Dirilis

23 Desember 2024

Penulis

Thomas Aquino Herly Marwanto

Sebagai pengusaha UMKM yang cerdas, merencanakan anggaran sedini mungkin adalah penting, apalagi di awal-awal tahun. Terlebih bila Anda sudah memiliki tujuan keuangan yang jelas. Tujuan keuangan yang dimaksud adalah dengan uang yang ada, hendak dibuat seperti apakah usaha Anda? Apakah ingin memperbesar omzet, memperluas tempat usaha, menambah cabang, menambah jumlah karyawan, atau mengefisienkan biaya-biaya yang selama ini muncul?

Semakin jelas Anda sebagai pengusaha UMKM mengetahui tujuan keuangan, maka akan mempermudah Anda untuk mencapai target keuangan. Selain itu akan dapat mengatasi kemungkinan mengeluarkan dana yang seharusnya tidak dibutuhkan. 

Inget ya, keuntungan usaha yang diperoleh, tidak seharusnya mutlak 100% untuk keperluan pribadi pengusaha. Keuntungan usaha wajib dialokasikan kembali pada berbagai pos-pos usaha, Sebagai gambaran, dari keseluruhan 100% keuntungan yang diperoleh usaha, 10% silakan digunakan untuk berinvestasi atau menabung, 20% digunakan sebagai dana darurat apabila sewaktu-waktu diperlukan, dan 70% ditujukan pada biaya operasional.

Mengutip dari Oracle Netsuite, pengusaha yang memiliki perencanaan anggaran memiliki tingkat kesuksesan yang lebih tinggi. Usaha yang merencanakan setiap tahun memiliki tingkat kesuksesan sebesar 25%. Untuk yang merencanakan setiap bulan menyentuh angka 75-80%, dan yang merencanakan setiap minggu mencapai peluang 95% kesuksesan. Jadi kalau tidak punya tujuan keuangan dan perencanaan usaha, wajar saja usaha menjadi jalan di tempat, bahkan mungkin cepat ambruk.

Nah untuk dapat melakukan itu semua, salah satu cara mulai melakukannya adalah dengan membagi 1 tahun (12 bulan) perjalanan usaha menjadi 4 fase atau 4 kuartal. 1 kuartal adalah 3 bulan. Jadi kuartal pertama adalah bulan Januari – Maret. Kuartal kedua April – Juni. Kuartal ketiga Juli – September. Dan kuartal keempat adalah Oktober – Desember.

  • Kuartal pertama dapat Anda fokuskan sebagai masa konsolidasi usaha. Pada masa ini Anda memfokuskan diri pada evaluasi usaha yang telah dijalankan setahun lalu dan melakukan perencanaan usaha di tahun yang akan datang. Di tiga bulan awal inilah, Anda memfokuskan diri pada penentuan tujuan usaha dan strategi mencapainya berdasarkan kondisi keuangan terakhir. 
  • Sedangkan kuartal kedua hingga kuartal keempat, adalah masa Anda menjalankan strategi operasional, pemasaran, penjualan, keuangan, dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan usaha Anda.


 

Analisis Kondisi Keuangan Anda di Kuartal Pertama

Nah, kali ini kita akan memfokuskan pada apa saja yang harus Anda perhatikan dalam aspek keuangan di kuartal pertama, khususnya bagi pelaku usaha mikro.
Hal mendasar yang harus Anda perlu lakukan, untuk mengetahui kondisi keuangan Anda sesungguhnya adalah:

  1. Sudahkah Anda memisahkan uang usaha dengan uang pribadi/keluarga?
  2. Sudahkah Anda memiliki catatan keuangan, bisa dalam bentuk catatan tertulis di buku ataupun melalui aplikasi keuangan digital?

Apabila hal tersebut belum dilakukan, maka akan lebih sulit bagi Anda untuk mencapai tujuan usaha yang Anda cita-citakan. Karena kalau belum memisahkan keuangan usaha dengan uang pribadi/keluarga, anda tidak tahu berapa sesungguhnya total uang usaha Anda. Bahkan kalau belum memiliki catatan tertulis, sesungguhnya Anda juga belum tentu tahu dengan benar, berapa sesungguhnya kebutuhan keuangan usaha Anda, karena Anda perlu mengingat-ingat misalnya berapa piutang dari pelanggan Anda, berapa rupiah utang yang harus dibayarkan, berapa barang yang harus Anda beli lagi untuk memenuhi permintaan konsumen Anda, dan sebagainya. 

Kalau Anda tidak memiliki catatan keuangan, untuk mewujudkan rencana tambahan modal dalam rangka menambah jenis barang dagangan, mau buka cabang baru, mau beli kendaraan usaha tentu akan sulit.

Agar dapat pinjaman dari bank dengan proses yang lancar dan cepat, Anda perlu punya catatan keuangan. Setidaknya Anda perlu memiliki laporan arus kas, laporan rugi laba, dan neraca. Nah, apabila Anda sudah memiliki 3 laporan keuangan di atas, untuk mencapai tujuan keuangan Anda akan lebih mudah. 

Baca juga: Macam-macam Laporan Keuangan dan Fungsinya Menurut SAK EMKM

 

Laporan Arus Kas untuk Menilai Kondisi Keuangan Usaha Anda

Bagi Anda yang sedang memulai usaha (mikro), dengan modal kecil, usaha baru berjalan 1-2 tahun, pastikan Anda memiliki laporan arus kas terlebih dahulu. Seperti kita ketahui bersama, laporan arus kas (cash flow) adalah dokumen keuangan yang mencatat segala bentuk penerimaan dan pengeluaran uang selama periode tertentu. 

Kali ini penulis akan lebih membahas, bagaimana menilai kondisi keuangan Anda sehat atau tidak, dengan menggunakan laporan arus kas. Intinya, dalam laporan arus kas ini, apabila pemasukan Anda lebih besar daripada pengeluaran, keuangan usaha Anda dapat dikatakan sehat. Ini termasuk pemasukan atau pendapatan dari hasil penjualan produk atau jasa, pembayaran tagihan, pengeluaran operasional, investasi, dan kegiatan lainnya.

Baca juga: Tips Kelola Keuangan Usaha agar Arus Kas Tidak Berantakan

Namun sesehat seperti apakah usaha Anda? itu yang perlu diketahui. Orang yang nampaknya badannya segar, belum tentu badannya benar-benar sehat bukan? Bisa jadi ada kondisi badan yang tidak memadai misalnya memiliki kecenderungan darah tinggi, memiliki kecenderungan sakit gula dan sebagainya.

 

Cara Mengukur dan Menilai Sehat atau Tidaknya Arus Kas Usaha Anda

Berikut ini cara mengukur kesehatan usaha:

 

1. Cek Perbandingan Uang Kas Usaha dengan Utang Usaha

Perbandingan ini untuk menunjukkan kemampuan bisnis Anda dalam membayar utang-utang jangka pendek (jatuh tempo dalam 1 tahun atau kurang) menggunakan uang kas yang dimiliki. Semakin tinggi nilai perbandingan uang kas terhadap utang, maka semakin baiklah usaha Anda. Minimal Anda bisa cek perbandingan uang kas usaha dengan utang usaha, sebulan sekali.

Jadi caranya hitung dulu total kas dan setara kas, kemudian bandingkan dengan total utang usaha jangka pendek yang harus dibayar dalam waktu dekat. Setara kas merupakan jenis investasi yang dapat dengan mudah dicairkan menjadi uang tunai. Investasi tersebut berjangka pendek, biasanya dengan durasi investasi maksimum 90 hari, misal tabungan, deposito, emas, dan obligasi. 

Misalnya, usaha Anda punya total kas dan setara kas sebesar Rp50 juta, dan total utang jangka pendek sebesar Rp25 juta. Maka, perbandingan kas dan utang usaha adalah:

  • Perbandingan kas dengan utang = Total kas dan setara kas / Total utang jangka pendek
  • Perbandingan kas dengan utang Rp50 juta / Rp25 juta
  • Perbandingan kas dengan utang = 2

Artinya, usaha Anda memiliki rasio atau perbandingan kas lancar terhadap utang sebesar 2. Ini baik atau sehat karena pada umumnya rasio kas lancar yang baik berkisar antara 1,5 hingga 2,0. Ini juga berarti memiliki uang kas dan setara kas, dua kali lipat lebih banyak daripada utang jangka pendek yang harus dibayarkan dalam waktu dekat.

 

2. Cek Selisih Pendapatan dan Pemasukan dengan Biaya-Biaya Operasional usaha

Fungsinya adalah untuk mengetahui jumlah uang yang dihasilkan dari aktivitas operasional bisnis setelah dikurangi biaya-biaya operasional dari pendapatan operasional bisnis. Jika ternyata selisih yang didapat positif, artinya usaha Anda menghasilkan keuntungan dan memiliki arus kas yang sehat.
Nah, apa saja yang termasuk biaya-biaya operasional usaha? ada 3 hal yang perlu Anda ketahui.

  1. Biaya Tetap yaitu biaya-biaya yanng nilainya tidak berubah (akan selalu tetap) tak peduli omzet usaha naik atau turun, misalnya gaji karyawan, biaya keamanan, pembayaran utang, pembayaran pajak, dan biaya sewa kios.
  2. Biaya Variabel yaitu biaya yang bisa berubah saat penjualan dan produksi perusahaan naik turun, misalnya biaya tenaga kerja lepas, komisi penjualan, biaya bensin, dan biaya perawatan peralatan produksi.
  3. Biaya Semi Variabel dapat dikatakan sebagai jenis biaya operasional campuran, besaran biaya ini bisa dianggap tetap pada tingkat penjualan atau produksi tertentu. Tapi juga berubah, misalnya upah lembur karyawan

Misalnya, usaha Anda punya pendapatan operasional sebesar Rp50 juta sebulan dan biaya-biaya operasional sebesar Rp20 juta dalam sebulan. Maka, arus kas operasi bisnis kamu dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

  • Arus kas Operasional = Pendapatan operasional – Biaya-biaya operasional
  • Arus kas Operasional = Rp50 juta – Rp35 juta
  • Arus kas Operasional = Rp15 juta

Artinya, usaha Anda menghasilkan arus kas operasional sebesar Rp15 juta dalam satu bulan. Jika arus kas operasional usaha positif, artinya bisnis Anda menghasilkan keuntungan dan memiliki arus kas yang sehat.

 

3. Lakukan Analisis Arus Kas Bebas 

Sederhananya begini, analisis arus kas bebas merupakan analisis terhadap arus kas yang tersedia, untuk diinvestasikan setelah memenuhi kebutuhan operasional dan investasi jangka panjang usaha (misalnya pembelian aset seperti ruko, tanah, waralaba, reksadana, dan sebagainya).

Semisal, jika usaha Anda menghasilkan arus kas operasional sebesar Rp600 juta per tahun, dan Anda mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp420 juta serta melakukan investasi jangka panjang sebesar Rp80 juta, maka arus kas bebas usaha Anda adalah Rp100 juta.

Nah, berarti dari hitungan tersebut menunjukkan bahwa usaha Anda memiliki kelebihan kas sebesar Rp100 juta yang dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis di masa depan sesuai tujuan keuangan Anda atau membagikan dividen kepada pemegang saham (jika ada).

Jadi di kuartal pertama, lakukanlah evaluasi keuangan usaha Anda di tahun lalu, kemudian hitunglah kondisi keuangan Anda menggunakan laporan arus kas seperti di atas. Apabila semuanya positif dan sehat, lakukan tindakan untuk merealisasikan tujuan keuangan Anda, misalnya memperbesar tempat usaha, menambah karyawan, menambah cabang, menambah jenis produk, mengajukan pinjaman lebih besar ke bank dan sebagainya. 

Namun apabila kondisi usaha Anda tidak sehat, sebaiknya tunda dulu memperbesar tempat usaha, menambah karyawan, menambah cabang, menambah jenis produk, mengajukan pinjaman lebih besar ke bank. Sehatkan dulu kondisi keuangan Anda, dengan melakukan perbaikan manajemen, efisiensi biaya-biaya operasional usaha, dan tentunya membaca artikel dan tips, menonton pelatihan online, dan konsultasi di fitur Tanya ahli di website daya.id.

Jika Anda ingin mengecek Kesehatan usaha Anda secara menyeluruh Anda bisa cek artikel Pentingnya Cek Kesehatan Usaha Anda dan Cara Melakukannya dan memanfaatkan Radar Bisnis di dalamnya.

Sumber:

Artikel : Berbagai sumber

Foto : www.shutterstock.com & www.freepik.com

Penilaian :

0.0

0 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Wisnu Dewobroto

Pendamping UMKM

1 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS