02 April 2018
Sukses Usaha Bersama Istri
Dirilis
02 April 2018
Penulis
Daya Tumbuh Usaha
Pengusaha
David Daniel Wiusan
Jenis Usaha
Produsen Mie Basah
David Daniel Wiusan dan istri memulai usaha dengan yakin, produksi mie basah punya peluang yang sangat bagus, karena mie ini merupakan bahan pelengkap bubur Manado, makanan khas daerah mereka. Merintis usaha dengan waktu istirahat yang sedikit, pasangan suami-istri ini sukses mengungguli para pesaing.
David dan istri memulai usaha pada 1999 di Matani, Tomohon, Sulawesi Utara. Dengan modal awal Rp500 ribu, mereka membeli penggiling sederhana dan bahan baku pembuat mie. Waktu itu mereka bisa memproduksi 50 kg mie basah dalam sehari, tapi omzet Rp3.750.000 hanya cukup untuk keperluan usaha saja.
Untuk meningkat omzet, David dan istri berusaha bangun lebih pagi setiap hari, agar bisa menaikkan jumlah produksi menjadi dua kali lipat. Mereka juga melihat peluang untuk menambah penghasilan dengan memanfaatkan pelanggannya yang rata-rata adalah rumah makan dan pedagang bakso, yang memerlukan bahan lain sebagai pelengkap usaha, seperti kecap manis, saus tomat, dan bumbu dapur lainnya.
Dengan tambahan usaha tersebut, David harus bangun pukul 04.00 WIT setiap hari dengan waktu istirahat yang menjadi lebih sedikit. Hal ini tidak menjadi kendala bagi pria pekerja keras ini. Dengan bangun lebih awal, ia bisa mempersiapkan lebih banyak dagangan, sehingga lebih unggul dari para pesaing. Apalagi ada istri tercinta yang selalu memberi dukungan semangat, ia semakin yakin mampu menaklukkan berbagai tantangan.
Dengan semakin berkembangnya usaha, David memutuskan bekerjasama dengan bank untuk mendapat pinjaman tambahan modal usaha di tahun 2009 yang digunakan untuk membeli bahan baku. Pada tahun 2014, David kembali dipercaya oleh bank untuk memperoleh pinjaman tambahan modal untuk merenovasi tempat usaha barunya di dekat Pasar Beriman, Tomohon.
Kini, dibantu 3 orang karyawan David bisa menghasilkan 400 kg mie basah per hari dengan omzet mencapai Rp90 juta per bulan. Mesin penggiling pun sudah bertambah, plus 1 unit kendaraan operasional. Namanya sudah banyak dikenal sebagai produsen mie basah di Pasar Beriman Tomohon dan sekitarnya.
Keberhasilan yang diraih saat ini tidak membuat David cepat berpuas diri. Ia ingin lebih memacu semangatnya agar dapat membeli mesin yang lebih canggih untuk membuat mie basah dengan praktis tanpa menguras tenaga. Selain itu, ia juga bercita-cita memiliki rumah dan mobil baru untuk keluarganya.
David dan istri memulai usaha pada 1999 di Matani, Tomohon, Sulawesi Utara. Dengan modal awal Rp500 ribu, mereka membeli penggiling sederhana dan bahan baku pembuat mie. Waktu itu mereka bisa memproduksi 50 kg mie basah dalam sehari, tapi omzet Rp3.750.000 hanya cukup untuk keperluan usaha saja.
Untuk meningkat omzet, David dan istri berusaha bangun lebih pagi setiap hari, agar bisa menaikkan jumlah produksi menjadi dua kali lipat. Mereka juga melihat peluang untuk menambah penghasilan dengan memanfaatkan pelanggannya yang rata-rata adalah rumah makan dan pedagang bakso, yang memerlukan bahan lain sebagai pelengkap usaha, seperti kecap manis, saus tomat, dan bumbu dapur lainnya.
Dengan tambahan usaha tersebut, David harus bangun pukul 04.00 WIT setiap hari dengan waktu istirahat yang menjadi lebih sedikit. Hal ini tidak menjadi kendala bagi pria pekerja keras ini. Dengan bangun lebih awal, ia bisa mempersiapkan lebih banyak dagangan, sehingga lebih unggul dari para pesaing. Apalagi ada istri tercinta yang selalu memberi dukungan semangat, ia semakin yakin mampu menaklukkan berbagai tantangan.
Dengan semakin berkembangnya usaha, David memutuskan bekerjasama dengan bank untuk mendapat pinjaman tambahan modal usaha di tahun 2009 yang digunakan untuk membeli bahan baku. Pada tahun 2014, David kembali dipercaya oleh bank untuk memperoleh pinjaman tambahan modal untuk merenovasi tempat usaha barunya di dekat Pasar Beriman, Tomohon.
Kini, dibantu 3 orang karyawan David bisa menghasilkan 400 kg mie basah per hari dengan omzet mencapai Rp90 juta per bulan. Mesin penggiling pun sudah bertambah, plus 1 unit kendaraan operasional. Namanya sudah banyak dikenal sebagai produsen mie basah di Pasar Beriman Tomohon dan sekitarnya.
Keberhasilan yang diraih saat ini tidak membuat David cepat berpuas diri. Ia ingin lebih memacu semangatnya agar dapat membeli mesin yang lebih canggih untuk membuat mie basah dengan praktis tanpa menguras tenaga. Selain itu, ia juga bercita-cita memiliki rumah dan mobil baru untuk keluarganya.
