Dirilis

25 Desember 2021

Penulis

Muhammad Daffa Pratama, Krisna Ardiansyach Ginting, Erinna Ramadhani Rosadi

Modal dan pendapatan merupakan dua hal yang terpisah. Akan tetapi, sering sekali para pelaku usaha baru tidak dapat memisahkan modal dari pendapatan. Begitu pula dengan pendapatan dan keuntungan, keduanya merupakan hal yang berbeda. Pendapatan yang diterima setelah perusahaan beroperasi selama periode tertentu masih mengandung modal yang perlu disisihkan untuk keberlangsungan usaha. Jika Anda secara tidak sadar menggunakan modal dan menganggap hal tersebut sebagai keuntungan, tentu akan berakibat buruk bagi usaha anda di masa yang akan datang.

Modal merupakan salah satu hal dasar yang wajib ada dan harus benar-benar diperhatikan dalam berjalannya sebuah usaha. Modal usaha dapat diartikan sebagai sejumlah biaya yang harus dikeluarkan, disisihkan, dan dialokasikan dalam sebuah usaha agar usaha tersebut dapat beroperasi secara normal.

Sebagai pelaku usaha, modal usaha digunakan untuk pembelian kebutuhan utama dan penunjang yang akan digunakan untuk operasi bisnis jangka pendek dan juga jangka panjang. Oleh karena itu, modal usaha biasanya dibutuhkan dalam jumlah yang tidak sedikit dan diperlukan pemahaman yang baik dalam pengelolaannya agar dapat teralokasi dengan baik.

Berikut merupakan  tiga komponen modal usaha yang sebaiknya Anda pahami disertai dengan ilustrasi perhitungan modal usaha pada perusahaan yang bergerak di industri otomotif.



 

A. Modal Investasi

Modal investasi merupakan sejumlah dana yang dialokasikan untuk membeli barang-barang awal (investasi) yang dapat menunjang kegiatan usaha yang baru dirintis dan diharapkan dapat menghasilkan keuntungan di masa depan. Modal investasi biasanya mencakup biaya pengadaan gedung, alat, mesin, dan aset jangka panjang lain (umur ekonomis >5 tahun) yang digunakan untuk memulai operasi sebuah perusahaan. 

Sebagai contoh, modal investasi dari bisnis yang bergerak industri otomotif mencakup keputusan seperti:
  • Pembelian peralatan, seperti bor dan pengencang baut
  • Pembelian atau sewa pabrik untuk tempat produksi kendaraan
  • Penyewaan atau pembelian mesin untuk memproduksi kendaraan dan bagian-bagiannya.

Anda harus menentukan keperluan yang paling vital dalam upaya menghindari terjadinya overspend modal investasi. Alokasi yang berlebihan pada modal investasi dapat menimbulkan biaya lain yang sebenarnya tidak diperlukan dan berpotensi mengganggu kondisi keuangan usaha. contohnya perawatan mesin berlebih ataupun perawatan gudang yang lebih besar dari alokasi normalnya dapat mengurangi dana untuk perawatan aset lainnya.

Contoh:
PT XYZ merincikan kebutuhan aset jangka panjang perusahaan untuk digunakan tahun depan adalah sebagai berikut:



Berdasarkan rincian kebutuhan aset jangka panjang dari PT XYZ di atas, jumlah modal investasi yang harus disiapkan perusahaan berjumlah Rp363.000.000 (total penjumlahan dari setiap kebutuhan).

 

B. Modal Kerja

Modal kerja dapat diartikan sebagai sejumlah dana yang dibutuhkan oleh sebuah bisnis dalam mendukung kegiatan produksi sehari-hari. Tanpa modal kerja, sebuah bisnis atau perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan produksi produk maupun jasa mereka.

Dalam industri otomotif, modal kerja dialokasikan untuk:
  • Pembelian bahan utama, seperti alumunium, besi, dan alloy
  • Pembelian cat mobil
  • Pembelian plastik untuk lampu mobil
  • Pembelian karet untuk interior mobil, dan sebagainya

Perusahaan dapat menjaga ketersediaaan modal kerja untuk penyediaan bahan yang akan digunakan dalam proses produksi, sehingga tidak menyebabkan terhentinya kegiatan produksi perusahaan.

Contoh:
Setelah melakukan investasi pada aset jangka panjang perusahaan, PT XYZ perlu menyiapkan hal-hal yang akan digunakan seperti:



Maka, modal kerja yang harus disiapkan oleh PT XYZ berjumlah Rp390.000.000 (total penjumlahan  dari setiap kebutuhan).


 

C. Modal Operasional

Modal operasional adalah jenis modal yang akan selalu dibutuhkan oleh perusahaan dalam beroperasi, memiliki sifat yang rutin dan selalu dikeluarkan dalam periode yang telah ditentukan, misalnya periode bulanan. Modal operasional berbeda dengan modal kerja ataupun modal investasi, modal operasional harus tetap dibayar walaupun perusahaan sedang mengalami penurunan dalam produksinya, sehingga dibutuhkan pengawasan yang ketat dalam alokasinya. 

Contoh dari modal operasional dalam industri otomotif adalah modal untuk membayar pengeluaran, seperti:
  • Gaji pegawai
  • Listrik bulanan
  • Langganan internet
  • Penggunaan air

Walaupun bukan komponen modal yang paling utama, modal operasional yang tidak lancar akan menghambat kinerja pekerja, kegiatan produksi, berkurangnya efisiensi perusahaan dalam beroperasi bahkan berpotensi menghentikan seluruh operasi perusahaan.

Contoh:
PT XYZ kini perlu memperhatikan kondisi operasional perusahaan, yang dirincikan sebagai berikut:



Maka, modal operasional yang harus disiapkan berjumlah Rp210.000.000 (total penjumlahan dari setiap kebutuhan).

Ketiga komponen modal tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai total modal awal yang dibutuhkan dalam memulai sebuah usaha dengan menggabungkan jumlah total modal investasi, total modal kerja, dan total modal operasional. 

 
Modal usaha=Modal investasi+Modal kerja+Modal operasional

Contoh:
Berikut merupakan data keperluan modal PT XYZ yang harus dipenuhi untuk tahun depan:



Maka, modal usaha total yang perlu disiapkan oleh PT XYZ berjumlah Rp963.000.000 (total dari keseluruhan modal yang diperlukan). 

Jangan terkejut ketika hasil perhitungan modal awal akan bernominal besar. Hal tersebut wajar karena modal usaha nantinya dapat menyusut dari waktu ke waktu. Dapat dikatakan modal awal merupakan hal penting untuk menjalankan bisnis yang diharapkan dapat mencapai break-even point (poin balik modal) dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar dibanding modal yang dikeluarkan. Oleh karena itu, sumber modal pun bervariasi sesuai dengan besar modal yang Anda butuhkan.

Apabila perhitungan modal awal dilakukan dengan terperinci, maka risiko kerugian yang mungkin akan dihadapi oleh sebuah bisnis yang baru dirintis, akan jauh berkurang. Jangan sampai Anda menggunakan uang yang Anda dapatkan dari hasil usaha tanpa melakukan perhitungan modal terlebih dulu, karena bisa jadi uang tersebut merupakan modal usaha yang seharusnya dialokasikan kembali untuk operasi perusahaan.

Demikian tiga komponen modal usaha yang harus diperhatikan dan diperhitungkan oleh setiap pelaku usaha dalam memulai sebuah perusahaan. Tetaplah bijak dalam mengalokasikan modal tersebut agar usaha Anda dapat terus berkembang . Anda juga bisa berkonsultasi seputar wirausaha melalui fitur Tanya Ahli di Daya.id.

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Serise Yan Royaperdana

19 Pebruari 2024

👍

Balas

. 0

putra astaman

09 November 2022

Good

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Wisnu Dewobroto

Pendamping UMKM

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS