Dirilis

05 Februari 2020

Penulis

Majalah Franchise Indonesia

“Kalau mau kaya, jadi pengusaha.” Sepertinya sebagian orang setuju dengan pernyataan ini. Coba deh Anda ketik kalimat “Kalau mau kaya jadi,” di mesin pencari Google. Apa yang Anda temukan? Kemungkinan yang muncul di halaman pertama Google adalah tentang menjadi pengusaha.

Namun menjadi pengusaha tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apa lagi soal mencari ide bisnis yang Anda sukai dan berkelanjutan di masa depan.

Jika seperti itu, apakah kita harus batal berwirausaha? Tentu tidak dong. Ada alternatif yang bisa Anda gunakan termasuk bagi Anda yang sedang merencanakan bisnis, pengusaha baru, atau belum memiliki konsep usaha yang mantap. Apa itu?  Waralaba atau franchise.


franchise
Hal yang perlu Anda pikirkan sebelum membeli bisnis franchise
Nah, tapi sebelum Anda menjalankan konsep ini, disarankan untuk tidak membeli franchise apabila modal Anda pas-pasan. Maksudnya modal Anda hanya cukup untuk beli merek, beli lisensi, dan operasional usaha beberapa bulan saja. Ingat, untuk sukses dalam bisnis butuh komitmen dan konsisten juga.

Perlu Anda ketahui, usaha  berdasarkan sistem franchise bukan saja sekedar beli-jual.
Bukan sekedar calon franchisee mampu beli, franchisor mau jual, kemudian terjadilah transaksi. Dalam sistem franchise, franchisee adalah orang-orang yang telah disaring dan dipilih serta dipercaya untuk menjalankan bisnis tersebut.

Jadi, bila Anda dapat langsung membeli bisnis tersebut tanpa melalui proses seleksi franchisor, Anda perlu waspada.  Anda juga perlu mengukur dulu kemampuan Anda sendiri apabila di kemudian hari ternyata Anda tidak mendapat support dari franchisor seperti yang Anda angan-angankan. Pikirkan juga, apa akibatnya bila Anda tidak cocok dengan franchisor dan sebaliknya.

Transaksi pada sistem franchise  bisa berjalan didasarkan pada tiga hal, yaitu:
  1. Ada persamaan minat terhadap jenis usaha milik franchisor.
  2. Calon franchisee bersedia menjalankan prosedur milik franchisor.  
  3. Calon franchisee memiliki modal yang cukup.

Berapa sebenarnya modal yang cukup untuk membeli franchise?
Modal yang cukup adalah sebesar yang disebut oleh franchisor, karena mereka yang tahu berapa besaran investasi serta modal kerja yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha tersebut. Tentunya Anda telah siap menyediakan jumlah seperti yang disebutkan oleh franchisor. Tetapi, apakah jumlah tersebut pasti cukup?


Franchise
Pengalaman menunjukan, sering kali franchisee mengalami kesulitan keuangan karena jumlah uang yang disiapkan sesuai ketentuan franchisor ternyata tidak mencukupi. Apa  saja penyebabnya? Setidaknya ada tiga alasan:
  1. Keuntungan Segera Diambil. Franchisee berasumsi bahwa usaha yang dijalankan dapat segera diambil keuntungannya guna memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, seperti pada umumnya menjalankan usaha pasti membutuhkan perputaran modal yang tidak boleh segera diambil keuntungannya untuk keperluan sendiri sebelum melakukan pengembangan bisnis.
  2. Bekerja Tidak Sesuai Arahan. Franchisee bekerja tidak sesuai dengan arahan franchisor, sehingga pemasukan keuangan tidak sesuai perhitungan rencana bisnis. Akibatnya, bisnis memerlukan dana tambahan untuk modal kerja.
  3. Potensi Tidak Sesuai Kenyataan. Asumsi bisnis atau survei potensi bisnis yang ditentukan oleh franchisor tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga bisnis tidak berjalan lancar, pemasukan keuangan menurun sehingga memerlukan tambahan modal kerja.

Dari ketiga hal di atas, yang paling umum terjadi adalah hal yang pertama, yaitu segera mengambil keuntungan usaha untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini terjadi karena salah persepsi, bahwa keuntungan bisnis dapat segera dimanfaatkan untuk hal lain. Banyak didapati juga franchisee  yang terpaksa memakai modal usaha  untuk membayar pinjaman yang telah jatuh tempo dari saudara atau rekan, untuk memenuhi persiapan modal awal. Situasi inilah yang disebut modal pas-pasan, karena semuanya dikerahkan tanpa menyisakan sebagian pun dana untuk kebutuhan hidup dari franchisee.

Lepas dari siapa yang membuat kesalahan, Anda bisa belajar dari pengalaman itu. Nah, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh para calon franchisee, seperti memiliki alokasi dana untuk:
  1. Membeli paket  franchise yang diinginkan
  2. Membeli peralatan dan perlengkapan lain di luar paket franchise yang disediakan franchisor
  3. Membeli stok tambahan bahan baku dan bahan jadi melebihi paket franchise yang disediakan, karena biasanya paket standarnya dalam jumlah minimal (target penjualan pesimis) untuk menekan harga paket franchise-nya. Oleh karena itu franchisee harus menyiapkan lagi stok tambahan dari paket standar tersebut untuk mengantisipasi jika sejak awal buka terjadi lonjakan penjualan.
  4. Membayar sewa tempat 1 tahun di muka. Hal ini karena tidak pernah ada franchisor yang memasukkan biaya sewa ke dalam paket franchise-nya.
  5. Biaya perizinan legal baik itu perizinan reklame, sampai pungutan non-formal baik yang legal maupun yang tidak legal.
  6. Biaya promosi untuk 3 bulan di muka. Biaya promosi lokal biasanya tidak masuk dalam paket franchise, jadi harus menyiapkan sendiri alokasi dana promosi lokal misalnya untuk pembuatan spanduk, flyer, brosur, iklan radio lokal hingga iklan di media sosial. Pengamat menyarankan, untuk mengalokasikan biaya promosi di awal tahun pertama harus minimal sebesar 10% dari target omzet yang diinginkan kemudian bisa menyusut pada tahun berikutnya menjadi 7-5 %.

Jika Anda tetap ingin bermitra, sebagai franchisee yang bertanggung jawab Anda bisa menggunakan cara aman seperti meminta saran kepada franchisor tanpa praduga buruk, mengenai perkiraan jumlah dana cadangan yang dibutuhkan andai usaha tidak berjalan dengan lancar. Hal lain yang perlu diperhitungkan adalah dengan mempersiapkan dana untuk menghidupi keluarga paling sedikit untuk kebutuhan selama satu tahun, karena biasanya bisnis setelah satu tahun baru dapat menghidupi pemiliknya.

Nah, bagaimana? Jadi sudah paham kan mengapa tidak disarankan  membeli franchise dengan modal pas-pasan? Apabila Anda memiliki pertanyaan atau kepo dengan dunia franchise Anda bisa langsung menghubungi  para ahli melalui fitur Tanya Ahli.

Sumber:

Majalah Franchise Indonesia

Penilaian :

4.5

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Rofian Akbar

Pakar Waralaba

1 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS