Dirilis

29 April 2020

Penulis

Ari Handojo

Terjadinya pandemi COVID-19 tentu berdampak besar pada keberlangsungan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Menurut Kontan.co.id, berdasarkan hasil survei, sebanyak 96% pelaku UKM mengaku sudah mengalami dampak negatif COVID-19 terhadap proses bisnisnya. Sebanyak 75% di antaranya mengalami dampak penurunan penjualan yang signifikan.

Tak hanya itu, 51% pelaku UKM meyakini kemungkinan besar bisnis yang dijalankan hanya akan bertahan satu bulan hingga tiga bulan ke depan. Sebanyak 67% pelaku UKM mengalami ketidakpastian dalam memperoleh akses dana darurat, dan 75% merasa tidak mengerti bagaimana membuat kebijakan di masa krisis. Sementara, hanya 13% pelaku UKM yakin bahwa mereka memiliki rencana penanganan krisis dan menemukan solusi untuk mempertahankan bisnis mereka.


ANTARA KRISIS KEUANGAN DAN KRISIS KESEHATAN

Jika Anda perhatikan saat tahun 1998 dimana ekonomi turun drastis akibat krisis politik, kurs rupiah melemah sampai berkali kali lipat. Lalu saat tahun 2008, terjadi krisis yang dipicu karena banyaknya lembaga keuangan di Amerika yang tidak melakukan bisnis seperti seharusnya. Karena Amerika adalah salah satu negara konsumsi terbesar di dunia, tentu imbasnya terasa di berbagai belahan dunia yang lain termasuk Indonesia.

Krisis yang terjadi saat ini tidak seperti krisis keuangan tahun 2008 yang menyebabkan daya beli menurun drastis. Saat ini lebih disebabkan oleh krisis kesehatan dengan pola masyarakat yang hanya menahan daya beli, bukan tak memiliki kemampuan membeli dikarenakan adanya kebijakan karantina wilayah, kantor ditutup dan lain sebagainya. Jika kondisi kesehatan warga dunia pulih dan mereda, ekonomi berpotensi kembali berjalan normal dan daya beli pun kembali normal.

Yang membuat krisis kali ini bertambah parah adalah karena media, grup WA dan media sosial lain banyak menyiarkan berita yang pada akhirnya membuat beberapa anggota masyarakat  menjadi panik. Jadi, sebagai seorang pengusaha “yang terdampak” dari situasi saat ini, jika Anda ikutan panik, maka tentu Anda tidak dapat membuat keputusan yang rasional.

Ingat orang yang sedang memiliki emosi negatif (panik, marah, sedih) biasanya logika berpikirnya akan turun. Padahal dalam bisnis, kita memerlukan logika berpikir yang jernih untuk membuat strategi yang tepat bagi usaha kita. Oleh sebab itu tetaplah tenang. Waspada dan hati-hati adalah keharusan.


BERTAHAN DI MASA PANDEMI COVID-19

Siklus usaha memang akan ada naik dan turun. Jika kita menjadi pengusaha, maka alangkah baiknya kita selalu melakukan antisipasi. Bukan malah komplain dan menyalahkan pihak lain atas kondisi yang terjadi. Anda tidak dapat mengharapkan kondisi selalu ideal untuk usaha Anda. Itulah realitas dunia. Salah satu strategi yang harus Anda terapkan di masa pandemi COVID-19 adalah bagaimana untuk tetap survive di dunia usaha. Bagaimana caranya?

Nah, berikut ini beberapa tips bagi Anda yang memiliki usaha yang terdampak dari situasi saat ini:
1. Pastikan Anda memiliki cash flow yang cukup untuk bertahan.
Berapa lama kita harus bertahan? Tidak ada seorang pun yang bisa menjawab dengan pasti. Apakah 3 bulan atau 6 bulan atau bahkan 12 bulan. Namun semakin lama dapat bertahan, maka Anda akan dapat bangkit kembali dengan lebih cepat dan mudah. Jadi amati betul catatan atau laporan arus kas atau cash flow yang berisi tentang informasi penerimaan dan pengeluaran kas usaha. Karena arus kas inilah yang menghidupkan jalannya usaha.

2. Lakukan perencanaan penjualan dan pembelian stok barang yang terukur dan jelas.
Banyak pengusaha yang demi mendapatkan profit yang lebih besar bersedia melakukan pembelian barang dagang yang lebih banyak. Dengan harapan akan mendapatkan potongan harga yang lebih banyak dari pihak supplier. Jika Anda ingin memiliki cash flow yang berlimpah, maka usahakanlah agar management stok barang Anda dapat just in time. Artinya saat barang di gudang sudah hampir habis, atau bahkan saat habis, maka stok baru masuk kembali. Artinya Anda tidak menanggung “uang mati” akibat ada stok barang di gudang Anda.

3. Menjual produk/jasa yang lain yang mungkin dibutuhkan oleh orang-orang di saat ini.
Misalkan Anda biasa memproduksi pakaian, celana, saat ini bisa diubah sementara menjadi produksi masker, baju APD, topi penutup wajah. Atau walaupun usaha Anda tidak ada hubungannya dengan produk/jasa yang Anda jual, namun dalam kondisi saat ini Anda tetap dapat menjualnya. Ada beberapa produk yang di masa pandemi ini sedang laris terjual seperti hand sanitaizer, masker, vitamin, sabun, tisu, snack, alat kebersihan rumah, obat flu, makanan instan, dan kebutuhan makanan pokok rumah tangga. Sehingga selain karyawan Anda tetap dapat bekerja,  Anda masih bisa menghasilkan cash.

4. Perhatikan biaya-biaya yang muncul, yang dapat Anda kurangi.
Bahkan termasuk gaji pegawai. Ada beberapa pengusaha yang berat dalam mengambil keputusan ini, dan memang bukan perkara mudah. Namun harus diingat bahwa dalam kondisi luar biasa, dibutuhkan juga keputusan yang luar biasa.

5. Jangan korbankan kesehatan demi mengejar keuntungan.
Misalkan dengan memaksakan tetap beroperasi dalam kondisi yang sangat rentan, misalkan tidak ada physical distancing yang sesuai dengan anjuran, demi melayani banyak pelanggan.  Karena bila Anda sakit, akan dapat mengurangi pendapatan/penerimaan usaha, terlebih bila tidak punya asuransi. Jika Anda tidak mematuhi aturan pemerintah untuk mendukung physical distancing, memutus pergerakan COVID-19, yang sakit semakin banyak, wabah ini akan menjadi semakin panjang, krisis ekonomi akan semakin lama, dan tentunya akan semakin membahayakan cash flow usaha Anda.

KESIMPULAN

Jadi intinya, menghadapi masa krisis saat ini, amati, jaga, pastikan, agar cash flow atau arus kas usaha Anda positif selama mungkin. Perhatikan cash flow (arus kas) untuk aktivitas operasional, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.  Dengan demikian secara tidak langsung, Anda telah melakukan berbagai upaya agar usaha tetap survive, keluarga dapat makan, anak dapat sekolah, dan bersyukur masih dapat  menjaga hubungan baik dengan orang-orang yang selama ini berperan membantu mengembangkan usaha Anda.

Untuk dapat melakukan itu semua, kita harus mau berubah. Berubah untuk beradaptasi  dengan keadaan dan menjadi lebih baik lagi. Di dunia ini hal yang pasti terjadi adalah perubahan. Jadi mari kita berubah juga seperti dunia yang kita tempati, yang selalu berubah.


Jika memiliki masukan atau pendapat lain mengenai hal di atas, silakan tuliskan pendapat Anda di kolom komentar. Atau jika punya pertanyaan terkait kondisi usaha Anda saat ini, silakan konsultasikan di kolom Tanya Ahli.

Sumber:

Ari Handojo

Penilaian :

4.7

3 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Arrino Fatra

22 September 2023

Info yg bermanfaat

Balas

. 0

Eka maisyaroh

21 Oktober 2020

Trmksh pak Ari , tips nya sudah di praktekan , semoga bisa tetap survive hingga pandemi berakhir , semoga semoga semoga .... ??????

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS