat ide untuk membuka produksi jas hujan yang menurutnya merupakan peluang menjanjikan.
Dengan modal Rp7 juta dan pengalaman seadanya, Askun bersama istrinya mulai memproduksi jas hujan pada awal tahun 2013. Tak disangka, dalam waktu 2 minggu saja usahanya sudah balik modal. Mereka semakin termotivasi untuk memproduksi dan menjual lebih banyak jas hujan lagi untuk meningkatkan keuntungan.
Askun merasa semangat yang tinggi saja tidak cukup untuk bisa bertahan dan mengembangkan usaha. Modal untuk membeli bahan baku menjadi kebutuhan paling utama untuk menunjang kelangsungan produksi jas hujan Askun yang mulai kebanjiran order. Saat itulah Askun memutuskan bekerja sama dengan bank untuk memanfaatkan fasilitas pinjaman tambahan modal pada tahun 2015.
Dalam menjalankan usaha, Askun sangat menjaga kualitas jas hujan buatannya. Tak heran pelanggannya juga semakin banyak. Omzet yang semula hanya Rp8-10 juta per bulan, kini meningkat hingga Rp300 juta per bulan. Jangkauan wilayah pemasarannya tidak hanya di wilayah Bogor saja, tetapi meluas hingga Jabodetabek, dengan jumlah produksi jas hujan rata-rata 1.500 buah per bulan.
Untuk mengembangkan usahanya, saat ini Askun juga mulai memproduksi baju muslim dan kaos dalam. Kedepannya ia ingin membuat produk yang lebih beragam dengan wilayah pemasaran yang lebih luas agar kelak bisa mewujudkan cita–citanya melaksanakan ibadah umrah bersama orangtua.
Amin, semoga segera tercapai ya, Pak.
Tinggal di Bogor, daerah yang hampir setiap hari diguyur hujan, ternyata menjadi berkah bagi Askun. Ia mendapat ide untuk membuka produksi jas hujan yang menurutnya merupakan peluang menjanjikan.
Dengan modal Rp7 juta dan pengalaman seadanya, Askun bersama istrinya mulai memproduksi jas hujan pada awal tahun 2013. Tak disangka, dalam waktu 2 minggu saja usahanya sudah balik modal. Mereka semakin termotivasi untuk memproduksi dan menjual lebih banyak jas hujan lagi untuk meningkatkan keuntungan.
Askun merasa semangat yang tinggi saja tidak cukup untuk bisa bertahan dan mengembangkan usaha. Modal untuk membeli bahan baku menjadi kebutuhan paling utama untuk menunjang kelangsungan produksi jas hujan Askun yang mulai kebanjiran order. Saat itulah Askun memutuskan bekerja sama dengan bank untuk memanfaatkan fasilitas pinjaman tambahan modal pada tahun 2015.
Dalam menjalankan usaha, Askun sangat menjaga kualitas jas hujan buatannya. Tak heran pelanggannya juga semakin banyak. Omzet yang semula hanya Rp8-10 juta per bulan, kini meningkat hingga Rp300 juta per bulan. Jangkauan wilayah pemasarannya tidak hanya di wilayah Bogor saja, tetapi meluas hingga Jabodetabek, dengan jumlah produksi jas hujan rata-rata 1.500 buah per bulan.
Untuk mengembangkan usahanya, saat ini Askun juga mulai memproduksi baju muslim dan kaos dalam. Kedepannya ia ingin membuat produk yang lebih beragam dengan wilayah pemasaran yang lebih luas agar kelak bisa mewujudkan cita–citanya melaksanakan ibadah umrah bersama orangtua.
Amin, semoga segera tercapai ya, Pak.
