Dirilis

24 Januari 2020

Penulis

Tim Daya Tumbuh Usaha

Masih ingatkah cita-cita yang Anda inginkan saat masih kecil?

Sebagian Anda ingin menjadi dokter, presiden, polisi, pilot, model, fashion designer, dan lain-lain.

Tapi pernahkah Anda terlintas ingin berkecimpung di dunia pertanian? Sepertinya sangat jarang. Buktinya saat ini sumber daya manusia yang terlibat di dunia pertanian, khusunya petani, semakin menurun.

Kira-kira, kenapa ya masyarakat Indonesia enggan menjadi petani termasuk anak petani sendiri? Padahal Indonesia dikenal dengan negara agraris.

Menurut forum Sahabat Keluarga Kemendikbud, terdapat dua faktor pemicu utama yaitu:



1. Citra jelek tentang petani.
Profesi petani dianggap tidak bergengsi dan dipandang sebelah mata. Di mata anak-anak, petani hanya orang-orang yang harus menceburkan diri di sawah, kotor, belepotan tanah, mencangkul, menanam padi, dan terpapar sinar matahari.

2. Tidak memberikan jaminan finansial.
Anggapan ini muncul karena mereka melihat sebagian besar petani memiliki pendapatan rendah, rumahnya sederhana, mobil tidak punya dan kehidupannya biasa saja.

Selain itu, karakteristik dari bidang pertanian atau agribisnis sering membuat banyak orang malas untuk terjun disektor pertanian, karakteristik yang dimaksud antara lain:  
  1. Proses produk yang memerlukan waktu yang relatif lama
  2. Bergantung pada musim dan iklim
  3. Modal yang diperlukan juga cukup besar
  4. Hasil produksinya cenderung mudah rusak/busuk

Tapi jangan salah, ternyata sektor pertanian sudah berubah, lho. Apalagi dengan masuknya industri 4.0, semua kendala bisa diatasi dengan mudah dan menghilangkan perspektif negatif (ketinggalan zaman). Nah, berikut beberapa contoh inovasinya:


1. Internet of Things (IoT).
Pada pertanian dapat berupa teknologi sensor untuk penggunaan air, sensor untuk mendeteksi serangan hama, dan juga sensor yang mengetahui emisi lingkungan. Dengan penerapan tersebut hasil pertanian dapat meningkat dengan pesat. Selain itu, IoT dapat mempermudah pengawasan lahan produksi melalui smartphone. Penggunaan IoT juga bisa mewujudkan pertanian presisi dan pertanian pintar. Artinya, melalui penggunaan sensor yang diterapkan di lahan pertanian memungkinkan petani mendapatkan informasi detail topografi, tingkat kesuburan, tingkat keasaman hingga suhu tanah, bahkan dapat mengukur cuaca serta memprediksi pola cuaca.

2. Pertanian presisi.
Pertanian presisi merupakan konsep pertanian berbasis teknologi yang dalam pendekatannya bertumpu pada observasi dan pengukuran yang menghasilkan data untuk menentukan kegiatan kerja bercocok tanam yang efektif dan efisien. Pertanian presisi digunakan untuk mengukur jumlah penggunaan input (pupuk, air, benih dan lainnya) yang tepat, perawatan lahan dan tanaman atau peternakan yang tepat, serta memprediksi hasil yang tepat. Petani dapat menggunakan traktor yang dikendalikan lewat internet jarak jauh, bahkan lintas pulau, atau lintas daerah. Traktor selain membajak juga dapat menanam bibit dalam jumlah yang terukur dan jarak yang persisi.

3. Pertanian vertikal (vertical farming).
Metode pertanian vertikal merupakan inovasi dalam menghadapi permasalahan lahan terbuka yang semakin sempit karena didominasi oleh bangunan. Prinsip dari metode ini adalah menanam secara vertikal dengan memanfaatkan dinding bangunan atau bahkan menyusun tempat sendiri pada rak dan menatanya secara vertikal.

Melalui berbagai inovasi itu secara tidak langsung membantu Anda yang tertarik dengan dunia pertanian namun belum memiliki pengalaman.



Jika Anda masih ragu untuk bertani Anda bisa melakukan trading atau perdagangan produk pertanian terlebih dahulu. Anda dapat memulai dengan berdagang produk pertanian dengan menjadi distributor atau agen buah Sunpride. Hal ini bertujuan agar Anda dapat mengenali karakter yang banyak dibutuhkan konsumen hasil pertanian, jenis, ukuran serta kualitas.  Apabila Anda telah mampu dan berhasil menguasai pasar yang stabil dalam satuan tertentu, barulah  Anda masuk di bidang budidaya. Nah, untuk menjadi agen buah Sunpride Anda dapat mendaftar di Daya.id.

Atau Anda bisa memulai dari rantai tahapan produksi. Banyak rantai produksi bidang agribisnis , mulai produksi dari penyediaan sarana produksi pertanian (pengadaan dan penyediaan benih atau bibit, pupuk dan obat-obatan baik untuk tanaman atau ternak), perkebunan, budidaya dan perdagangan hasil panen.

Pilihlah sesuai dengan kesukaan dan prediksi peluang usaha yang dapat mampu menciptakan keuntungan.

Bagaimana menurut Anda? Jika memiliki pendapat lain mengenai hal di atas, silakan tuliskan pendapat Anda di kolom komentar. Atau jika punya pertanyaan terkait hal diatas, silakan konsultasikan di kolom Tanya Ahli.

Sumber:

Sutie Rahyono

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS