Dari Usaha Rumahan, Ayam Keprabon Kini Menjadi Jaringan Waralaba Sukses

Dirilis

30 Desember 2019

Penulis

Majalah Franchise Indonesia

Pengusaha

Renny Rantika

Jenis Usaha

Ayam Geprek Keprabon

Memulai bisnis bisa dari mana saja, asal ada kecintaan dan semangat menjalankannya maka pintu menuju keberhasilan pasti terbuka meski harus melalui berbagai tantangan bahkan kegagalan. Renny Rantika membuktikan, usaha ayam geprek rumahan yang ia rintis kini menjadi memiliki jaringan warlaba yang sukses bertajuk Ayam Keprabon dengan 57 gerai yang tersebar di berbagai daerah dan omzet 300 juta rupiah per gerainya.

Ditengah tren ayam geprek dengan tingkat rasa pedas yang beragam dan didukung oleh kelihaian suami dalam memasak, pada 13 Juli 2015 ia mencoba menciptakan menu ayam geprek yang berbeda dan mencoba menjadikannya ide bisnis di rumahnya yang sederhana di Jl. Teuku Umar no. 27 Surakarta. Modal awalnya sendiri merupakan hasil membongkar tabungannya bersama sang suami yang digunakan untuk membeli bahan baku, alat masak dan membayar biaya produksi. Dengan keterbatasan modal, Renny membuat paket menu sederhana, pemasarannya pun hanya melalui media sosial karena saat itu tidak memiliki uang untuk membuat spanduk.

Bangkit Setelah 10 Kali Gagal

Usaha ayam geprek ini bukanlah yang pertama Renny rintis bersama suaminya, Yonathan Sebastian, sebelumnya mereka pernah mencoba sepuluh macam usaha yang salah satunya adalah bisnis rumah makan. Namun kesemuanya tidak berjalan baik. Di lain kesempatan, Renny juga pernah mencoba mengelola bisnis keluarga meski akhirnya tidak sesuai dengan harapannya. Kegagalan – kegagalan tersebut tidak membuatnya jera. Bersama Yonathan, wanita kelahiran Surakarta ini yakin usaha ayam geprek yang ia rintis kali ini akan berhasil. “Sudah jalan Tuhan. Mungkin juga  tidak ada kecintaan saat kami menjalankan bisnis itu. Kali ini, menjalaninya (bisnis ayam geprek) dengan kecintaan. Kami mulai produksi di dapur rumah kami yang kecil.kenangnya.  

Menu ayam geprek pertama yang Renny buat di ujicobakan ke keluarga dekat, ia pun menerima berbagai masukan untuk memastikan resep yang khas dan lezat untuk kemudian ia jual ke masyarakat luas. Yonathan bertindak sebagai juru masak, sedangkan Renny sendiri sebagai HRD, marketing dan merangkap keuangan, dibantu dua orang karyawan. “Puji Tuhan respon pasar bagus, banyak konsumen yang menyukai ayam geprek kami.” Kata Renny. Kondisinya yang saat itu tengah hamil besar tidak menyurutkan niatnya untuk membangun bisnis, apalagi ia harus mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus seperti kasir dan pramusaji. (kehamilan) bukan kendala karena kami mencintai dan menikmati proses ini,” tegasnya. 

Menyadari Pentingnya Standarisasi Rasa di Setiap Cabang

Jerih payah dan kerja keras Renny dan Yonathan pun terbayar dengan meningkatnya usaha ayam geprek yang kemudian diberi nama Ayam Geprek Keprabon. Mereka kemudian memutuskan membuka cabang dan mencari suplier yang mendukung jumlah produksi yang semakin hari semakin banyak. Namun keputusan ini ternyata tidak semulus yang dikira. Selain terjadi pergantian karyawan, beberapa konsumen komplain mengenai pebedaan rasa ayam geprek di cabang pertama dengan cabang yang kedua. Dari sanalah wanita yang lahir 30 tahun yang lalu ini mulai berpikir untuk membuat Standar Operasional dan Prosedur (SOP) untuk menjaga standar rasa di setiap cabang. 

Renny dan Yonathan bekerjasama juga menciptakan modifikasi rasa ayam geprek misalnya dengan menu ayam geprek mozzarella. Tak sembarangan modifikasi, Renny mengaku melakukan riset terlebih dahulu sebelum menciptakan resep baru. “Kita melakukan study kasus, mencari customer need, riset berkala sehingga ada tambahan menu,” jelasnya. Selain itu, untuk membangun sistem manajemen yang kuat dan mampu menjawab keinginan pasar, Renny tidak pernah berhenti belajar, mencari referensi, konsultasi dengan ahli kuliner dan berbagi pengalaman dengan sesama pengusaha.

Memasarkan Lewat Sistem Franchise

Setelah sukses membuka cabang dan membuat SOP yang baku, wanita yang pernah menekuni pendidikan bahasa mandarin ini mulai memasarkan Ayam Keprabon dengan sistem franchise pada 2017. Banyaknya peminat dan investor membuat franchise Ayam Keprabon berkembang pesat. Kini, Ayam Keprabon sudah memiliki 57 outlet yang tersebar tidak hanya di Jabodetabek tetapi juga Malang, Makassar, Surabaya, Medan, Banjarmasin dan sebagainya. Rata-rata gerai Ayam Keprabon mampu membukukan omzet 300 juta rupiah per bulan.“ Omzetnya variatif, ada yang rendah, ada pula yang lebih tinggi tergantung daya jual dan lokasinya. Para franchisee umumnya balik modal dalam 2 tahun, tapi banyak juga yang di bawah itu tergantung omzet masing-masing franchisee,” kata lulusan S1 Ekonomi Sumber Daya Manusia ini.  

Kedepannya, penyuka traveling ini mengatakan targetnya membuka 100 gerai Ayam Keprabon di setiap penjuru di Indonesia. “Target kami membuka 100 gerai, kami akan menysul secepatnya dengan kesiapan tim yang baik,” kata Renny. Ia mengakui, bisnisnya berkembang pesat sejak memasarkan melalui sistem franchise. “Jujur,  kami besar dari franchise. Sejak memfranchisekan usaha ini pada 2017, responnya begitu baik sampai terjadi antrean setiap bulannya, bahkan sampai sekarang antusias dari investor masih banyak.” imbuhnya.

Faktor Pendukung agar Franchise Bisa Dijalankan oleh Mitra Bisnis

Meski demikian, mengembangkan bisnis melalui jaringan franchise bukan hal yang mudah. Menurut Renny, dibutuhkan manajemen support yang baik dan SOP yang baku untuk membangun sistem dan produksi yang baik agar bisa dijalankan oleh mitra bisnis. Faktor SDM sendiri menurut Renny bukan menjadi kendala signifikan karena ia merasa bisa merangkul anak-anak muda demi memajukan Ayam Keprabon.

Saat ini, tantangan utama yang perlu dihadapi adalah bagaimana memenangkan pasar di tengah persaingan. Untuk itu, Ayam keprabon selalu mengedepankan pelayanan dan kualitas selain menjaga SOP dan membuat promosi menarik. Branding itu susah-susah gampang, namun kalau branding sukses orang akan tahu, akan dicari. Tapi cara marketing konvensional tidak boleh dilupakan, iklan, rajin promosi sehingga ayam keprabon melekat di benak customer. Untuk promo tahunan, kami memanjakan customer kami yang disebut Sahabat Keprabon dengan memberikan diskon dan promo lainnya,” jelasnya.  

Untuk calon pengusaha, Renny mengingatkan untuk menjalani bisnis dengan hati sehingga apapun suka dukanya akan dinikmati. Ketika membeli franchise, Anda harus tahu betul bahwa itu bisnis yang sudah berjalan, bukan bisnis yang dicobakan kepada Anda. Karena itu, Anda harus cek kinerja aslinya bukan brosurnya saja,” bebernya.

Penilaian :

4.9

9 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS