Kegagalan Berbuah Kesuksesan Bisnis Fried Chicken

Dirilis

03 Desember 2021

Penulis

Majalah Franchise Indonesia, Mitra Strategis Program Daya Sejak 2014

Pengusaha

Stevanus Roy Saputra

Jenis Usaha

Pemilik Franchise Chicken Crush

Pernah gagal, Stevanus Roy Saputra justru menyemangati diri untuk bertekad dan pantang menyerah untuk membangun bisnis ayam goreng. Melalui merek Chicken Crush, ia berhasil mengembangkan bisnis ayam goreng berkualitas premium. 

Chicken Crush, bisnis yang didirikannya pada maret 2017 kini total memiliki 40 cabang yang tersebar di Indonesia, dari Medan, Batam, hingga Lombok. Pada 2018 ia berhasil menjual 1 juta potong ayam. Chicken Crush juga mendapatkan penghargaan dari Gofood sebagai 3 besar pejuang pandemi di indonesia. Wah, keren ya!

 

Ayam Goreng Kualitas Premium

Ayam Goreng Kualitas Premium
Cerita keberhasilan Stevanus Roy Saputra tentu tidak datang begitu saja. Di masa lalu, ia pernah mengalami kegagalan dalam berbisnis ayam goreng. Awalnya, kegagalan tersebut membuatnya emosi dan dendam, namun kemudian justru memotivasi dirinya untuk membuktikan bahwa ia mampu sukses berbisnis di bidang ini. Benar saja, keinginan membuat ayam goreng dengan kualitas premium yang memiliki harga yang terjangkau dengan brand identity yang kuat pun akhirnya terwujud. 

Di awal Chicken Crush dipasarkan, saat itu tren ayam geprek sedang naik. Namun, menurut Stevanus, belum ada yang menawarkan ayam geprek dengan kualitas baik. Maka di Chicken Crush, Stevanus menawarkan ayam goreng berkualitas  terbaik dan tetap bisa digeprek. 

 

Menyempurnakan Proses dan Test Pasar

Menurut Stevanus, dalam berbisnis proses adalah hal yang sangat penting. Untuk menyempurnakan proses, ia bahkan harus rela rugi ribuan potong ayam busuk sampai bisa menemukan SOP yang terbaik untuk storage dan pengiriman ayam. 

Selain itu, ia juga melakukan riset dan test pasar terlebih dahulu dengan modal seadanya sampai mendapatkan respon positif dari pasar, lalu dilanjutkan pilot project. Setelah itu baru dikembangkan.


Baca juga: Riset Pasar Sederhana untuk UMKM


Modal awal yang dikucurkan untuk mendirikan bisnis ini sekitar Rp 60 juta. “Saat memulai bisnis, saya melakukan analisis cita rasa apa yang sesuai untuk mass market di Indonesia dan berapa price range yang paling sesuai untuk segmen yang menjadi target saya. Untuk perhitungan biaya, sangatlah simpel, hanya dihitung berdasarkan tingkat kecenderungan perubahan harga bahan,” katanya.

 

Modifikasi dan Pembenahan Produk

Terkait proses pemasaran, Stevanus melakukannya tanpa gimmick marketing atau embel-embel promosi apapun. Ia yakin produknya memiliki fundamental yang kuat, rasa yang enak, kualitas yang terjaga dan harga yang terjangkau sehingga pelanggan yang datang akan selalu kembali. Meski demikian, Stevanus senantiasa melakukan modifikasi dan pembenahan produk.

Diakuinya, persaingan di bisnis semakin ketat. Selalu bermunculan brand baru dan brand kuat yang menyaingi bisnisnya. Karena itu, utk mewujudkan mimpi menyebarkan cita rasa Chicken Crush ke seluruh Indonesia dengan cepat, Stevanus memilih jalur franchise. “Kami juga memiliki mentor yang sudah sangat berpengalaman di dunia franchise yang memberikan saran-saran berharga, sehingga kami dapat tumbuh tahun demi tahun,” imbuhnya.

 

Menjaga Cash Flow Saat Pandemi

Menjaga Cash Flow Saat Pandemi
Sebelum pandemi, pertumbuhan bisnis Chicken Crush selalu triple digit dibanding tahun sebelumnya. “Sebelum pandemi COVID-19, kami mampu menjual 1 juta potong ayam pertama kami di akhir 2018,” jelas Stevanus. Namun bukan berarti kinerja Chicken Crush juga tidak baik. Buktinya ia mampu menjual dengan angka yang cukup menggembirakan sekaligus mendapatkan penghargaan dari Gofood sebagai 3 besar pejuang pandemi di Indonesia. 

Menurut Stevanus, salah satu hal yang membuat bisnisnya survive yaitu, Stevanus membuat frozen product sebagai langkah pertama saat menghadapi pandemi.

“Memang untuk di beberapa kota hilang sampai 50% namun ada juga yang sudah kembali seperti semula. Saat pandemi jauh lebih penting cash flow di bandingkan profit. Bisnis mati bukan karena rugi tapi kehabisan cash,” kata Stevanus.

Meski selalu meyakinkan konsumen mengenai SOP kebersihan dan protokol kesehatan di tempat usahanya, ia tetap merekomendasikan konsumen untuk take away dari pada makan di outlet, agar lebih aman.

Stevanus yang juga hobi membalap ini memiliki prinsip bahwa dalam berbisnis, bukan yang paling rame yang bisa bertahan paling lama, tapi yang paling efisien dalam menjalankan bisnisnya.

Saat ini Stevanus berencana membuat secondary brand yang bisa lebih terjangkau dalam segi investasi dan dapat membuat Chicken Crush menjadi holding dari beberapa brand lain melalui pengalaman yang dimilikinya. “Bagi yang tertarik dengan franchise Chicken Crush, kami menawarkan peluang bisnis dengan license fee sebesar 450 juta untuk dengan perkiraan ROI di 1-3 tahun,” tutupnya.



Stevanus Roy Saputra adalah salah satu pebisnis yang sukses membangun bisnis waralaba. Anda tertarik mengikuti jejaknya? Konsultasikan dengan pakar franchise di Daya.id agar usaha yang Anda jalankan semakin matang dan sukses.

Untuk kisah sukses pengusaha inspiratif lainnya, bisa Anda baca di Daya.id. Yuk daftar dan kunjungi Daya.id sekarang juga!
 

Penilaian :

4.6

9 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS