25 Februari 2019
Bersama 4 Rekan, Berhasil Jalankan Bisnis Kentang Goreng ke 14 Kota
Dirilis
25 Februari 2019
Penulis
Majalah Franchise Indonesia
Pengusaha
Darryl Driyarto Han
Jenis Usaha
Hi Fries
Darryl Driyarto Han bersama ketiga rekannya, Evan, Jess, dan Teguh, bermimpi memulai bisnis kuliner. Merasa bisa saling melengkapi, pada 2014, keempat orang tersebut memberanikan diri membuka bisnis kentang goreng bermerek Hi Fries. Siapa sangka, bisnis bersistem waralaba ini kemudian berkembang ke 14 kota di Indonesia.
Tapi apa alasan mereka memilih bisnis kuliner? Alasannya sederhana. Mereka percaya bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis dengan prospek yang sangat menjanjikan. “Semua orang butuh makan,” kata Darryl. Mereka juga percaya, produk olahan kentang goreng diminati sebagai kudapan oleh berbagai usia. “Jadi kami melihat bisnis ini punya peluang yang sangat bagus. Dan bidang ini luas sekali kemungkinannya untuk dieksplorasi.”
Selama membangun usaha, tentu banyak pengalaman berkesan yang Darryl alami. Seperti menjaga gerainya seorang diri, dan memasak pesanan di gerai tersebut. Tetapi semua itu terbayar ketika melihat respon pelanggan. Apalagi di beberapa bazar yang pernah diikuti, gerainya ramai dikunjungi pelanggan. “Sangat ramai dan kami sampai pernah menjual lebih dari 1000 cup dalam satu hari saat event di Bandung. Sangat hectic tapi rasa lelahnya terbayar,” ucap Darryl.
Tetapi ada kalanya juga gerainya sepi pengunjung. Dalam acara lainnya ia pernah hanya bisa menjual 20 cup dalam sehari. Namun, ia tidak patah arang dan tetap optimis produknya itu akan digemari konsumen dan bisnis yang ia bangun itu bisa sukses.
“Dalam menjalani bisnis, kami punya prinsip bahwa pelanggan adalah raja. Sehingga kami harus bisa membuat pelanggan puas dengan produk dan juga pelayanan yang ramah agar meninggalkan kesan yang baik. Selain itu, harus gigih, mau mencoba dan terus berusaha untuk lebih baik setiap harinya,” paparnya.
Sebelum di Hi Fries, pria yang menduduki jabatan CFO & Head of Franchise Departemen di Hi Fries itu bekerja di bidang desain di salah satu desain studio miliknya. “Sampai saat ini juga saya masih aktif menjalankan studio desain yang saya bangun setahun terakhir ini,” kata pria kelahiran 30 Juni 1989 itu.
Dengan jabatannya, pria lulusan Bachelor of Design dari Limkokwing University, Malaysia, itu memegang kendali keuangan dan juga divisi waralaba, baik pengembangan maupun pemasarannya. Ia juga bertanggungjawab terhadap puluhan tenaga kerja di gerainya, selain memastikan semua organisasi berjalan dengan baik. Sehingga waralaba yang baru saja meraih penghargaan Business Opportunity Awards ini bisa menjadi salah satu penyedia lapangan kerja di Indonesia.
Tapi apa alasan mereka memilih bisnis kuliner? Alasannya sederhana. Mereka percaya bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis dengan prospek yang sangat menjanjikan. “Semua orang butuh makan,” kata Darryl. Mereka juga percaya, produk olahan kentang goreng diminati sebagai kudapan oleh berbagai usia. “Jadi kami melihat bisnis ini punya peluang yang sangat bagus. Dan bidang ini luas sekali kemungkinannya untuk dieksplorasi.”
Selama membangun usaha, tentu banyak pengalaman berkesan yang Darryl alami. Seperti menjaga gerainya seorang diri, dan memasak pesanan di gerai tersebut. Tetapi semua itu terbayar ketika melihat respon pelanggan. Apalagi di beberapa bazar yang pernah diikuti, gerainya ramai dikunjungi pelanggan. “Sangat ramai dan kami sampai pernah menjual lebih dari 1000 cup dalam satu hari saat event di Bandung. Sangat hectic tapi rasa lelahnya terbayar,” ucap Darryl.
Tetapi ada kalanya juga gerainya sepi pengunjung. Dalam acara lainnya ia pernah hanya bisa menjual 20 cup dalam sehari. Namun, ia tidak patah arang dan tetap optimis produknya itu akan digemari konsumen dan bisnis yang ia bangun itu bisa sukses.
“Dalam menjalani bisnis, kami punya prinsip bahwa pelanggan adalah raja. Sehingga kami harus bisa membuat pelanggan puas dengan produk dan juga pelayanan yang ramah agar meninggalkan kesan yang baik. Selain itu, harus gigih, mau mencoba dan terus berusaha untuk lebih baik setiap harinya,” paparnya.
Sebelum di Hi Fries, pria yang menduduki jabatan CFO & Head of Franchise Departemen di Hi Fries itu bekerja di bidang desain di salah satu desain studio miliknya. “Sampai saat ini juga saya masih aktif menjalankan studio desain yang saya bangun setahun terakhir ini,” kata pria kelahiran 30 Juni 1989 itu.
Dengan jabatannya, pria lulusan Bachelor of Design dari Limkokwing University, Malaysia, itu memegang kendali keuangan dan juga divisi waralaba, baik pengembangan maupun pemasarannya. Ia juga bertanggungjawab terhadap puluhan tenaga kerja di gerainya, selain memastikan semua organisasi berjalan dengan baik. Sehingga waralaba yang baru saja meraih penghargaan Business Opportunity Awards ini bisa menjadi salah satu penyedia lapangan kerja di Indonesia.