Dirilis

04 Januari 2022

Penulis

Qodri Perdana

Pernahkah Anda kebingungan ketika barang yang baru Anda pajang di toko atau online shop, dalam waktu singkat barang tersebut laku keras hingga kebanjiran pesanan. Anda pun kewalahan memenuhi permintaan yang terus menerus sedangkan persediaan semakin menipis. Panik? Tentu saja. Hal tersebut  tidak akan terjadi jika Anda mengatur strategi reorder point dengan baik.

Melalui perhitungan reorder point yang terencana, Anda tak perlu khawatir barang akan banyak menumpuk karena memesan barang terlalu berlebih, atau justru harus menghadapi kekecewaan pelanggan karena tidak kebagian stok.

Nah, pada artikel berikut ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai reorder point, serta cara menghitungnya.

 

Apakah Arti ROP (Reorder Point)?

Reorder point merupakan titik waktu dimana stok barang yang ada di gudang harus ditambah persediaannya sebelum semua barang habis terjual. 

Jika Anda masih belum ingin melakukan ROP, akan ada beberapa contoh masalah yang mungkin akan terjadi, diantaranya:

 

1.    Stok barang mulai menipis, sedangkan permintaan sedang tinggi 

Contohnya Anda adalah seorang pengusaha masker trendi dan bersertifikat. Ternyata pada produk diluncurkan, respon konsumen sangat antusias dan membuat barang terjual cepat sehingga Anda kebanjiran pesanan.

Saat itu, Anda mulai panik karena Anda tidak memiliki stok barang lagi di gudang. Sedangkan antusiasme pembeli sangat tinggi. Sehingga, banyak pelanggan yang dibuat kecewa karena tidak mendapatkan produk tersebut. 

Di sisi lain, untuk produksi tentu butuh waktu yang tidak singkat. Di titik tersebut, ada waktu dimana produk yang sedang diminati pasar namun tidak tersedia. Tapi, Saat barang sudah Anda sediakan, bisa saja minat dari konsumen sudah turun atau pembeli justru membeli dari toko lain. 

 

2.    Stok barang sedang sangat melimpah, namun malah permintaan minim 

Masalah lainnya jika Anda tidak menerapkan ROP adalah kebalikan dari kasus sebelumnya. Pada saat Anda telah memiliki pasokan masker trendi dan tersertifikasi dengan berbagai model tersusun rapi dan padat di gudang. Awalnya Anda optimis, barang akan cepat laku karena konsumen sedang menggemari masker tersebut.

Namun ketika dipajang di toko atau online shop, pembeli sudah berkurang karena beralih ke toko lain. Kerugian bisa jadi bertambah jika cara penyimpanan buruk dan membuat barang malah menjadi rusak. 

Dari kedua contoh kondisi di atas akan sangat merugikan bukan? 

Itu kenapa ROP penting sekali untuk dipahami oleh pengusaha. Perhitungan ROP yang terencana dan baik akan membuat penjualan barang Anda berjalan baik, dan meminimalisir risiko kerugian seperti contoh kondisi di atas.

Pertanyaannya, kalau begitu, kapankah waktu yang tepat untuk menambah stok barang tersebut? Mari kita bersama kita hitung.

 

Cara Menghitung Reorder Poitn

Terdapat beberapa hal yang menjadi ukuran utama dalam perhitungan reorder point yaitu:

LEAD TIME DEMAND + SAFETY STOCK = REORDER POINT

Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas istilah tersebut di atas satu persatu.

 

1.    Lead time demand


Lead time dapat diartikan jeda waktu pada saat pemesanan sampai dengan produk masuk ke gudang. Lead time dapat bervariasi, bisa hitungan minggu hingga bulan.

Lamanya lead time sangat bergantung dari tingkat kesulitan produk yang dipesan, jumlah, hingga jarak pengiriman produk tersebut.

Agar lebih mudah dipahami, simak contoh kasus berikut. Jika Anda menjual masker terkini yang diimpor dari Cina. Mari kita anggap si supplier tidak pernah mengalami masalah dalam stok barang dan barang siap dikirim kapan saja. Namun jangan dilupakan pengepakan barang, misalnya supplier butuh waktu dua hari. Setelah itu, perjalanan yang ditempuh selama lima hari ke pelabuhan. Dari pelabuhan, pesanan Anda akan mengarungi samudra dari Cina ke Indonesia selama 30 hari. Setelah sampai Indonesia, barang Anda tidak bisa langsung sampai depan toko, namun harus diperiksa dulu di bea cukai yang butuh waktu diperkirakan seminggu lamanya, baru kemudian dapat dikirimkan ke toko Anda lewat jalan darat yang diperkirakan memakan waktu 5 hari.

TOTAL LEAD TIME: 2 + 5 + 30 + 7 + 5 = 49 HARI

Data di atas menjelaskan bahwa Anda harus memiliki stok untuk dijual sampai pengiriman produk yang berikutnya tiba. Anda juga perlu bersiaga terhadap permintaan dari pelanggan terhadap barang tersebut. Jangan sampai barang Anda kehabisan, tapi stok malah belum datang.

Ada cara khusus dalam menghitung demand ini, yaitu dengan kalikan angka lead time dengan jumlah rata-rata penjualan per hari. Misalnya, dalam satu hari terjual 10 masker trendi, maka lead time demand bisnis Anda:

LEAD TIME DEMAND = LEAD TIME X RATA-RATA PENJUALAN PER-HARI

49 X 10 = 490


Dalam perhitungan di atas artinya Anda perlu menyiapkan 490 masker trendy untuk bersiaga sampai barang yang dikirim supplier tiba. Terasa mudah? Nanti dulu! Perhitungan tersebut hanya dapat berjalan, jika tidak ada hal di luar perkiraan terjadi.

 

2.    Safety stock (Persediaan Keamanan) 


Anda perlu bersiaga atas kemungkinan terburuk yang mungkin mengganggu persediaan barang Anda. Misalnya saja, artis yang sedang naik daun memakai masker trendi Anda, sehingga membuat produk Anda semakin diminati dan kebanjiran pesanan daripada biasanya, atau ada masalah diluar dugaan pada saat pengiriman.

Faktor tak terduga ini harus Anda perhatikan sebelumnya dengan menyediakan safety stock, atau disebut juga persediaan tambahan untuk keamanan. Nah, namun pertanyaannya, berapa jumlah persediaan tambahan yang perlu disiapkan? Mari kita hitung bersama:

SAFETY STOCK = (PENJUALAN HARIAN TERTINGGI X LEAD TIME TERLAMA) – (RATA-RATA PENJUALAN HARIAN X RATA-RATA LEAD TIME)

Yuk, kita lanjutkan contoh bisnis masker trendi Anda. Dari data sebelumnya Anda berhasil mengetahui bahwa penjualan masker kurang lebih 10 per hari. 

Setelah ditelusuri lagi, di hari sabtu minggu penjualan naik sampai 20 per hari. Untuk lead time, sebagaimana diketahui pengiriman masker trendi dari Cina sekitar 49 hari. Namun karena terjadi audit di bea cukai mengakibatkan truk yang mengantar barang pesanan Anda jadi terhambat hingga 54 hari.

Jika dimasukkan ke rumus dari kondisi tersebut di atas, maka kita akan bisa mendapatkan hasil safety stock sebagai berikut:

(20 X 54) – (49 X 10) = 590

Itu berarti Anda perlu menyiapkan 590 masker trendi sebagai safety stock agar dapat mengantisipasi hal-hal yang tak diharapkan terjadi sehingga Anda tetap bisa berjualan tanpa rasa was-was.

Dengan dua perhitungan di atas, kita bisa menemukan nilai reorder point dengan menjumlahkan lead time demand dan safety stock. Berikut hasilnya:

490 (LEAD TIME DEMAND) + 590 (SAFETY STOCK) = 1080 (REORDER POINT)

Artinya, Anda harus mulai membuat pesanan kepada pemasok jika masker trendi Anda yang tersisa di gudang sebanyak 1080 buah. Dengan begitu, Anda dapat aman memastikan persediaan barang bisa cukup sampai dengan pesanan berikutnya tiba. 

Baca juga : 6 langkah mengelola persediaan barang untuk bisnis manufaktur

Melalui informasi di atas, mari mulai dari sekarang kita melihat kembali stok usaha Anda sehingga kita dapat mendapatkan keuntungan lebih banyak. Anda juga dapat berkonsultasi terkait dengan pengelolaan operasional dengan mitra ahli kami.

Untuk informasi lainnya terkait tips usaha. Anda bisa medapatkannya secara gratis di Daya.id. Dengan mendaftar di Daya.id semua informasi keuangan bisa diakses dengan sangat mudah dan kapan saja!. Jadi, yuk kunjungi Daya.id sekarang juga!

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.5

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS