Raih Omzet Rp120 Juta Per Bulan, Karena Sang Anak Suka Bubble Tea

Dirilis

04 Juni 2018

Penulis

Tim Penulis Majalah Franchise Indonesia, Mitra Strategis Program Daya Sejak 2014

Pengusaha

Lisa

Jenis Usaha

Franchisee Taiwan Tea House

Meski tidak ada bekal pengalaman di bidang usaha makanan dan minuman, Lisa nekat menjadi franchisee Taiwan Tea House Pekalongan, lantaran anaknya gemar dengan produk minuman kekinian ini. Tak disangka omzet perbulannya ternyata menggiurkan.

 

Banyak orang mengira Taiwan Tea House berasal dari luar negeri karena gerainya menyerupai merek bubble tea luar negeri. Padahal, Taiwan Tea House merupakan waralaba lokal. Lisa juga awalnya menyangka demikian. Dan sebenarnya, sangkaan itu yang menjadi alasan ia tertarik menjadi franchisee. Tentu saja ada alasan lain. Antara lain karena melihat salah satu gerai di Semarang selalu ramai, harga paket investasi cukup terjangkau, dan kebetulan anaknya gemar dengan produk minuman franchise ini.

 

Sebelum mengambil franchise, Lisa sudah disibukkan dalam mengelola sekolah balet. Tapi ia bertekad menekuninya karena yakin usaha minuman bubble tea ini prospeknya cerah. “Saya melihat bahwa produk bubble teanya sangat ekslusif, dan dari segi bahan baku yang digunakan juga alami tanpa bahan pengawet,” ujarnya.  

 

Tapi ternyata tak semudah itu. Awalnya Lisa merasa kewalahan membagi waktu antara usaha utama dan usaha barunya. “Pernah saya mengeluh soal waktu untuk mengontrol kondisi di lapangan. Tidak dipungkiri, memulai usaha bubble tea sedikit rumit, karena ini pengalaman pertama saya di bidang usaha makanan dan minuman,” katanya. Belum lagi tantangan dalam mencari karyawan dan manajer yang tepat. “Waktu saya sudah cukup terkuras untuk mengurus anak dan usaha utama,” bebernya.

 

Beruntung ia mendapat dukungan dari franchisor, berupa sistem pendampingan selama kurang lebih 2 minggu dan konsultasi dalam hal pemasaran. “Selain SOP, franchisor juga memberikan promosi media sosial dan desain. Kami sangat terbantu dengan dukungan tersebut, karena kami awam dalam bidang usaha makanan dan minuman. Jadi kami selalu berkonsultasi dengan pusat, baik untuk pemasaran dan strategi lainnya,” ujarnya.

 

Untuk menjaga kelangsungan usahanya, Lisa juga tak berpangku tangan. Ia memberikan pengarahan ke karyawannya agar memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan. Ia juga melakukan promosi baik secara online ataupun offline. “Kami biasa mengundang teman-teman datang untuk memberi kesan ramai sehingga orang menjadi penasaran. Sedangkan untuk promosi online kami memanfaatkan BBM, Facebook, Twitter dan Instagram, meng-endorse orang-orang terkenal untuk membantu mempromosikan,” ungkapnya.

 

Alhasil, kinerja usahanya pun berjalan baik. Dalam sebulan, Lisa bisa mengantongi omzet Rp 80-120 juta. Ia juga merasakan peningkatan dari segi finansial sejak menjadi mengambil usaha franchise. “Kami bersyukur semacam diberikan petunjuk oleh Tuhan dan optimis ke depan akan bisa membuahkan hasil yang lebih,” katanya.

 

Ke depannya, Lisa berencana berinvestasi dengan menambah jumlah gerai. Namun untuk sementara ini, ia ingin fokus dulu ke gerai yang sudah ada

Lisa sudah membuktikan bisa sukses dengan usaha waralaba sebagai usaha kedua. Jika Anda juga ingin seperti Lisa, silakan kunjungi halaman Peluang Usaha di Daya.id dan manfaatkan kemudahan pengajuan minat membeli usaha waralaba.

Penilaian :

5.0

5 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS