Informasi Artikel

Penulis Artikel

Sebelum kita membahas lebih lanjut, tahukah Anda jika gaji dengan upah adalah dua hal yang berbeda?

Upah dapat diartikan sebagai pembayaran kepada pekerja yang bekerja secara tidak tetap, seperti pekerja kebun atau penjaga lahan. 

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), upah didefinisikan sebagai bayaran yang diberikan sebagai balasan atas jasa atau tenaga yang telah dikeluarkan seseorang.

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 1 Tahun 2017 menyatakan: “Struktur dan Skala Upah wajib disusun oleh pengusaha dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi.

Sementara gaji dapat diartikan sebagai pembayaran untuk karyawan tetap ataupun  karyawan kontrak.

Di Indonesia sendiri, kisaran gaji biasanya dipengaruhi oleh pengalaman, keahlian, dan tingkat pendidikan. Namun pertanyaannya, bagaimana cara penentuan besarnya gaji karyawan?

 

Tips Menentukan Kisaran Gaji Karyawan UMKM

Ada tiga teori yang umum digunakan dalam menentukan gaji, yaitu:

  • Teori pasar, berdasarkan negosiasi antara karyawan dan pengusaha.
  • Teori standar hidup, mempertimbangkan biaya hidup sesuai kota domisili perusahaan.
  • Teori kemampuan membayar, disesuaikan dengan kondisi keuntungan serta kemampuan finansial perusahaan.

Berikut beberapa tips yang dapat Anda terapkan untuk menentukan besaran gaji maupun upah:

 

1. Lakukan Riset

Riset merupakan langkah dasar dan sangat penting sebelum menentukan gaji atau upah.

Mulailah dengan mencari perbandingan gaji pada usaha serupa. Misalnya, jika Anda membuka kedai kopi, lakukan riset terkait deskripsi kerja barista, kasir, atau pekerja harian yang mungkin dibutuhkan.

Kaji kisaran gaji atau upah yang umum diberikan berdasarkan posisi tersebut. Dengan melakukan riset yang tepat, Anda dapat menghindari pemberian gaji terlalu rendah atau justru terlalu tinggi dari standar pasar.

 

2. Bersikap Terbuka untuk Negosiasi

Selama proses rekrutmen, Anda dan calon karyawan dapat melakukan negosiasi terkait gaji. Anda perlu peka dalam menilai kemampuan yang ditawarkan oleh calon pegawai.

Dalam contoh kedai kopi, Anda dapat menguji keterampilan calon barista dengan meminta mereka membuat kopi sesuai standar cita rasa kedai Anda. Pengetahuan dasar tentang pekerjaan tersebut juga penting agar Anda tidak mudah dimanipulasi dalam proses negosiasi.
Berbeda dengan karyawan tetap, pemberian upah bagi pekerja harian biasanya lebih sederhana karena cakupan pekerjaannya jelas dan jangka waktunya lebih pendek.

Negosiasi yang baik memberikan ruang bagi karyawan untuk berkembang dan merasa dihargai dalam perusahaan Anda.

 

3. Pertimbangkan Standar Hidup Wilayah

Setiap kota memiliki standar hidup yang berbeda. Faktor ini perlu Anda masukkan dalam pertimbangan penentuan gaji.

Sebagai contoh, jika calon barista berasal dari Palembang namun bekerja di Jakarta dengan kemampuan di atas rata-rata barista Jakarta, wajar jika ia memperoleh gaji mengikuti atau bahkan melebihi standar lokal.

Pertimbangan ini penting karena kesejahteraan karyawan secara langsung berpengaruh pada produktivitas dan semangat kerja mereka, yang akhirnya berdampak pada kelangsungan usaha Anda.

 

4. Sesuaikan dengan Kemampuan Perusahaan

Teori kemampuan membayar menjadi acuan penting dalam penentuan gaji. Jangan sampai modal usaha terkuras hanya untuk gaji karyawan sehingga mengganggu aspek operasional lainnya.

Anda perlu menetapkan porsi pengeluaran untuk gaji secara bijak. Bila biaya tenaga kerja terlalu besar, pertimbangkan kembali kriteria pegawai yang ingin direkrut agar tidak terjadi kelebihan biaya.

Solusinya, tentukan batas gaji minimum dan maksimum untuk setiap posisi yang dibutuhkan. Ingat, sebelum memberi gaji maksimal, pertimbangkan kelayakan calon pegawai dan relevansi kemampuannya dengan kebutuhan bisnis Anda.

 

5. Buat Kesepakatan Tertulis dan Resmi

Kesepakatan tertulis sangat penting sebagai bentuk formal pengesahan hasil negosiasi antara Anda dan karyawan. Dokumen ini biasanya dituangkan dalam perjanjian kerja sama yang ditandatangani kedua belah pihak.

Isi perjanjian kerja setidaknya mencakup:

  • Nama pemilik usaha dan pekerja
  • Alamat masing-masing pihak
  • Jenis usaha
  • Data diri pegawai (umur, jenis kelamin, alamat)
  • Ruang lingkup pekerjaan
  • Besaran gaji dan metode pembayaran
  • Hak dan kewajiban masing-masing pihak

Dengan adanya dokumen resmi, kejelasan hak dan tanggung jawab menjadi lebih terjamin, sehingga meminimalkan potensi perselisihan di kemudian hari.

Jika Anda masih memiliki pertanyaan lanjutan, Anda dapat berkonsultasi gratis bersama ahli kami melalui Tanya ahli di daya.id. Untuk informasi lainnya terkait tips keuangan dan usaha. Anda bisa medapatkannya secara gratis di Daya.id. Dengan mendaftar di Daya.id semua informasi usaha bisa diakses dengan sangat mudah dan kapan saja. Jadi, yuk kunjungi Daya.id sekarang juga.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

0.0

0 Penilaian

Artikel Terkait

5.0
Merencanakan Usaha

Tips Praktis Merekrut Karyawan yang Jujur

16 November 2025

5.0
Merencanakan Usaha

Cara Mendapatkan Rekan Usaha yang Cocok

23 April 2018

5.0
Merencanakan Usaha

6 Tips Merekrut Freelancer, Efisiensi Budget Karyawan untuk Usaha Baru

11 Januari 2025

4.5
Merencanakan Usaha

Manfaat Kolaborasi dalam Wirausaha yang Wajib Diketahui

29 Januari 2021

Berikan Pendapat Anda

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS