13 September 2023
Dirilis
Penulis
Thomas Aquino Herly Marwanto
Transaksi ekspor adalah kegiatan yang memiliki risiko tinggi di dunia perdagangan internasional. Salah satu risiko serius, sering terjadi, dan perlu diwaspadai adalah kasus penipuan, yang merugikan eksportir.
Di bulan Februari 2019, Kementerian Perdagangan bahkan menghimbau para eksportir dari Indonesia agar lebih waspada dalam transaksi ekspor. Hal ini dikarenakan, meningkatnya kejahatan dan penipuan di perdagangan internasional, yang terjadi dalam berbagai modus dan motif yang merugikan eksportir.
Fakta ini diperkuat dengan hasil survei yang dilakukan oleh CRIF. Survei menunjukkan bahwa lebih dari 80% eksportir dan importir tidak melakukan uji tuntas terhadap supplier, mitra, atau vendor. Sebanyak 32% dari mereka menderita kerugian tahunan lebih dari Rp1 miliar.
Baca juga: Inilah Cara Ekspor Barang ke Luar Negeri bagi Pemula
Bagaimana Cara Menghindari Penipuan Perdagangan Internasional?
Pada dasarnya ada 2 cara, yaitu mengenali ciri-ciri atau modus penipuannya dan lakukan tidakan antisipatif.
Cara Pertama, kenali ciri-ciri atau modus penipuannya.
Buat Anda yang hendak melakukan kegiatan ekspor, mari kenali macam-macam bentuk penipuan yang sering terjadi, agar Anda tahu cara menjadi eksportir yang mampu mengantisipasi kejadian sesegera mungkin.
1. Penipuan Identitas
Di sini penipu mengaku sebagai pihak yang berwenang dari perusahaan terkemuka dalam industri ekspor. Para penipu ini mencuri identitas perusahaan yang sah untuk menarik korbannya.
2. Pembayaran Palsu
Para penipu mengirim pembayaran palsu atau mencoba untuk memanipulasi metode pembayaran. Mereka memanfaatkan cek palsu, transfer bank palsu, atau instrumen pembayaran lainnya, misalnya Chargeback Fraud. Penipu akan membeli produk dengan menggunakan kartu kredit atau sistem pembayaran elektronik. Namun yang jahat adalah, setelah menerima barang tersebut, mereka melakukan chargeback. Sebuah upaya membatalkan pembayaran dengan mengklaim bahwa transaksi tersebut tidak sah. Cara ini tentunya menyebabkan eksportir akan kehilangan pembayaran dan barang yang telah dikirim.
3. Pengalihan Pembayaran
Penipu berupaya mengalihkan pembayaran ke rekening bank milik mereka sendiri dengan memberikan informasi perbankan yang palsu. Penipu menggunakan informasi palsu untuk melakukan transfer bank yang tidak ada dan tidak sah. Mereka memberikan rekening bank palsu atau memanipulasi nomor rekening. Dengan demikian pembayaran akan masuk ke rekening yang dikuasai oleh penipu.
4. Email Palsu
Ini adalah penipuan bermodus email bisnis. Penipu menggunakan email palsu atau email yang sudah diretas untuk mengelabui korban. Penipuan ini mentargetkan manajer keuangan perusahaan untuk melakukan pembayaran transfer yang seolah legal dengan menyamar sebagai petinggi perusahaan, mitra, ataupun vendor. Sindikat ini berusaha mengambil alih email transaksi sebelum menukar informasi di dalamnya dengan mengirimkan email palsu memakai alamat yang dibuat mirip aslinya. Alamat email yang tadinya [email protected], diubah oknum menjadi [email protected]. Hanya dengan menyisipkan dan menggantikan huruf ‘k” dengan satu huruf “x” di dalam kata ekspor.
5. Pengiriman Palsu
Di sini penipu memberikan informasi pengiriman palsu bahkan sampai mengganti barang yang dikirim dengan barang palsu atau bernilai rendah.
Cara Kedua, lakukan tindakan antisipatif
Agar kejadian seperti tersebut di atas dapat dihindari, berikut cara menjadi eksportir yang antisipatif. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan para pelaku ekspor saat bertransaksi, antara lain sebagai berikut:
- Perhatikan legalitas calon buyer. Cek secara cermat bahwa calon buyer memiliki legalitas yang sah. Apabila ada keraguan, silakan Anda meminta kepada ITPC (Indonesian Trade Promotion Center) negara setempat atau perwakilan Pemerintah RI lainnya untuk membantu melakukan verifikasi lapangan. Keabsahan calon pembeli, salah satu caranya dapat dibuktikan dengan memastikan apakah pembeli tersebut memiliki kantor sesuai dengan alamat yang diberikan, serta apakah Perusahaan tersebut masih beroperasi.
- Gunakan kontrak penjualan. Tujuannya untuk mengikat kedua belah pihak dalam memenuhi hak dan kewajibannya, dan menjadi dasar dalam upaya penyelesaian masalah.
- Pakai sistem pembayaran yang legal dan aman. Biasakan menggunakan sistem pembayaran kegiatan ekspor dan impor dengan metode yang aman, misalnya dengan penggunaan Letter of Credit (L/C) atau melalui transfer, dengan disertai uang muka.
- Jagalah dokumen-dokumen penting dan tidak memberikan kepada buyer apabila kewajibannya belum terpenuhi.
Baca juga: Tips Ekspor Daun Pisang ke Jepang
Jadi bagaimana cara menghindari penipuan perdagangan internasional? Pertama, cara menjadi eksportir yang dapat menghindari penipuan perdagangan internasional adalah bahwa seorang eksportir jangan hanya tahu cara ekspor barang ke luar negeri, namun perlu membekali diri dengan berbagai perkembangan di dunia ekspor seperti modus-modus penipuan terbaru. Kesimpulan kedua, dalam melakukan transaksi ekspor, sangatlah penting bagi eksportir agar benar-benar melakukan validasi dan verifikasi terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi, mengamankan metode pembayaran, serta memastikan komunikasi yang jelas dengan mitra bisnis. Waspada dan janganlah mudah tergoda dengan kata-kata manis calon pembeli dari luar negeri. Nah, apabila Anda masih ingin tahu lebih jauh tentang proses ekspor, silakan manfaatkan Tanya Ahli. Tapi, daftarkan dulu diri Anda ya.
Sumber:
Berbagai sumber
Anton Saeryana
01 August 2024
Artikel yang sangat bermanfaat untuk menambah wawasan
Balas
.0
Madsaleh
24 July 2024
Mantap sukses terus untuk daya.id Terimakasih
Balas
.0
Rohyati
24 July 2024
Artikel yang sesuai untuk pelaku usaha
Balas
.0
Rofai
24 July 2024
Sangat menginspirasi untuk usaha pemula
Balas
.0
Nayla
24 July 2024
Artikel yang sangat penting untuk dunia usaha
Balas
.0