19 Desember 2017
Dirilis
Penulis
Alviko Ibnu Nugroho
Definisi arus kas yang sehat bisa berbeda antara keluarga yang memiliki pendapatan tetap dengan keluarga yang pendapatannya tidak tetap. Pendapatan tetap misalnya gaji atau bunga deposito, sementara pendapatannya tidak tetap misalnya pendapatan dari laba penjualan, komisi, atau fee dari proyek.
Pada keluarga dengan pendapatan yang tetap, arus kas yang sehat adalah arus kas yang positif secara berkesinambungan. Jadi seharusnya keluarga ini bisa mendapatkan surplus secara berkesinambungan pula, dan jarang mengalami arus kas negatif. Definisi yang agak ketat ini diterapkan karena keluarga dengan pendapatan yang tetap lebih mudah mengendalikan arus kasnya. Dengan pendapatan yang relatif tetap, maka parameter yang perlu dikendalikan hanyalah pengeluaran keluarga.
Batasan yang sama tidak bisa diterapkan pada keluarga yang memiliki pendapatan yang tidak tetap atau fluktuatif. Karena pada keluarga seperti ini arus kas negatif pasti terjadi dengan frekuensi cukup sering. Arus kas yang sehat pada keluarga berpendapatan tidak tetap adalah arus kas ketika kebutuhan rutin keluarga terpenuhi tanpa harus meminjam atau berutang, dan tanpa mengambil tabungan selain tabungan yang merupakan buffer financial.
Tabungan Bagi Keluarga Berpendapatan Tak Tetap
Bagi keluarga yang berpendapatan tidak tetap, ada dua jenis tabungan yang perlu disiapkan, yaitu buffer financial dan tabungan dana darurat.
1. Buffer Financial
Buffer financial adalah tabungan yang memang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan rutin bulanan, pada saat pendapatan lebih kecil daripada pengeluaran rutin bulanan. Jadi buffer financial ini memang disiapkan untuk mengantisipasi penurunan pendapatan yang memang normal terjadi, dan untuk pengeluaran yang rutin pula. Besarnya buffer financial ini sebaiknya ditentukan berdasarkan rata-rata minus yang terjadi tiap bulan, dikalikan rata-rata jumlah kejadian saat terjadi minus per tahun.
Contoh: ketika pendapatan berkurang, keluarga B biasanya mengalami minus sebesar Rp2 juta tiap bulan, dan dalam satu tahun biasanya terdapat 5 bulan mengalami minus. Dengan keadaan tersebut maka buffer financial yang perlu disiapkan adalah minimal Rp2 juta x 5 = Rp10 juta.
Akan lebih baik apabila keluarga B menyiapkan buffer financial lebih daripada jumlah minimum tersebut, misalnya 1,5 kali jumlah tersebut atau Rp 15 juta. Dengan demikian apabila terjadi minus yang lebih sering atau lebih besar daripada biasanya, keluarga B tidak akan mengalami kesulitan berarti.
Buffer financial ini sangat penting untuk dimiliki oleh keluarga dengan pendapatan tidak tetap. Untuk keluarga berpendapatan tetap, buffer finansial tidak terlalu mendesak untuk dimiliki. Sebaliknya tabungan dana darurat harus dimiliki oleh setiap keluarga, baik berpendapatan tetap maupun tidak tetap.
2. Tabungan Dana Darurat
Tabungan dana darurat adalah tabungan yang disiapkan untuk mengantisipasi pengeluaran yang sifatnya darurat, tidak terduga, dan mendesak, seperti misalnya kecelakaan, biaya rumah sakit, kebakaran, dan lain-lain. Jadi tabungan dana darurat tidak disiapkan untuk memenuhi pengeluaran rutin. Pengeluaran-pengeluaran yang bisa direncanakan atau tidak mendesak seperti pernikahan, kelahiran anak, membeli mobil, atau liburan sebaiknya tidak menggunakan tabungan dana darurat.
Besarnya kebutuhan tabungan dana darurat bisa dihitung sebagai berikut:
- Keluarga tanpa anak : 3 kali pengeluaran rutin bulanan
- Keluarga dengan 1-2 anak : 6 kali pengeluaran rutin bulanan
- keluarga dengan lebih dari 2 anak : 9 kali pengeluaran rutin bulanan atau lebih
Jadi pada prinsipnya, arus kas keluarga yang sehat adalah kondisi kas ketika kebutuhan rutin keluarga terpenuhi tanpa berutang, tanpa mengambil tabungan selain buffer financial, dan memungkinkan keluarga untuk menabung dan berinvestasi untuk tujuan jangka panjang.
Pada keluarga dengan pendapatan yang tetap, arus kas yang sehat adalah arus kas yang positif secara berkesinambungan. Jadi seharusnya keluarga ini bisa mendapatkan surplus secara berkesinambungan pula, dan jarang mengalami arus kas negatif. Definisi yang agak ketat ini diterapkan karena keluarga dengan pendapatan yang tetap lebih mudah mengendalikan arus kasnya. Dengan pendapatan yang relatif tetap, maka parameter yang perlu dikendalikan hanyalah pengeluaran keluarga.
Batasan yang sama tidak bisa diterapkan pada keluarga yang memiliki pendapatan yang tidak tetap atau fluktuatif. Karena pada keluarga seperti ini arus kas negatif pasti terjadi dengan frekuensi cukup sering. Arus kas yang sehat pada keluarga berpendapatan tidak tetap adalah arus kas ketika kebutuhan rutin keluarga terpenuhi tanpa harus meminjam atau berutang, dan tanpa mengambil tabungan selain tabungan yang merupakan buffer financial.
Tabungan Bagi Keluarga Berpendapatan Tak Tetap
Bagi keluarga yang berpendapatan tidak tetap, ada dua jenis tabungan yang perlu disiapkan, yaitu buffer financial dan tabungan dana darurat.
1. Buffer Financial
Buffer financial adalah tabungan yang memang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan rutin bulanan, pada saat pendapatan lebih kecil daripada pengeluaran rutin bulanan. Jadi buffer financial ini memang disiapkan untuk mengantisipasi penurunan pendapatan yang memang normal terjadi, dan untuk pengeluaran yang rutin pula. Besarnya buffer financial ini sebaiknya ditentukan berdasarkan rata-rata minus yang terjadi tiap bulan, dikalikan rata-rata jumlah kejadian saat terjadi minus per tahun.
Contoh: ketika pendapatan berkurang, keluarga B biasanya mengalami minus sebesar Rp2 juta tiap bulan, dan dalam satu tahun biasanya terdapat 5 bulan mengalami minus. Dengan keadaan tersebut maka buffer financial yang perlu disiapkan adalah minimal Rp2 juta x 5 = Rp10 juta.
Akan lebih baik apabila keluarga B menyiapkan buffer financial lebih daripada jumlah minimum tersebut, misalnya 1,5 kali jumlah tersebut atau Rp 15 juta. Dengan demikian apabila terjadi minus yang lebih sering atau lebih besar daripada biasanya, keluarga B tidak akan mengalami kesulitan berarti.
Buffer financial ini sangat penting untuk dimiliki oleh keluarga dengan pendapatan tidak tetap. Untuk keluarga berpendapatan tetap, buffer finansial tidak terlalu mendesak untuk dimiliki. Sebaliknya tabungan dana darurat harus dimiliki oleh setiap keluarga, baik berpendapatan tetap maupun tidak tetap.
2. Tabungan Dana Darurat
Tabungan dana darurat adalah tabungan yang disiapkan untuk mengantisipasi pengeluaran yang sifatnya darurat, tidak terduga, dan mendesak, seperti misalnya kecelakaan, biaya rumah sakit, kebakaran, dan lain-lain. Jadi tabungan dana darurat tidak disiapkan untuk memenuhi pengeluaran rutin. Pengeluaran-pengeluaran yang bisa direncanakan atau tidak mendesak seperti pernikahan, kelahiran anak, membeli mobil, atau liburan sebaiknya tidak menggunakan tabungan dana darurat.
Besarnya kebutuhan tabungan dana darurat bisa dihitung sebagai berikut:
- Keluarga tanpa anak : 3 kali pengeluaran rutin bulanan
- Keluarga dengan 1-2 anak : 6 kali pengeluaran rutin bulanan
- keluarga dengan lebih dari 2 anak : 9 kali pengeluaran rutin bulanan atau lebih
Jadi pada prinsipnya, arus kas keluarga yang sehat adalah kondisi kas ketika kebutuhan rutin keluarga terpenuhi tanpa berutang, tanpa mengambil tabungan selain buffer financial, dan memungkinkan keluarga untuk menabung dan berinvestasi untuk tujuan jangka panjang.
Sumber:
Alviko Ibnu Nugroho, Ahli Perencana Keuangan
Modul BTPN, Manajemen Keuangan - Meningkatkan Usaha
Annisa
19 July 2024
Keren sekali pembahasan materinya sangat realistis
Balas
.0
LINDA BUDIYARTI
09 December 2020
Thank you banget ya daya.id sudah mencerahkan saya yg awam banget ttg keuangan. Jadi semangat belajar ?
Balas
.0