Wandy Salim, Sukses Ubah Lidah Buaya Jadi Minuman Kekinian

Dirilis

11 Oktober 2022

Penulis

Majalah Franchise Indonesia (Mitra Strategis Program Daya Sejak 2014)

Pengusaha

Wandy Salim

Jenis Usaha

Wirausaha

Umumnya, minuman kekinian yang dikenal adalah kopi, boba atau cheese tea. Tapi sudah tahu belum, ada minuman kekinian yang terbuat dari aloe vera alias lidah buaya? 

Wandy Salim berhasil membuat lidah buaya menjadi minuman kekinian dengan berbagai varian rasa. Inovasi unik ini justru membuahkan keberhasilan bisnis baru yang dapat diterima pasar. Seperti apa kisahnya? 

 

Inspirasi dari Minuman Khas Kalimantan Barat

Melihat banyaknya peluang bisnis di sektor F&B yang sedang hietz, terutama bisnis minuman kekinian, Wandy Salim rupanya kepincut juga untuk terjun di bisnis tersebut. Namun, alih-alih meniru minuman kekinian yang sudah ada, ia justru memiliki ide unik untuk menjadikan minuman kekinian dari bahan lidah buaya. Inspirasi ini didapat saat Wandy berada di Kalimantan Barat dan mencicip minuman lidah buaya yang merupakan minuman khas masyarakat di sana. "Karena kalau minuman kekinian seperti boba dan kopi sudah banyak. Kita mencari varian yang belum dikembangkan. Kebetulan saya dari Kalimantan Barat, di sana banyak minuman lidah buaya tapi belum diseriusin dan dikembangkan dengan baik," ujarnya. 

Pada tahun 2020 Wandy mulai mencari konsep bisnisnya. Setelah berkali-kali direview dan konsep bisnisnya matang barulah ia mendirikan minum lidah buaya kekinian pada awal 2021 di daerah Jakarta Barat dengan nama Aloe Fresh. Diberi demikian karena nama aloe vera dan Fresh identik dengan minuman segar. Tidak hanya lidah buaya, pilihan toppingnya juga ada potongan lemon dan buah-buahan. Wah, kebayang yah segarnya…  

 

Modal Awal Rp15 Juta

Untuk menciptakan produk minuman lidah buaya, menurut Wandy melalui trial and error. Menu-menu yang disukai customer dipertahankan, sambil juga membuat yang baru. Lebih jauh pria yang hobi berenang ini menuturkan, yang ditawarkan Aloe Fresh adalah  minuman berbahan aloe vera, leci dan kiamboy. Varian itemnya ada kiamboy merah, kiamboy putih, aloe calamansi mojito, aloe strawberry, dan aloe lemon. Selain itu, ia juga menu makanan seperti hotdog, sosis, burger, french fries, potato dan sebagainya. Untuk minuman dibandrol mulai harga kisaran Rp8 ribu-Rp19 ribu, sedangkan makanan Rp25 ribu.

Pria kelahiran tahun 1987 ini mengaku tidak memiliki kendala berarti saat memulai bisnis meski harus merogoh kocek Rp15 juta sebagai modal awal untuk membuat meja bar dan berbagai persiapan bisnis.  "Waktu memulai kita hanya butuh meja saja di sebuah ruko yang kita punya digabung dengan kantor kita," ujarnya. Untuk memasarkan bisnisnya, Wandy memilih media sosial seperti facebook ad, instagram ad untuk mengedukasi calon customernya. 

 

Kembangkan Bisnis Kemitraan

Inovasi minuman lidah buaya yang dikembangkan Wandy rupanya berhasil diterima pasar. Saat ini Aloe Fresh berkembang baik dengan konsep kemitraan dan memiliki ada 4 outlet tersebar di di Galaxy, Kembangan, Duri Kepa, Jakarta Barat dan satu outlet di Pluit, Jakarta Utara. Omzet dari outlet tersebut rata-rata sekisaran Rp1,5 juta-Rp2 juta per hari. 

Wandy meyakini  Aloe Fresh ke depannya menjadi salah satu bisnis yang berprospek cerah di tengah maraknya minuman kekinian. Hal ini menurutnya bisa dicapai berkat tim yang solid sebagai faktor pendukung. "Sebab karyawan yang turn overnya tidak tinggi itu cukup membantu. Sekarang di kantor pusat ada 8 karyawan, adapun di masing-masing di gerai 2 orang," bebernya. 

Untuk konsep kemitraannya, Aloe Fresh menawarkan konsep outlet yang berbeda yaitu ruko, outdoor, kios dan outlet di mal tergantung paket bisnis yang dipilih. "Ada paket Investasi regular Rp25 juta, sudah termasuk lisensi 3 tahun, training, SOP dan sebagainya. Yang paling murah ada home kitchen Rp10 juta, yang lebih menjual produk terima online, tidak terima dine in," jelasnya. 

 

Tekan Biaya Operasional Saat Pandemi 

Kondisi pandemi terutama saat di awal mewabah membuat para pebisnis kelimpungan, apalagi saat itu daya beli masyarakat menurun drastis. Padahal daya beli merupakan jantungnya kehidupan sektor bisnis. Tanpa daya beli yang baik, sulit bagi pelaku bisnis mengembangkan produk bisnisnya. 

Untuk menyiasati kondisi tersebut, Wandy melakukan sejumlah kebijakan, salah satunya menekan biaya operasional seperti jam buka tutup, penggunaan listrik, dan biaya operasional lainnya hingga perlahan-lahan bisa mengembalikan omzet bisnisnya stabil seperti sedia kala. "Dengan menekan biaya operasional, cash flow perusahaan bisa normal dan stabil," ujar Wandy. 

Dalam mengelola bisnis, sarjana Akuntansi dari Universitas Tarumanegara ini memiliki filosofi mengutamakan kejujuran dan transparansi. "Filosofi bisnis saya yang penting jujur, transparan dan tidak merugikan orang lain," tegasnya. Bagi yang berminat menekuni dunia usaha, ia memberikan tips yang cukup sederhana. "Tips kalau sudah punya konsep coba jalankan saja jangan takut untuk memulai bisnis," pungkasnya.

Penilaian :

5.0

100 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS