Dirilis

09 Januari 2022

Penulis

Oky Setiarso

Anak Anda sedang memasuki masa remaja dan emosinya terlihat labil? Tenang, Anda tidak sendiri. Di bawah ini beberapa hal yang perlu Anda tahu tentang masa remaja dan tips mengatasi emosil labil pada remaja.



 

Masa Remaja, Masa Mencari Identitas

Masa remaja dianggap sebagai masa labil, dimana individu berusaha mencari jati dirinya dan mudah sekali menerima informasi dari luar dirinya tanpa ada pemikiran lebih lanjut. Begitu kata  Elizabeth B. Hurlock, seorang psikolog dan penulis buku. 

Sementara itu, Psikolog Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat, remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang menunjukkan tanda seksual sekundernya, perkembangan psikologis, dan terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri.

Berikut ini ciri-ciri umum masa remaja:

 

•    Masa Transisi 

Merupakan tahap peralihan dari suatu tahap perkembangan ke tahap berikutnya, apapun yang telah terjadi sebelumnya akan membekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang. 

 

•    Masa Perubahan 

Selama masa remaja, tingkat perubahan sikap dan perilaku sejajar dengan tingkat perubahan fisik yaitu pesat. 

 

•    Masa Pencarian Identitas 

Ini adalah masa mengharapkan identitas diri dan tidak lagi merasa puas dengan adanya kesamaan dalam segala hal dengan teman-teman sebayanya. Banyak cara yang dilakukan remaja untuk menunjukkan identitasnya, antara lain penggunaan simbol status seperti cara berpakaian serta pemilikan barang-barang lain yang mudah dilihat. 

 

•    Masa Munculnya Ketakutan 

Munculnya persepsi negatif terhadap remaja, misalnya tidak dapat dipercaya. Lebih cenderung merusak serta indikasi pentingnya bimbingan dan pengawasan orang dewasa. 

 

•    Masa Bermasalah 

Masalah masa remaja termasuk masalah yang sulit diatasi. Pertama, masalah yang terjadi selama masa kanak-kanak diselesaikan oleh orang tua dan guru, dan kedua, sebagian remaja sudah merasa mandiri sehingga menolak bantuan orang tua dan guru. 

Anda sebagai orang tua perlu mengingat bahwa periode ini adalah masa mereka sedang mencairkan identitas diri. Untuk itu, sebagai orang tua Anda jangan mudah tersinggung dan cobalah memahami apa yang anak Anda inginkan. Terkadang, pada usia ini tidak jarang remaja terlihat ‘nakal’ dan sulit diatur, atau bahkan meledak-meledak 

Ingat, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia Yogyakarta, gangguan depresi berat dialami 3 persen anak usia sekolah, dan 6 persen usia remaja. Maka tidak ada salahnya untuk selalu mengikuti dan waspada terhadap perilaku mereka

Baca juga: Cara Mengatasi dan Menghadapi Komentar Buruk di Sosial Media

 

Masa Remaja, Masa Perkembangan

Sebagai gambaran untuk Anda, ada 3 aspek perkembangan yang terjadi pada masa remaja yang perlu Anda ketahui:

1.    Perkembangan fisik seperti perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik. Menurut Psikolog Diane E. Papalia dan Sally Wendkos Olds, perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna untuk meningkatkan kemampuan kognitif. 

2.    Perkembangan kognitif. Menurut Psikolog Jean Piaget, seorang remaja mampu mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, serta mengolah cara berpikir mereka untuk memunculkan ide-ide baru. 

3.    Perkembangan kepribadian dan sosial. Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. 

Selain itu, ada beberapa tugas perkembangan remaja menurut Profesor Robert J. Havighurst, antara lain: 
•    Memperluas hubungan antara pribadi dan komunikasi secara lebih dewasa dengan teman sebaya baik laki-laki maupun perempuan.
•    Memperoleh peranan sosial.
•    Menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif. 
•    Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. 
•    Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri.
•    Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan.
•    Mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga. 
•    Membentuk sistem nilai, moralitas serta falsafah hidup.

Baca juga: Tumbuhkan Mental Sehat, agar Anak bisa Menikmati Hidup

 

Tips Mengatasi Emosil Labil Remaja

Sekarang ini, banyak persoalan yang dihadapi oleh anak remaja hal yang sering muncul kaitannya dengan ego. Bisa jadi karena kondisi kejiwaan emosi anak remaja masih labil. Artinya, mereka masih belum siap dengan situasi perubahan dan dinamika yang akan terjadi pada dirinya. Hal ini bisa terjadi saat di rumah, sekolah, maupun lingkungan sekitarnya. Ditambah lagi permasalahan lain, baik besar atau kecil, baik masalah sepele atau serius ditambah lagi emosinya tak menentu. 

Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus, maka bisa merugikan dirinya sendiri. Lebih parahnya lagi, bisa merusak masa depannya. Apalagi dengan hadirnya teknologi dan sosial media yang makin marak, bisa merugikan diri sendiri sehingga harus ada rambu-rambunya. 

Berikut cara mengatasi emosi labil pada anak remaja: 
1.    Bentengi dengan pendidikan dan pengetahuan yang baik. Caranya dengan memberikan pondasi utama yang kuat seperti pendidikan dan pengetahuan yang baik.
2.    Pergaulan orang baik, situasi ini diperlukan untuk memilih teman dan juga sahabat. Jika teman atau sahabat tidak baik maka bisa jadi akan terbawa arus tidak baik. 
3.    Wawasan yang luas, Ketika masih remaja, maka haus segala hal, segala informasi dan segala sesuatu yang baru merupakan sesuatu yang wajar. 
4.    Melihat pemasalahan dari sudut pandang berbeda, ajak diskusi dua arah/timbal balik sebab tidak semua masalah di pandang dari sudut yang sama tapi dari berbagai perspektif sehingga bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk. 
5.    Berpikir jernih, ajari anak untuk berpikir jernih sebelum bertindak di luar nalar ataupun emosi. 
6.    Bimbingan konseling. Di sekolah, peranan guru bimbingan konseling sangat berperan, terutama dalam mengatasi permasalahan. 
7.    Dukungan moril dari orang tua, cara yang lain adalah pendampingan orang tua melalui dukungan moril bagi remaja sangat dibutuhkan agar tidak terbawa arus pergaulan bebas. Perhatian berupa cinta dan kasih sayang sangat berarti.
8.    Bantu anak mengenal emosinya, hal ini dapat meembantu anak mengeluarkan ekspresi.
9.    Memerlukan model, figur contoh yang baik dimulai dari orang terdekat terutama keluarga.

Anda juga dapat berkonsultasi dengan ahli di daya.id untuk mendapatkan tips mengelola perasaan lainnya yang dapat mendukung Kesehatan mental Anda.

Informasi lain terkait usaha, karir dan juga kesehatan lainnya, bisa Anda peroleh dengan mudah di daya.id. Dengan mendaftar di daya.id seluruh informasi terkait usaha dan kesehatan dapat diakses dengan gratis dan sangat mudah. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, kunjungi dan daftarkan diri Anda di daya.id sekarang juga! 

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS