Dirilis

22 Januari 2022

Penulis

Oky Setiarso

Masih ingatkah Anda saat berusia remaja, dimana fisik dan psikologis Anda berubah, Anda cenderung lebih mendengarkan teman dibanding orang tua, dan lainnya? Mungkin itu juga yang saat ini sedang dialami anak remaja Anda saat ini. Mereka sedang menjalani fase menuju dewasa, dan memiliki ikatan yang kuat kepada teman-temannya. Lalu, apa yang bisa Anda lakukan sebagai orangtua?

 

Remaja, Masa Perubahan Fisik dan Psikologis

Remaja adalah generasi masa depan kita. Mereka akan menjadi pemimpin di masa depan, memimpin rumah tangga, dan memangku kewajiban yang lebih besar dari sekadar yang mereka lakukan ketika masa kanak-kanak dan remaja. 

Aspek pergaulan serta perkembangan permasalahan seksualitas serta pencarian jati diri juga terjadi di masa remaja ini. Pada proses ini juga saran atau masukan dari teman sebaya cenderung lebih didengarkan daripada oleh orangtuanya, sehingga pemahaman dan respon yang baik dalam menerima informasi dari luar perlu disaring dan dikontrol. Sehingga pendampingan dan peranan orang tua juga diperlukan termasuk pentingnya diskusi intim dengan remaja.

Hal tersebut di atas pada akhirnya ada proses, baik secara fisik dan psikologis, yang harus dialami remaja. Remaja juga akan mengalami masa yang umum disebut pubertas. Pubertas merupakan fase perubahan fisik pada anak memasuki masa remaja menuju ke dewasa. 

Salah satu faktor lain yang timbul adalah perkembangan psikologis yang juga mengalami perubahan. Selain perkembangan fisik, perkembangan psikologis yang mencakup emosi dan sosial juga termasuk salah satu kunci tumbuh kembang seorang remaja. 

Lalu, bagaimanakah perkembangan psikologi atau emosi remaja dapat terjadi, sehingga dapat mempengaruhi perkembangan di masa dewasa nanti? Atau apakah ada factor yang menentukan perkembangan psikologi di masa anak-anak? 

Yuk simak beberapa hal perkembangan psikologis yang bisa terjadi pada remaja pada pembahasan di bawah ini.

 

Perkembangan Psikologi Remaja

Perkembangan psikologi remaja juga terjadi perubahan sisi emosional dan sosial, dimana hal ini berhubungan karena adanya perubahan hormon serta saraf sehingga remaja tidak hanya berkembang secara kognitif, tetapi juga memikirkan identitas diri serta hubungan sosial di sekitar.  

Ada faktor lain yang muncul dalam fase remaja yaitu masih memperlihatkan kedekatan serta ketergantungan remaja dengan orangtua, membuat kelompok bersama dengan teman sebaya atau teman-teman terdekat serta mulai mencari identitas diri dan memperlihatkan kemandirian

Baca Juga: Tahapan perkembangan psikologi anak usia dini 

 

Perkembangan Emosional

Perkembangan emosional remaja masih tetap menunjukkan ketergantungannya pada orangtua. Akan tetapi kedekatannya dengan teman-teman sepermainan akan semakin kuat, dan dapat mempengaruhi perkembangan emosionalnya. Tekanan dari lingkungan pertemanan yang dirasakan akan semakin besar, begitu pula dengan identitas dirinya dalam sebuah pertemanan. 

Namun pada fase ini, mereka masih akan menganggap orang dewasa memiliki kekuatan atau kekuasaan yang lebih besar dibandingkan dirinya, sehingga remaja masih akan mengikuti aturan dan prinsip yang ada di dalam rumah.

Perkembangan emosional remaja pun masih tergolong naik turun, bahkan sisi remaja memberontak dan pertengkaran pada orang tua juga terjadi fase ini termasuk keinginan untuk kabur dari rumah.  

Remaja masih mempunyai suasana hati yang mudah berubah sehingga peranan orang tua diperlukan untuk memberikan pemahaman yang baik termasuk diskusi intim dengan remaja. Sisi lain yang muncul pada fase remaja ini juga memperlihatkan sisi kepeduliaan remaja pada lingkungan sekitar. 

Baca juga: Tumbuhkan Mental Sehat, Agar Anak Bisa Menikmati Hidup

 

Perkembangan Sosial

Fase perkembangan sosial adalah fase dimana pertemanan atau bersahabatan dengan teman sebaya menguat, dibuktikan dengan kesetiaan terhadap teman satu grup atau geng, pergi dan bermain bersama dalam kelompok, menikmati kesenangan berdasarkan kesukaan hobi misalnya, sehingga menjadi lebih solid. 

Sisi lain juga akan munculnya sisi kompetitif antar teman, terutama yang bukan dalam kelompok atau gengnya. Sehingga keinginan lebih unggul atau lebih baik muncul terjadi. Anak perempuan akan lebih suka bermain dengan anak perempuan, begitu pula dengan anak laki-laki yang lebih nyaman bermain dengan anak laki-laki. Meski pada fase ini juga akan muncul ketertarikan pada lawan jenis, walau belum terlalu kentara bahkan terkesan malu-malu kucing. 

Perhatian pada bentuk tubuh dan penampilan salah satu faktor dominan yang muncul pada masa remaja. Namun yang menarik, secara tidak sadar mereka sudah mulai nyaman mengajak orangtua berdiskusi, salah satunya tentang pertemanan serta ketertarikan pada lawan jenis. Maka dari itu, penting untuk Anda membangun komunikasi dengan remaja, termasuk pembahasan dan diskusi intim dengan anak soal pendidikan seksual sejak dini.

Apabila saat ini Anda merasa bila anak Anda yang berusia remaja bertingkah diluar kebiasaanya, misalnya dengan membantah dan lebih banyak menghabiskan waktunya bersama teman-temannya, pahamilah bahwa fase remaja memang demikian adanya. Untuk itu tetaplah memberikan perhatian yang cukup kepada anak Anda, untuk menetralisir pengaruh negatif yang bisa masuk dari lingkungan pertemanannya.

Jika Anda memerlukan informasi lainnya terkait tips usaha maupun kesehatan, Segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

4 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Tsalitsa Haura Syarifah, M.Psi.

Psikolog Industri & Organisasi

4 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS