Dirilis

19 Januari 2018

Penulis

Ari Handojo, Business Coach

Dengan menghitung target penjualan yang benar, Anda bisa menentukan hasil penjualan yang harus Anda terima, menjaga modal dagang agar tidak berkurang, memenuhi biaya rutin usaha dan rumah tangga, serta masih bisa memiliki kelebihan uang untuk pengembangan usaha atau memenuhi kebutuhan rumah tangga yang lain.

Tapi, sebagian pelaku usaha pemula kurang peduli mengenai berapa target penjualan yang harus diraih. Bagi mereka yang penting ada uang masuk dan bisa dipergunakan untuk membiayai rumah tangga dan usaha.

 

Baca juga: Menghitung Keuntungan Melalui Laporan Laba Rugi


Kebiasaan seperti itu tanpa disadari bisa menimbulkan masalah keuangan di kemudian hari. Seperti tidak mampu membayar kewajiban dan pinjaman tepat waktu, kekurangan modal dagang, tidak mampu membayar pendidikan anak sesuai harapan, dan sebagainya.



 

MENGHITUNG TARGET PENJUALAN

Ada 3 faktor yang harus sangat diperhatikan dalam cara menghitung target penjualan yang benar. 3 faktor tersebut adalah:

 

1. KEBUTUHAN HARIAN RUMAH TANGGA

Buat daftar berisi biaya konsumsi, transportasi, uang saku, listrik atau PAM, dan kebutuhan lainnya per hari. Lalu jumlahkan semuanya.

 

2. KEBUTUHAN HARIAN USAHA

Kebutuhan harian usaha meliputi modal dagang dan biaya rutin usaha. Hitunglah total modal dagang dengan biaya rutin usaha tiap harinya. 

a)
MODAL DAGANG adalah uang yang harus Anda keluarkan untuk membeli produk atau jasa untuk kemudian Anda jual kembali. 
Misalnya: 
  • Usaha pecel lele, modal dagangnya adalah lele, beras, cabe, dan sebagainya. 
  • Usaha laundry, modal dagangnya adalah sabun cuci, pengharum baju, dan sebagainya. 

b) BIAYA RUTIN USAHA adalah uang yang dikeluarkan untuk membeli hal-hal yang pendukung usaha utama Anda.
Misalnya: 
  • Usaha pecel lele: pembelian karet pembungkus, tas plastik, stereofoam, biaya transportasi ke pasar, biaya parkir, dan sebagainya.
  • Usaha laundry: pembelian tas plastik, silotip, dan sebagainya.


3. LABA BERSIH

Total laba bersih minimal harus 2 kali dari kebutuhan harian rumah tangga. Harapannya agar kebutuhan rumah tangga terpenuhi dan kebutuhan usaha juga terpenuhi.

 
Lihat juga: Pentingnya Dana Darurat dalam Rumah Tangga
 


CONTOH PERHITUNGAN TARGET PENJUALAN

Bila kebutuhan harian rumah tangga adalah Rp80.000 dan kebutuhan rutin usaha Rp60.000 (Meliputi modal dagang Rp50.000 dan biaya rutin usaha Rp10.000), maka cara penghitungan sederhananya adalah sebagai berikut:

  1. Gunakan rumus penghitungan laporan laba/rugi usaha ini:

       

  1. Gunakan proses penghitungan laporan laba/rugi usaha tersebut dari bawah ke atas. Isi kolom laba bersih terlebih dahulu, kemudian biaya rutin usaha, laba kotor, modal dagang hingga kemudian ketemu hasil penjualannya. Untuk mudahnya ikuti proses pada poin selanjutnya.
  2. Hitung terlebih dahulu laba bersih harus 2 kali biaya kebutuhan harian rumah tangga. Jika diketahui kebutuhan harian rumah tangganya Rp80.000, maka total laba bersih yang harus didapat adalah Rp160.000.
  3. Jumlahkan laba bersih dengan biaya rutin usaha, sehingga ketemu laba kotor. Jadi bila laba bersih yang adalah Rp160.000 dijumlah dengan biaya rutin usaha sebesar Rp10.000, maka laba kotornya adalah Rp170.000.
  4. Jumlahkan laba kotor dengan modal dagang, sehingga ketemu hasil penjualan. Jadi bila laba kotor yang besarnya Rp170.000 ditambah dengan modal dagang Rp50.000. Maka akan ketemu hasil penjualan yang harus diraih dalam satu hari, yaitu Rp220.000. Jadi kalau ingin tahu berapa omzet per hasil penjualan yang harus diraih dalam 1 bulan, maka Rp 220.000 x 30 hari kerja = Rp6.600.000.

Bila digambarkan, hasilnya akan seperti ini:


Jadi dari kasus ini, dalam sehari seorang penjual harus memiliki target pendapatan atau hasil penjualan Rp220.000 per hari.

Dengan hasil penjuaan tersebut, maka uang hasil penjualan dapat dipilah sebagai berikut:

  • Rp80.000 untuk memenuhi biaya hidup rutin rumah tangga terpenuhi.
  • Rp50.000 untuk modal dagang terpenuhi.
  • Rp10.000 untuk biaya rutin usaha terpenuhi.
  • Kelebihan uang Rp80.000 dapat digunakan untuk tabungan usaha, misalnya membeli peralatan usaha yang rusak, tambah modal usaha dan sebagainya.




Mudah bukan cara penghitungannya?

Jika Anda butuh penjelasan lebih lanjut terkait hal ini, silakan sampaikan pertanyaan Anda kepada Ari Handojo di kolom Tanya Ahli.

Atau jika Anda punya pendapat lain, silakan tuliskan di kolom komentar.

Sumber:

Pelatihan Pengelolaan Keuangan INTRAS

Penilaian :

5.0

20 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Waryati

15 October 2024

Terimakasih atas informasinya mantap.

Balas

. 0

Annasya

13 October 2024

Makasih ilmunya keren sekali

Balas

. 0

Daud

13 October 2024

Keren sangat infomatif

Balas

. 0

Nisya

13 October 2024

Suka sekali pembahasannya

Balas

. 0

Patria

13 October 2024

Di noted thanks u infonya

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS