dr. Anggy Puspasari, SpTHT-KL berprofesi sebagai dokter spesialis THT dan ibu dari satu orang anak. Meskipun memiliki kesibukan sebagai seorang ibu dan dokter, berolahraga masih menjadi prioritas wanita yang akrab disapa Anggy. Hal ini dibuktikan oleh prestasi yang telah diraihnya. Pada tahun 2020, ia pernah mengikuti lomba triathlon dengan berkompetisi dalam tiga cabang olahraga yang digemarinya, yaitu renang, sepeda, dan lari.

 

Berawal Sejak Kecil dan Berlanjut Sampai Sekarang

Kecintaannya terhadap olahraga dimulai sejak berusia 5 tahun. Saat itu, olahraga yang ditekuni hanya renang. Sebetulnya, renang bukanlah olahraga yang baru untuk keluarga dr. Anggy. Karena tidak hanya ia yang menjadi perenang, dr. Anggy mengetahui olahraga ini dari kakaknya yang berprestasi di renang. Kegemaran dr. Anggy terhadap olahraga tidak berhenti sampai situ. Ia rutin berlatih sepeda ketika sekolah spesialis. Kini, ia juga menekuni olahraga lari.

Lalu, apa yang membuatnya tetap lanjut berolahraga? dr. Anggy mengungkapkan bahwa olahraga adalah hal yang menyenangkan baginya. Tidak hanya membuat tubuhnya bugar, segar, dan lebih nyaman saat melakukan aktivitasnya sebagai dokter. Ada berbagai manfaat lain yang ia dapatkan. Misalnya, menambah teman dan keluarga baru serta dapat mengeksplor tempat baru saat bersepeda yang belum tentu didapatkan ketika naik kendaraan. Adapun rasa khusus yang hanya didapatkan ketika mengikuti charity run. Rasa tersebut adalah rasa berjuang untuk mencapai garis finish demi orang yang akan dibantu. 

 

Cedera Tidak Menjadi Penghambat untuk Tetap Berolahraga

Di antara ketiga cabang olahraga yang ditekuninya, berlari adalah olahraga yang paling baru dieksplor. Bermula pada tahun 2020, ia mendapatkan cedera setelah terjatuh dari sepeda. Cedera tersebut mengharuskannya untuk dioperasi dan berhenti bersepeda untuk sementara waktu. Karena sudah terbiasa aktif berolahraga sejak kecil, akhirnya, ia mencari alternatif olahraga lain dengan kondisi satu tangan tidak dapat digerakkan. 

Lalu, ia mulai berlatih cabang olahraga lari. Mulai dari hanya coba-coba, hingga akhirnya berlatih di bawah pengawasan coach lari. Di cabang olahraga ini, ia bertemu dengan komunitas lari Tikum 6.30 dan KedoDoRun (Kedokteran Doyan Run). Dalam hitungan beberapa bulan, ia sudah mengikuti berbagai kompetisi dan charity run cabang olahraga lari, salah satunya adalah charity run Ultra Marathon Jelajah Timur, dimana ia berhasil menyelesaikan trek sejauh 63 kilometer.

Baca juga: Cara Atasi Risiko Cedera dalam Olahraga Lari

 

Tetap Berolahraga di Tengah Kesibukan

Lalu, bagaimana cara dr. Anggy untuk tetap berolahraga di tengah kesibukan sebagai seorang ibu dan seorang dokter? Berikut adalah 5 tips agar tetap rajin berolahraga di tengah kesibukan.

 

1.    Meluruskan Niat untuk Berolahraga

Tidak memandang jenis olahraganya, hal pertama yang perlu disiapkan adalah niat. Bentuk niat ini dapat berupa niat menyiapkan diri, niat menyempatkan waktu di sela-sela kesibukan, maupun niat bangun pagi. Setelah niat untuk berolahraga sudah ada, segeralah berolahraga.

 

2.    Menentukan Tujuan Berolahraga

Setelah meluruskan niat, tips selanjutnya adalah menentukan tujuan berolahraga. Misalnya pada atlet lari, tujuan berlari tidak hanya agar sehat, tetapi juga ada target yang ingin dicapai di setiap race yang akan diikuti.

 

3.    Memenuhi Kebutuhan Gizi

Pada orang yang rutin berolahraga seperti atlet, kebutuhan gizi hariannya tentu berbeda dengan orang biasa. Kebutuhan kalori dan protein juga akan tergantung dari tujuan berolahraga. Misalnya, ada orang yang olahraga bertujuan untuk bodybuilding, kebutuhan gizinya akan mengikuti dengan tujuannya.

Baca juga: Peranan Gizi untuk Peningkatan Performa Olahraga

 

4.    Mempersiapkan Peralatan yang Dibutuhkan

Selain niat yang perlu dipersiapkan, terdapat peralatan pendukung kegiatan olahraga yang perlu Anda siapkan. Peralatan tersebut juga sebaiknya disesuaikan dengan budget. Jika peralatannya sudah disiapkan, jangan lupa dibarengi lagi dengan niat. “Jangan sampai perlengkapan sudah lengkap, tetapi niatnya hilang” kata dr. Anggy.

 

5.    Manajemen Waktu yang Baik

Tips terakhir yang tidak kalah penting adalah pengaturan waktu yang baik. “Pintar-pintar melihat jadwal di hari itu dan apakah bisa olahraga dimasukkan ke dalam jadwal” ujar dr. Anggy. Selain itu, ia menyatakan bahwa hal yang terpenting adalah bagaimana kita dapat mengatur waktu untuk memenuhi minimal waktu yang dianjuran untuk berolahraga, yaitu 150 menit per minggu. Contohnya pembagian waktu berolahraga dapat berupa 50 menit tiap satu kali olahraga dilakukan sebanyak 3 kali per minggu.

Adapun pesan yang disampaikannya untuk orang yang memulai berolahraga dan ingin hidup sehat adalah selain berolahraga, jangan lupakan untuk makan dengan gizi seimbang, beristirahat yang cukup, dan kenali kemampuan tubuh kita sendiri. Meskipun sulit, usahakanlah terdapat sayuran di makanan utama dan konsumsi buah sebagai selingan. 

Tidak hanya itu, Anda perlu mengetahui makanan apa yang baik maupun buruk untuk tubuh.  Beraktivitas kegiatan sehari-hari dan berolahraga haruslah mengenal kata istirahat karena tubuh butuh waktu untuk kembali ke kondisi yang prima. Jangan lupa untuk tetap kenali kemampuan diri sendiri, tidak memaksakan diri apabila sudah ada peringatan untuk tubuh kita. Karena pada dasarnya, hidup sehat adalah ajakan, bukan paksaan.

Itulah cerita inspiratif dari dr. Anggy. Yuk, kita contoh semangat dr. Anggy dalam berolahraga dan menerapkan tips yang sudah diberikan agar tubuh tetap sehat. Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.