Sempat 5 Kali Gagal, Kini Sukses Bisnis Kue Bolu dan Roti

Dirilis

28 Maret 2022

Penulis

Tim Penulis Majalah Franchise Indonesia (Mitra Strategis Program Daya Sejak 2014)

Pengusaha

Ridwan Darussalam, MM, EPC

Jenis Usaha

Bisnis Kue Bolu dan Roti

Bisnis kuliner selalu menjadi primadona karena menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Selain kebutuhan utama, kuliner tertentu merupakan incaran pada foodies. 

Ridwan Darussalam, MM, EPC rupanya tertarik ambil bagian di bisnis ini. Dengan modal awal Rp5-10 juta, Amor Cake and Bakery besutannya kini memiliki 4 bakery dan 21 outlet yang tersebar di Sukabumi, Bogor, dan Depok. 

“Alhamdulillah, dalam waktu dekat kami akan membuka 2 bakery baru dan 2 bakery franchise,” ujarnya.

Toko kue bolu dan roti milik Ridwan dirintis sejak tahun 2010. Idenya bermula ketika ia melihat keluarga temannya memiliki kehidupan yang layak berkat berbisnis bolu. “Saat itu cita-cita saya sederhana, ingin seperti teman saya yang orang tuanya punya bisnis bolu. Memiliki bisnis yang sangat baik, rumah dan kendaraan yang sangat layak, mampu mendidik anak-anaknya hingga perguruan tinggi,” jelasnya.  

Amor Cake and Bakery  tersebut merupakan bisnis yang ke 5 yang didirikan Ridwan, setelah beberapa bisnis sebelumnya tidak berjalan baik. 

 

Banyak Belajar, dari Membuat Kue sampai Ikut Training Marketing


Ridwan belajar cara membuat kue bolu dari saudaranya. Awalnya hanya bolu tart cheese, kemudian beralih ke bolu pisang karena kebetulan saat itu di daerah tempat tinggalnya di Sukabumi, terkenal dengan komoditi pisangnya. Alat penunjang bisnis yang digunakan pun sederhana, hanya mixer-mixer kecil, dan satu oven. 

Setelah menemukan formula yang tepat, Ridwan memberanikan diri menawarkan bolu pisang buatannya ke saudara, tetangga lingkungan sekitar, hingga menitipkan produk di pabrik tempat teman-temannya bekerja. Ia juga menerapkan sistem konsinyasi dengan pihak pabrik yang pembayarannya dilakukan saat gajian. 

Pertama kali membuat produk, Ridwan sendiri yang melakukannya mulai dari menimbang bahan, mixing dan sampai memasarkannya. “Setelah bisnis mulai berjalan, barulah saya rekrut satu orang sebagai asisten. Terutama dalam hal produksi, seperti mengoven kue, karena itu termasuk pekerjaan yang menyita waktu dan bisa di delegasikan agar saya bisa fokus jualan,” jelasnya.  

Selain belajar membuat bolu pisang yang disukai pelanggan, Ridwan juga belajar mengenai bisnis dengan mengikuti seminar dan coahing terutama mengenai penentuan harga pokok produk (HPP). Setelah itu, ia juga mempelajari metode marketing dari training yang diikuti.

 

Tidak Berhenti Berinovasi dan Melakukan Perbaikan

Sebagaimana pelaku bisnis pada umumnya, Ridwan juga pernah mengalami tantangan dari segi keterbatasan modal bisnis dan tidak punya skill membuat kue dan tidak memiliki jaringan. “Saya pernah mau pinjem ke saudara kemudian tidak mendapatkan uang. Tapi terus berupaya cari solusinya,” katanya. 

Namun, Ridwan meyakini bahwa ia harus terus melakukan inovasi dan perbaikan tanpa henti di berbagai proses bisnis yang dijalani. “Kalau dahulu saya tidak paham soal itu, tapi prinsipnya saya perlu perbaikan di berbagai area. Walaupun hal kecil tapi perlu ada improvement. Nah, improvement itu yang bertahap berdampak sampe sekarang. Jadi kendala akan selalu ada apabila kita tidak mau terus berinovasi,” tandasnya.  
  
 

Bertahan di Masa Pandemi, Omzet Naik Terus

Masa pandemi seperti sekarang ini tentu menjadi pukulan berat bagi berbagai bisnis, tidak terkecuali bisnis kue milik Ridwan. Namun ia sangat bersyukur, meski sempat mengalami penurunan omzet sebesar 30% karena kebijakan pemerintah terkait pembatasan jam operasional outlet, saat ini bisnisnya tetap bisa bertahan.  Malahan, omzet sudah melebihi dari pencapaian sebelum pandemi.

Menurut Ridwan, tantangan di masa pandemi bermacam-macam. Akan tetapi ada tiga tantangan yang harus diperhatikan, yaitu:

  1. Adanya kebijakan pemerintah terkait pembatasan jam operasional dan jumlah pengunjung.
  2. Menurunnya daya beli masyarakat karena banyak yang kehilangan pekerjaan selama masa pandemi.
  3. Menjaga kesehatan tim agar tidak terjangkit virus COVID-19.


“Banyak sekali kebijakan yang kami keluarkan pada saat pandemi mulai dari pengaturan hari kerja, pengurangan hari kerja, WFH, hingga tidak memperpanjang kontrak,” jelasnya. 

Untuk mensiasati kondisi pandemi, Ridwan melakukan beberapa hal, antara lain:

  1. Memperketat semua bentuk pengeluaran. Jika pengeluaran tersebut tidak berkaitan dengan omzet atau tidak urgent biasanya tidak di-approve. 
  2. Mengoptimalkan penjualan online dan mentiadakan delivery order sampai dengan area tertentu.
  3. Menerapkan protokol kesehatan yang ketat di seluruh area toko
  4. Melakukan inovasi berbagai produk baru yang tidak hanya enak tapi juga memiliki khasiat, misalnya roti tawar jahe dan roti tawar bayam untuk daya tahan tubuh. 


Ridwan memang tidak menyebutkan omzet yang diperoleh secara spesifik. Namun ia memberi gambaran, saat ini Amor Cake and Bakery dikunjungi lebih dari 60 ribu pelanggan per bulan, dengan penjualan poduk lebih dari seribu box bolu dan hampir 1000 pcs roti setiap harinya.  Untuk kisaran harga produk sendiri sangat bervariasi. Produk bolu memiliki kisaran harga Rp20 ribu – Rp60 ribu, sedangkan untuk roti harganya mulai dari Rp3 ribu – Rp20 ribu. Ia juga menawarkan variasi kue ulang tahun dengan harga Rp25 ribu - Rp400 ribu. 

Ridwan Darussalam adalah salah satu pebisnis yang sukses membangun bisnis bidang kuliner. Anda tertarik mengikuti jejaknya? Konsultasikan dengan business coach di Daya.id agar usaha yang Anda jalankan semakin matang dan sukses.

Untuk kisah sukses pengusaha inspiratif lainnya, bisa Anda baca di Daya.id. Yuk daftar dan kunjungi Daya.id sekarang juga!

Penilaian :

4.9

10 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS