Dari Banjarmasin, Jual 200 Kodi Peci ke Seluruh Makassar

Dirilis

09 Juli 2018

Penulis

Daya Tumbuh Usaha

Pengusaha

Abdul Kadir

Jenis Usaha

Produsen Peci dan Baju Muslim

Peci merupakan salah satu penutup kepala yang biasa digunakan oleh pria muslim Indonesia saat shalat. Sementara itu, permintaan akan produk peci sendiri terus meningkat tiap tahun. Peluang inilah yang mendorong Abdul Kadir untuk berjualan peci.

Sekitar tahun 1997, Abdul merantau ke Banjarmasin untuk mencari peruntungannya. Di ibu kota Kalimantan Selatan itu, ia memulai usaha dengan berjualan baju dan busana muslim berskala kecil. Kurang lebih setahun kemudian, Abdul berkenalan dengan seorang pengrajin peci di sana. Dikarenakan tertarik dengan produk penutup kepala tersebut, Abdul akhirnya mengajak sang pengrajin untuk bekerjasama, dari sisi pemasaran. Tapi Abdul tidak memasarkan peci tersebut di Banjarmasin, melainkan di Makassar. Menurutnya, pasar di ibukota Sulawesi Selatan itu lebih potensial karena belum ada yang memproduksi peci.

Tutup Toko Busana Muslim, Demi Fokus Menjual Peci
Awalnya Abdul hanya membawa 20 kodi peci untuk dipasarkan ke Makassar. Semuanya dibeli oleh satu toko. Seiring berjalannya waktu, permintaan akan peci bordir—yang saat itu belum ada di Makassar—terus meningkat. Sayangnya, kemampuan produksi rekanan Abdul di Banjarmasin sangat terbatas. Akhirnya Abdul memutuskan tetap mengambil peci dari rekannya, tetapi juga memproduksi sendiri untuk mencukupi permintaan yang semakin banyak.

Dikarenakan ingin fokus kepada produksi dan pemasaran peci, Abdul pun menutup kios bajunya di Banjarmasin. Ia memproduksi peci bermodalkan 4 mesin jahit, dengan memberdayakan tetangga, khususnya para ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya. Abdul bahkan menitipkan mesin jahit ke rumah-rumah tetangga tersebut, sehingga mereka dapat melakukan proses produksi di rumah masing-masing dengan tidak meninggalkan pekerjaan rumah tangga mereka. Setelah peci jadi, barulah ia melakukan quality control. Sampai saat ini Abdul telah memiliki 12 mesin jahit yang tersebar di rumah-rumah tetangganya.

Demi memasarkan pecinya, waktu Abdul semakin banyak di Makassar. Akhirnya ia memercayakan kegiatan produksi kepada salah seorang saudara di Banjarmasin, dengan tetap melakukan pengawasan dan kontrol. Salah satu caranya adalah datang ke Banjarmasin, untuk melihat langsung kegiatan produksi. Selain itu, Abdul rutin menelepon.

Abdul mempunyai pertimbangan sendiri kenapa tempat produksi tetap di Banjarmasin dan tidak dipindahkan ke Makassar. Pertama, kualitas pengrajinnya lebih baik dibandingkan pengrajin di lokasi pemasaran, selain juga untuk menghindari adanya imitasi atau tiruan produk dari produsen lain. Kedua, agar terhindar dari perebutan atau perpindahan tenaga kerja ke pesaing yang umum terjadi pada industri konveksi lainnya. Menurut hitungannya, biaya transportasi tidak terlalu berpengaruh terhadap biaya operasionalnya, sehingga Abdul tetap bisa memperoleh laba lebih besar meski tempat produksi di Banjarmasin dan pemasaran di Makassar.

Saat ini Abdul mampu memproduksi 200 kodi peci setiap bulan dengan omzet sekitar Rp50 juta per bulan. Bahkan ketika memasuki bulan Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha, omzetnya meningkat sekitar 2 sampai 3 kali lipat dibandingkan bulan-bulan biasa.

Setelah Sukses, Kembali Membuka Toko Busana Muslim
Abdul sudah memiliki merek pada pecinya sendiri, yaitu “AL-Haq”. Merk Al-Haq ini bukanlah satu-satunya merek yang digunakan Abdul pada produk pecinya. Sebelumnya merek yang pernah digunakan adalah AL-Kaustar dan AL-Madinah. Namun karena kedua nama tersebut telah banyak yang menggunakan, akhirnya Al-Haq menjadi satu merek dagang yang digunakan hingga saat ini. Penggunaan nama Al-Haq sendiri terinspirasi dari singkatan nama kedua anaknya.

Selain di Makassar, produk peci Al-Haq juga telah tersebar ke daerah Sulawesi lainnya, seperti Palu, Kendari, Gorontalo, dan daerah Sulawesi lainnya. Untuk di Makassar sendiri Abdul mendistribusikan lebih dari 30 toko yang tersebar di pasar-pasar di daerah Makassar, seperti pasar Tero, Dayak, Maros, dan Sentra.

Seiring berkembangnya usaha, Abdul juga membuka toko busana muslim di Makassar. Selain untuk meneruskan usaha toko busana muslim yang sempat tutup di Banjarmasin, toko busana muslim Abdul juga dimaksudkan sebagai pusat pembelian Peci Al-Haq di Makassar. Abdul memilih menjalankan kembali usaha busana muslim miliknya karena menurutnya busana muslim tidak akan pernah ada mati, mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama Islam.

Saat ini sudah lebih dari 20 tahun Abdul menjalani bisnis produksi Peci dan Toko Busana Muslim. Menurutnya, kunci kesuksesan dalam usaha adalah kejujuran dan memperhatikan kesejahteraan karyawan. “Karyawan merupakan sebagian penting dalam membangun dan menjalankan usaha karena kesejahteraan karyawan mencerminkan kesejahteraan usaha, artinya apabila karyawan sejahtera maka karyawan akan menganggap dirinya merupakan bagian dari keluarga usaha itu sendiri, sehingga akan meningkatkan etos kerja dan usaha makin berkembang,” katanya.
 

Penilaian :

5.0

2 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS