Dirilis

19 Maret 2021

Penulis

Indonesia Sports Medicine Centre

Stroke adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh cedera berat mendadak pada pembuluh-pembuluh darah di otak akibat sumbatan atau penyempitan pembuluh darah atau sampai pecah pembuluh darah di otak. Hal ini akan menyebabkan kurangnya bahkan hilangnya pasokan darah ke otak. Berat ringannya dampak serangan stroke sangat bervariasi tergantung pada lokasi dan luas daerah otak yang rusak. Ada dua jenis stroke, yaitu stroke hemoragik dan stroke non hemoragik.

  1. Stroke Hemoragik, adalah suatu gangguan fungsi saraf yang disebabkan kerusakan pembuluh darah otak sehingga menyebabkan pendarahan pada area tersebut.
  2. Stroke Non Hemoragik, adalah gangguaan fungsi saraf yang disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah otak sehingga distribusi oksigen dan nutrisi ke area yang mendapat suplai menjadi terganggu.

Faktor Risiko Penyakit Stroke

 

Faktor risiko penyakit stroke ada dua macam, yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti gaya hidup dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti usia, genetik dan ras. Faktor risiko utama penyebab stroke adalah :

  1. Hipertensi
  2. Penyakit jantung
  3. Diabetes mellitus
  4. Merokok
  5. Diet tidak sehat

Tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit stroke sangat bervariasi tergantung dari derajat beratnya lesi. Tanda dan gejala secara umum, seperti: gangguan motorik (kelemahan atau kelumpuhan separuh anggota gerak, gangguan gerak volunter, gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi), gangguan sensoris (gangguan perasaan, kesemutan, rasa tebal), gangguan bicara (sulit berbahasa atau diafasia, tidak bisa bicara atau afasia motrik, tidak bisa memahami bicara orang atau afasia sensorik), dan gangguan kognitif.

 

Komplikasi Stroke

Komplikasi serangan stroke dapat berupa :

  1. Impairment atau gangguan tingkat jaringan yaitu gangguan tonus otot secara postural. Dapat mengakibatkan gangguan dalam reaksi tegak, mempertahankan keseimbangan atau protective reaction anggota gerak atas dan bawah pada sisi kerusakan saat melakukan gerakan.
  2. Functional limitation yang timbul adalah terjadi penurunan kemampuan motoric functional. Penurunan kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari seperti gerakan tidur ke duduk dan duduk ke berdiri.
  3. Disability adalah terjadi ketidakmampuan melakukan aktifitas sosial dan berinteraksi dengan lingkungan seperti gangguan dalam melakukan aktifitas bekerja karena gangguan psikis dan fisik.
  4. Memory, vision dan hearing. Terjadi komplikasi pada daya ingat, penglihatan dan pendengaran.

 

Home Program Training

Penanganan atau strategi rehabilitasi akibat serangan stroke yang dapat dilakukan beberapa pendekatan seperti terapi latihan. Terapi latihan merupakan terapi yang sangat penting untuk memulihkan kondisi pasca serangan stroke terutama untuk perbaikan gangguan motorik. Terapi latihan tidak saja penting untuk meningkatkan kemampuan mengontrol motorik tapi juga dapat meningkatkan mikrosirkulasi jaringan serta membantu menurunkan spasme otot. Latihan yang dapat digunakan terutama dapat dilakukan sebagai home program adalah :

  1. Breathing exercise, latihan pernafasan yang bertujuan untuk mencegah penurunan fungsional sistem pernapasan. Latihan ini diberikan sebelum dan setelah latihan utama pada pasien. Latihan yang dipilih adalah deep breathing exercise.
  2. Latihan untuk gerakan mata, latihan ini dilakukan dengan menggerakkan mata ke semua arah dan lakukan beberapa kali dalam sehari. Ulangi latihan gerakan mata ini dengan mata tertutup.
  3. Latihan posisi duduk. Latihan posisi duduk dapat dilakukan seperti :
  1. Peregangan semua sendi-sendi ekstremitas atas seperti sendi leher, bahu, elbow, wrist, dan sendi pinggang.
  2. Latihan kekuatan untuk ekstremitas atas, seperti bahu, wrist curls, table circles, lateral trunk bends, forward trunk bends, sit to stands.
  1. Latihan posisi berdiri, latihan posisi berdiri dapat dilakukan seperti :
  1. Peregangan semua sendi sendi ekstremitas bawah seperti sendi panggul, sendi lutut dan sendi ankle serta sendi pinggang.
  2. Latihan kekuatan seperti : dumbell exercise, squats exercise, lifting the box exercise, hip flexion exercise, hip abduction exercise dan bird dog exercise.
  1. Latihan weight bearing, dapat dilakukan saat duduk maupun berdiri. Latihan weight bearing saat duduk bisa melakukan gerak menumpu berat badan kearah depan, belakang dan samping kanan dan kiri. Sedangkan latihan weight bearing saat berdiri bisa melakukan gerakan menumpu berat badan ke depan dan ke belakang.
  2. Latihan keseimbangan dan koordinasi, latihan keseimbangan dapat dilakukan pada posisi duduk dan berdiri.
  3. Latihan fungsional, seperti briging, latihan duduk ke berdiri dan latihan jalan.
 
Semua latihan diatas dapat dilakukan tiap hari sebagai latihan home program yang dapat dilakukan sendiri di rumah. lakukan masing-masing gerakan dengan 3 kali pengulangan.
 

Baca juga:
Olahraga Aman dan Aktif Bagi Lansia

Aktivitas Mudah Cegah Penyakit Jantung

Selain latihan diatas perlu juga untuk melakukan latihan aerobic atau cardio exercise, karena latihan ini dapat meningkatkan tingkat kesehatan secara umum, memperbaiki sensorik dan motorik serta menegah terjadinya stroke berulang. Latihan dapat berupa berjalan treadmill dan ergocycle selama 20-60 menit, dengan intensitas yang ringan hingga sedang. Tetapi latihan ini perlu didampingi oleh tenaga profesional dengan resep terapi latihan yang sesuai dari dokter olahraga. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar olahraga, Anda dapat berkonsultasi langsung dengan ahlinya melalui fitur Tanya Ahli, gratis! Salam olahraga.

Sumber:

Indonesia Sports Medicine Centre

Penilaian :

5.0

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS