Bangun Sekolah Berbasis Entrepreneurship, Sukses Ubah Mimpi Jadi Realita

Dirilis

01 Agustus 2024

Penulis

Majalah Franchise Indonesia (Mitra Strategis Program Daya Sejak 2014)

Pengusaha

Johannes Agus Taruna

Jenis Usaha

Founder Super Briliant Kidz

Bertahun-tahun berkecimpung di dunia pendidikan, Johanes Agus Taruna terinspirasi untuk membuat sekolah dasar berkurikulum entrepreneurship. Dan ia membuktikan mimpinya bukan hanya bualan kata-kata. Ia berhasil membangun sekolah berbasis entrepreneurship pertama di Indonesia dengan nama Super Briliant Kidz Center atau SBK CENTER. 

Lalu, bagaimana kisah Johannes dalam membangun bisnis ini?

 

Jauh Sebelum SBK Center Ada

Berawal dari musibah kecelakaan yang menimpa sang ayah di tahun 1995, Johannes harus mencari penghasilan sendiri. Saat itu ia baru menekuni kuliah di semester 5. Johannes mulai menggeluti dunia pendidikan dengan memberanikan dirinya menjadi pengajar privat door to door, dari rumah ke rumah. Kemudian membentuk tim bersama teman-teman mahasiswa. 

Sense of business membangun SBK Center muncul dari kebiasaannya sejak menjadi mahasiswa. Ia tidak hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu, kuliah pulang kuliah pulang tetapi aktif ikut berbagai kegiatan seperti seminar, workshop nasional, dan internasional serta rutin membaca minimal 3 buku sehari. 

 

Filosofi Terbentuknya Sekolah Berbasis Entrepreneur

Johannes percaya bahwa bisnis jasa pendidikan bisa berkembang karena adanya rasa saling percaya. Untuk itu, sekolah di Indonesia perlu memiliki citra yang baik dan harus punya keunikan serta diferensiasi. Pendidikan bukan ditujukan mencetak manusia untuk menjadi robot, hanya mengikuti instruksi, melainkan fungsi sekolah adalah membantu siswa untuk mengeksplor dan memaksimalkan potensi-potensinya masing-masing," tuturnya membeberkan kunci sukses memasarkan bisnis pendidikannya.

“Saya rindu banyak guru yang punya sekolah, dokter yang punya rumah sakit dan sebagainya,” kata Johannes. Ia bermimpi bisa membawa Indonesia menjadi negara nomor 1 di dunia dengan jumlah entrepreneur terbesar di dunia. Entrepreneur muda yang unggul dan tangguh, yang mampu menjadikan Indonesia yang sejahtera, karena banyaknya peluang kesempatan berusaha yang diciptakan dari para entrepreneur-entrepreneur muda yang muncul. 

 

Perjalanan SKB

Pria asal Palembang ini sejatinya seorang pendidik sejati. Di tahun 2010, ia sukses mengembangkan pendidikan TK, SD dan SMP dengan kurikulum entrepreneurship dengan nama Super Briliant Kidz Center (SBK CENTER).

“Pada awal membangun usaha, Johannes melakukan analisa bisnis yaitu melihat potensi pasar yang sangat besar, keunikan sekolah yang dibangun, konsep yang kuat, dan kebutuhan pasar," ujar pria yang hobinya membawa buku dan mengajar ini.

Kini SBK CENTER tengah berkembang amat baik. Hal ini karena diferensiasi yang ditawarkan. Tidak banyak sekolah di Indonesia yang memiliki konsep pengajaran entrepreneurship sejak TK. "Saat ini outlet kita ada di Palembang dan di Gading Serpong Tangerang," kata Johannes.

Untuk outlet di Tangerang baru saja dibuka. Outlet tersebut jelasnya, untuk dijadikan prototype. Nantinya outlet tersebut diharapkan berkembang dan disfranchise-kan di seluruh Indonesia. "Sekarang kami terus fokus menciptakan kurikulum yang makin update sesuai kebutuhan," ujarnya. Untuk mengembangkan kurikulum, Johannes berkoordinasi dengan Departemen Pendidikan Nasional.

Selain itu, Johannes juga membuat standarisasi agar manajemen bisnis SBK CENTER semakin rapi. Tidak sampai di situ, untuk merealisasikan ekspansi bisnisnya, pada pertengahan tahun 2024 ini dirinya akan masif memfranchise-kan SBK CENTER lewat expo-expo dan publikasi di media offline dan online
SBK CENTER sudah membuktikan diri sebagai bisnis sekolah yang menguntungkan. Dengan biaya sekolah Rp 5 juta per bulan, SBK CENTER membukukan omzet Rp12 miliar per tahun. SBK CENTER menawarkan investasi franchise total Rp1,5 miliar dengan rincian biaya franchise Rp150 juta per 5 tahun. Sementara royalty free yang dibayarkan sebesar 12 %. "Berdasarkan pengalaman, rata-rata bisnis ini sudah balik modal kurang dari satu tahun," ungkap Johannes.

Tentunya selama proses mengembangkan bisnis pendidikan, Johanes menemuai kendala, yaitu kualitas dan mutu pendidikan yang masih minim sehingga belum banyak mencetak tenaga pengajar yang handal, belum banyak pengajar yang mampu berbahasa Inggris dan masih sedikit pengajar yang memiliki wawasan entrepreneurship. Melihat adanya kendala ini, Johannes berusaha menemukan solusi yang cepat dan tepat. Ia mengatakan "Solusi yang bisa dilakukan adalah membuat tim yang fokus di Training Center (Diklat)," 

Suatu kesuksesan tidak terlepas dari kerja keras dan keuletan. Kisah Johannes memberikan Anda inspirasi untuk berani bermimpi dan berusaha keras untuk mewujudkannya. 

Masih banyak kisah sukses yang bisa Anda baca di Daya.id. Yuk Daftakan diri Anda sekarang di sini. Jika Anda penasaran dan ingin bertanya-tanya ke ahlinya tentang franchise dan bisa sukses seperti Johannes, Anda bisa berkonsultasi dengan pakarnya di Tanya Ahli.

Penilaian :

5.0

50 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS