Memutuskan untuk berbisnis berarti harus siap dengan segala risiko, termasuk risiko kerugian. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia menyebutkan bahwa sekitar 50% usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) gulung tikar dalam lima tahun pertama operasinya. Penyebab utama hal ini adalah ketidakmampuan mereka dalam mengelola risiko.
Risiko semacam ini bisa datang dari berbagai aspek, baik dari fluktuasi pasar, persaingan ketat, hingga kesalahan manajemen internal. Risiko bisnis memang tidak bisa dihindari, tapi Anda bisa kelola risiko dalam bisnis agar tidak jatuh dalam kebangkrutan. Berikut tips mengelola risiko dalam berbisnis agar tidak bangkrut.
Pentingnya Mengelola Risiko Bisnis dengan Tepat
Risiko bisnis bisa mengancam operasional bisnis Anda. Pengelolaan yang tepat, bisa meminimalisir dampak risiko yang terjadi. Setiap risiko, baik besar atau kecil, memerlukan pengelolaan yang tepat. Sebab, risiko tersebut juga dapat menjadi bencana besar dan mengakibatkan konsekuensi serius. Dengan pengelolaan yang tepat, Anda bisa mengadopsi pendekatan komprehensif dan proaktif sehingga bisnis terhindar dari kebangkrutan. Intinya, pengelolaan risiko bukan hanya tentang mencegah hasil negatif tetapi juga meningkatkan potensi positif untuk mendukung keberhasilan dan keberlanjutan bisnis secara keseluruhan.
Manfaat Mengelola Risiko dengan Tepat
Dengan pengelolaan risiko yang tepat, Anda bisa mendapatkan manfaat berikut:
- Mengurangi kerugian finansial: Mengidentifikasi dan mengelola risiko dapat membantu organisasi menghindari kerugian finansial akibat litigasi yang mahal atau kerusakan reputasi. Dengan mengurangi risiko, Anda bisa melengkapi legalitas bisnis dan syarat kepatuhan untuk membangun kepercayaan investor, karyawan, dan konsumen.
- Menghindari kerusakan reputasi: Dengan mengantisipasi masalah dan mengatasinya dengan cepat, Anda dapat menghindari insiden yang merusak reputasi bisnis seperti kegagalan produk atau pelanggaran data.
- Meningkatkan pengambilan keputusan strategis: Pengelolaan risiko yang efektif juga memberikan wawasan berharga tentang implikasi dari berbagai keputusan bisnis. Hal ini bisa membantu Anda meningkatkan pengambilan keputusan strategis yang mengarah pada peningkatan operasional, seperti kontrol kualitas yang lebih baik atau alur kerja yang efisien.
Cara Mengelola Risiko Bisnis dengan Efisien
Semua bisnis pasti memiliki risiko. Untuk membantu Anda mengelola risiko, Anda bisa mengikuti langkah berikut:
1. Identifikasi risiko
Anda bisa memulainya dengan meninjau tujuan dan sasaran bisnis Anda, melihat sumber daya yang tersedia, pantau berita dan melihat apa yang dihadapi bisnis serupa untuk membantu menemukan risiko potensial. Saat mengidentifikasi pastikan Anda mencatatnya dalam dokumentasi formal. Untuk mengidentifikasi risiko, Anda juga dapat melakukan hal berikut:
- Melihat laporan insiden, umpan balik pelanggan, dan laporan survei.
- Meninjau laporan audit keuangan atau laporan keselamatan kerja.
- Melakukan analisis SWOT (strength, weaknesses, opportunities, threats) untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam bisnis Anda
- Mendiskusikan masalah bisnis dengan staf, pelanggan, pemasok, dan mentor Anda.
Baca juga: Studi Kelayakan Bisnis dengan Metode BMC, SWOT, dan BOS
2. Menganalisis risiko
Untuk menganalisis risiko, Anda harus melihat kemungkinan terjadinya peristiwa dan akibat atau kerusakan jika risiko tersebut terjadi.
Anda juga bisa membuat sistem pemeringkatan untuk menilai kemungkinan dan konsekuensi. Contoh sistem pemeringkatan yang dimaksud:
- 1 hingga 4 untuk kemungkinan (1 untuk sangat tidak mungkin dan 4 untuk sangat mungkin)
- 1 hingga 4 untuk konsekuensi (1 untuk rendah dan 4 untuk parah).
Gunakan pemeringkatan ini untuk menentukan tingkat risiko.
3. Kelola keuangan dengan baik

Kelola keuangan secara bijak, dengan memantau arus kas, menyisihkan dana darurat, dan mengurangi hutang. Anda juga perlu membuat anggaran bisnis yang realistis dan memantaunya secara berkala.
Baca juga: Cara Mengelola Keuangan di Awal Usaha
4. Belajar dari peristiwa masa lalu
Peristiwa di masa lalu bisa Anda jadikan pelajaran untuk menghadapi risiko di masa mendatang. Jadi, Anda perlu mendokumentasikan risiko yang pernah terjadi dan bagaimana cara menanganinya. Anda bisa menggunakan data tersebut sebagai pembelajaran untuk menangani masalah di masa mendatang.
5. Buat prioritas
Buat prioritas risiko berdasarkan dampak potensial dan kemungkinan terjadinya risiko tersebut. Hal ini memungkinkan Anda mengalokasikan sumber daya secara efisien untuk mengelola risiko yang paling mendesak. Risiko dengan dampak potensial yang lebih tinggi harus diprioritaskan untuk segera mendapat perhatian.
6. Lakukan mitigasi risiko
Mitigasi Risiko bisa dilakukan dengan membuat rencana tindakan untuk menangani risiko terbuka, dan kemudian melaksanakan rencana tindakan tersebut. Mitigasi risiko yang berhasil tentu memerlukan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan.
Misalnya, Anda memiliki bisnis toko kue yang rentan mengalami insiden kebakaran karena penggunaan kompor atau api. Untuk mengatasinya, Anda bisa bekerja sama dengan perusahaan asuransi yang menyediakan klaim pertanggungjawaban terhadap risiko tersebut.
7. Lakukan kontrol dan evaluasi
Risiko harus dipantau secara berkala untuk mendeteksi perubahan pada penilaian risiko dan rencana mitigasi yang akan digunakan. Memantau risiko juga membantu bisnis Anda tetap berada pada jalurnya. Hal ini dapat dilakukan dengan melacak dan mendokumentasikan risiko serta peluang dalam bisnis secara berkala.
8. Komunikasikan risiko yang terjadi
Komunikasi yang efektif dan pelaporan yang transparan memastikan bahwa para pemangku kepentingan memperoleh informasi yang memadai tentang risiko, dampak potensialnya, dan strategi yang diterapkan untuk mengelolanya. Anda perlu mengkomunikasikan informasi terkait risiko yang ada dengan cara yang jelas dan mudah dipahami kepada semua pemangku kepentingan.
Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan menghindari bahasa teknis. Selain itu, pastikan komunikasi dalam bisnis Anda bersifat terbuka untuk menumbuhkan budaya transparansi dan perbaikan berkelanjutan.
9. Latih karyawan
Untuk mencegah dan menghindari risiko secara efektif, Anda bisa melatih karyawan mengenai strategi pengurangan risiko. Kesalahan manusia bisa berkontribusi terhadap berbagai risiko. Melatih karyawan tentang kesadaran risiko, kepatuhan, dan langkah-langkah keselamatan dapat mengurangi kemungkinan kesalahan dan meningkatkan manajemen risiko secara keseluruhan.
Baca juga: Tips Melatih Karyawan Baru Secara Efektif
Pengelolaan risiko yang efektif memerlukan dukungan dari berbagai pihak dan sumber daya. Pengelolaan risiko juga harus diintegrasikan ke dalam strategi bisnis untuk meminimalisir dampaknya. Pengelolaan risiko yang efektif juga harus bisa ditindaklanjuti. Setiap aktivitas yang perlu diselesaikan untuk mengurangi risiko atau menetapkan kontrol harus dapat dilaksanakan dengan sumber daya yang telah dialokasikan.
Jika Anda butuh saran lebih lanjut, silakan daftarkan diri Anda di Daya.id, dan kunjungi Tanya Ahli, gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
rizky putri kartika
13 November 2025
Artikel ini penting untuk pelaku usaha mengelola risiko secara sistematis bisa jadi pembeda antara keberlanjutan atau kebangkrutan bisnis.
Balas
.0
aditia putra rahmadi
13 November 2025
Artikel ini memberi pengingat penting bahwa bisnis harus siap menghadapi risiko tidak hanya soal keuntungan, tapi juga mitigasi kemungkinan terburuk agar tetap stabil.
Balas
.0
natasya anindita
13 November 2025
Manajemen risiko itu krusial artikel ini mengingatkan pelaku usaha untuk selalu siaga agar tidak terguncang oleh faktor tak terduga.
Balas
.0
Tri Melisa Sari
13 November 2025
Artikel ini cocok untuk Anda yang ingin mengembangkan usaha bengkel las di kampung—menunjukkan bahwa lewat pelayanan tepat, kualitas, dan pemasaran lokal yang efektif, usaha bisa tumbuh dan berkelanjutan.
Balas
.0
St Nurliah
30 October 2025
Paham risiko dan paham melangkah menjadi pengusaha tidak mudah tp belajar dulu ilmunya kecil kecilan ada modal bisa berdiri kokoh
Balas
.0