19 November 2021
Wanita Asal Yogya yang Sukses Berbisnis Air Minum
Dirilis
19 November 2021
Penulis
Majalah Franchise Indonesia, Mitra Strategis Program Daya Sejak 2014
Pengusaha
Dra. Liana Kurniawati
Jenis Usaha
Pemilik franchise air minum Go Flow
Sebagai sarjana sastra Inggris, Dra. Liana Kurniawati justru lebih tertarik dengan dunia bisnis. Lebih dari 10 tahun sukses membangun pabrik AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) dengan merek LATOYA yang sudah terkenal di Jogja dan sekitarnya. Wanita ini melanjutkan bisnis dengan mengembangkan franchise air minum isi ulang dengan nama GO FLOW. Wah, hebat ya!
Go Flow dimulai pada tahun 2019. Pada saat itu Liana melihat kondisi masyarakat Indonesia yang tidak bisa membeli air kemasan bermerek lantaran harganya mahal, sehingga mereka terpaksa beralih ke depo air isi ulang yang tidak jelas standar kebersihannya. Padahal, setiap manusia membutuhkan air minum yang berkualitas sepanjang kehidupannya. Makanya, selain memang menilai bisnis ini sebagai bisnis jangka panjang, Liana juga berharap kehadiran depo GO FLOW bisa menjangkau masyarakat yang tidak bisa mendapatkan air minum dengan kualitas setara AMDK.
“Proses pembuatannya adalah dengan memfilter dan ozonisasi dan ultra violet bahan baku air tadi hingga bebas bakteri dan steril serta aman untuk dikonsumsi,” ungkapnya.
Selain itu, biaya produksi juga diperhitungkan berdasarkan harga beli bahan baku air gunung dan penyusutan mesin serta pengeluaran gaji karyawan. “Dari situ kita membuat estimasi keuntungan. Yang diharapkan adalah para franchisor akan segera mendapatkan BEP secepat mungkin sekitar kurang dari 2 tahun. Estimasi penjualan sekitar 100 hingga 300 galon perhari tergantung lokasi,” jelasnya.
Untuk mendapatkan bahan baku, Liana mencari sumber air pegunungan terdekat yang berkualitas dengan bekerja sama membuat MOU dengan perusahaan supplier air gunung. Sehingga menurutnya, akan terjamin ketersediaannya.
Meski brand yang dibangun sebelumnya sudah memiliki reputasi baik di Yogyakarta dan sekitarnya, Liana tetap harus mulai dari awal lagi untuk memperkenalkan brand barunya. Salah satu cara promosi yang dilakukan adalah dengan menyebarkan flyer ke perumahan, ruko, kost, hotel, resto, cafe dan industri lainnya. “Sebab Air minum adalah produk yang pasti masuk ke semua bidang usaha maupun rumah tangga,” jelasnya.
Selain itu, Liana juga memberikan sample gratis air minum pada masyarakat sehingga mereka bisa merasakan kesegarannya, membuktikan kualitas dan perbedaannya dengan air minum isi ulang biasa, serta diharapkan bisa seterusnya menjadi pelanggan.
“Pernah kami menyediakan sample hanya 1 paket saja yaitu 2 alkaline water dan mineral water. Tetapi berjalannya waktu, banyak yang berminat dengan air mineral saja maka kami buka dengan harga lebih murah hanya untuk produk air mineral saja. Kami berusaha mengakomodasi masyarakat yang tertarik pada usaha ini dengan modal yang lebih ringan,” bebernya.
Selanjutnya, Liana memperkenalkan produknya melalui pameran-pameran, media sosial, dan media cetak seperti Majalah Franchise. “Disamping itu pendekatan terhadap individu yang memiliki jaringan dan pengaruh dalam industri apapun juga selalu kita gali potensi untuk bekerja sama dan membangun sebuah rantai supply dan demand yang solid dan konsisten,” katanya.
“Kami juga memasarkan bisnis ini lewat berbagai komunitas dan lewat media sosial seperti Facebook, Instagram dan website. Makanya harus rajin update web dan media sosial,” jelasnya.
“Jumlah customer tiap bulan banyak. Makin lama depo semakin dikenal jadi makin menambah jumlah customer. Dari data kami, omzet mencapai 200 juta per bulan dari 6 gerai yang sudah beroperasi,” kata Liana.
Wah, benar-benar bisa jadi alternatif air isi ulang berkualitas dengan harga terjangkau nih!
“Membangun relasi kekeluargaan dengan para franchisee juga perlu dengan sering menghubungi dan melakukan kunjungan rutin ke outlet mereka. Menanyakan kendala pada mereka, dan mencarikan problem solving bagi mereka,” ujar wanita yang hobi travelling dan menonton film serta membaca buku ini.
Menurut Liana, tidak perlu ilmu yang tinggi untuk menjadi operator depo. Hanya saja kalau di depo pusat harus menyediakan tenaga administrasi, kepala depo dan manajer yang mengelola banyak pekerjaan yang berkaitan dengan industri ini.
“Harapan saya outlet GO FLOW akan tersedia di banyak tempat dari Sabang sampai Merauke, menjadi salah satu perusahaan dengan reputasi kuat berskala nasional,” bebernya.
Untuk yang berminat bisnis franchise, Liana memberikan tips singkat “Usahakan Anda memiliki pengalaman yang banyak di bidang yang akan Anda bangun sebagai usaha franchise, dan usahakan barang yang Anda jual adalah barang yang selalu dibutuhkan masyarakat setiap hari (consumable)” tutupnya.
Liana Kurniawati adalah salah satu pebisnis yang sukses membangun bisnis waralaba. Anda tertarik mengikuti jejaknya? Konsultasikan dengan pakar franchise di Daya.id agar usaha yang Anda jalankan semakin matang dan sukses.
Untuk kisah sukses pengusaha inspiratif lainnya, bisa Anda baca di Daya.id. Yuk daftar dan kunjungi Daya.id sekarang juga!
Ingin Agar Masyarakat Bisa Peroleh Air Minum Berkualitas Baik tapi Murah
Go Flow dimulai pada tahun 2019. Pada saat itu Liana melihat kondisi masyarakat Indonesia yang tidak bisa membeli air kemasan bermerek lantaran harganya mahal, sehingga mereka terpaksa beralih ke depo air isi ulang yang tidak jelas standar kebersihannya. Padahal, setiap manusia membutuhkan air minum yang berkualitas sepanjang kehidupannya. Makanya, selain memang menilai bisnis ini sebagai bisnis jangka panjang, Liana juga berharap kehadiran depo GO FLOW bisa menjangkau masyarakat yang tidak bisa mendapatkan air minum dengan kualitas setara AMDK.
“Proses pembuatannya adalah dengan memfilter dan ozonisasi dan ultra violet bahan baku air tadi hingga bebas bakteri dan steril serta aman untuk dikonsumsi,” ungkapnya.
Modal Awal, Biaya Produksi, dan Pendampingan Pakar Franchise
Untuk memulai bisnis franchise air isi ulang ini, Liana mengucurkan dana sekitar Rp.600 juta untuk renovasi tempat, set up alat produksi, serta menyediakan sarana dan prasarana untuk kantor pusat. Tidak main-main, Liana juga bekerja sama dengan seorang pakar franchise untuk mendampingi usaha ini lho!Selain itu, biaya produksi juga diperhitungkan berdasarkan harga beli bahan baku air gunung dan penyusutan mesin serta pengeluaran gaji karyawan. “Dari situ kita membuat estimasi keuntungan. Yang diharapkan adalah para franchisor akan segera mendapatkan BEP secepat mungkin sekitar kurang dari 2 tahun. Estimasi penjualan sekitar 100 hingga 300 galon perhari tergantung lokasi,” jelasnya.
Untuk mendapatkan bahan baku, Liana mencari sumber air pegunungan terdekat yang berkualitas dengan bekerja sama membuat MOU dengan perusahaan supplier air gunung. Sehingga menurutnya, akan terjamin ketersediaannya.
Promosi Melalui Media Sosial, dan Berikan Sample Gratis
Pengalamannya selama lebih dari 10 tahun mengelola pabrik AMDK dengan brand LATOYA, sudah lebih dari cukup untuk sebagai bekal pengetahuan dan pengalaman untuk mengembangkan franchise depo air minum isi ulang. Namun, tidak berarti bisnis ini dijalani dengan tanpa kendala.Meski brand yang dibangun sebelumnya sudah memiliki reputasi baik di Yogyakarta dan sekitarnya, Liana tetap harus mulai dari awal lagi untuk memperkenalkan brand barunya. Salah satu cara promosi yang dilakukan adalah dengan menyebarkan flyer ke perumahan, ruko, kost, hotel, resto, cafe dan industri lainnya. “Sebab Air minum adalah produk yang pasti masuk ke semua bidang usaha maupun rumah tangga,” jelasnya.
Selain itu, Liana juga memberikan sample gratis air minum pada masyarakat sehingga mereka bisa merasakan kesegarannya, membuktikan kualitas dan perbedaannya dengan air minum isi ulang biasa, serta diharapkan bisa seterusnya menjadi pelanggan.
“Pernah kami menyediakan sample hanya 1 paket saja yaitu 2 alkaline water dan mineral water. Tetapi berjalannya waktu, banyak yang berminat dengan air mineral saja maka kami buka dengan harga lebih murah hanya untuk produk air mineral saja. Kami berusaha mengakomodasi masyarakat yang tertarik pada usaha ini dengan modal yang lebih ringan,” bebernya.
Selanjutnya, Liana memperkenalkan produknya melalui pameran-pameran, media sosial, dan media cetak seperti Majalah Franchise. “Disamping itu pendekatan terhadap individu yang memiliki jaringan dan pengaruh dalam industri apapun juga selalu kita gali potensi untuk bekerja sama dan membangun sebuah rantai supply dan demand yang solid dan konsisten,” katanya.
“Kami juga memasarkan bisnis ini lewat berbagai komunitas dan lewat media sosial seperti Facebook, Instagram dan website. Makanya harus rajin update web dan media sosial,” jelasnya.
Tantangan di Masa Pandemi COVID-19
Selama pandemi COVID-19, Liana mengaku mengalami beberapa keterbatasan, misalnya tidak dapat ikut pameran franchise, ataupun kegiatan lain untuk aktif dalam memasarkan produk. Untungnya, produk air minum isi ulang merupakan produk yang dibutuhkan dan cenderung akan dicari oleh konsumen, apalagi dengan jaminan kualitas yang diberikan. Tidak heran, meski di masa pandemi, hampir semua cabang justru mengalami peningkatan penjualan.“Jumlah customer tiap bulan banyak. Makin lama depo semakin dikenal jadi makin menambah jumlah customer. Dari data kami, omzet mencapai 200 juta per bulan dari 6 gerai yang sudah beroperasi,” kata Liana.
Wah, benar-benar bisa jadi alternatif air isi ulang berkualitas dengan harga terjangkau nih!
Pentingnya Membangun Relasi Kekeluargaan dengan Franchisee
“Membangun relasi kekeluargaan dengan para franchisee juga perlu dengan sering menghubungi dan melakukan kunjungan rutin ke outlet mereka. Menanyakan kendala pada mereka, dan mencarikan problem solving bagi mereka,” ujar wanita yang hobi travelling dan menonton film serta membaca buku ini.
Menurut Liana, tidak perlu ilmu yang tinggi untuk menjadi operator depo. Hanya saja kalau di depo pusat harus menyediakan tenaga administrasi, kepala depo dan manajer yang mengelola banyak pekerjaan yang berkaitan dengan industri ini.
Harapan dan Tips untuk Peminat Bisnis Franchise
Liana terus berupaya meningkatkan jaringan bisnisnya dengan cara franchise dan memberikan semua aset sebagai hak milik franchisee dan memberi dukungan penuh dalam semua pelatihan, SOP dan pendampingan usaha. “Kini kami sudah punya 6 cabang yaitu di Bekasi, Cileungsi, Kedoya, Driyorejo/ Surabaya dan 2 outlet di Yogjakarta. Balik modal usaha untuk franchisor berkisar 1-2 tahun,”katanya.“Harapan saya outlet GO FLOW akan tersedia di banyak tempat dari Sabang sampai Merauke, menjadi salah satu perusahaan dengan reputasi kuat berskala nasional,” bebernya.
Untuk yang berminat bisnis franchise, Liana memberikan tips singkat “Usahakan Anda memiliki pengalaman yang banyak di bidang yang akan Anda bangun sebagai usaha franchise, dan usahakan barang yang Anda jual adalah barang yang selalu dibutuhkan masyarakat setiap hari (consumable)” tutupnya.
Liana Kurniawati adalah salah satu pebisnis yang sukses membangun bisnis waralaba. Anda tertarik mengikuti jejaknya? Konsultasikan dengan pakar franchise di Daya.id agar usaha yang Anda jalankan semakin matang dan sukses.
Untuk kisah sukses pengusaha inspiratif lainnya, bisa Anda baca di Daya.id. Yuk daftar dan kunjungi Daya.id sekarang juga!