Dirilis

04 Desember 2017

Penulis

Majalah Franchise Indonesia

Bagaimana kalau seorang franchisee tidak mengikuti aturan yang diterapkan oleh francisor? Jawabnya, hubungan kerja sama bisa hancur dan bisnis yang seharusnya memberi profit bisa berbalik menjadi kerugian. Bagaimana juga kalau franchisor tidak sesuai harapan franchisee? Sama saja, franchisee bisa nekat menyalahi aturan atau menghentikan kerja sama, lalu membangun bisnis tandingan.

Lalu, bagaimana merealisasikan kepuasan di usaha franchise? Ada beberapa elemen yang membuat seorang pelanggan puas. Antara lain produk, layanan, proses bisnis dan infrastruktur. Empat hal itu sebagai pondasi dari bangunan konsep kepuasan di bisnis franchise.  Sebuah perusahaan memiliki merek yang bagus, namun layanannya buruk, maka akan nihil hasilnya. Kepuasan harus totalitas dari empat unsur di atas. Salah satunya terabaikan, tidak akan bisa melahirkan tingkat kepuasan di pelanggan.

Jika empat unsur itu sudah terealisasikan dengan baik, maka selanjutnya membangun komunikasi, terutama antara franchisor dan franchisee. Pada bisnis franchise, komunikasi yang baik harus dimulai sejak pertama kali bertemu.  Bagi franchisor, komitmen harus diberikan sejak awal. Karena franchising sebenarnya adalah perniagaan yang mengharuskan berbagai hal pertalian yang bersifat kemanusiaan. Bukan hal yang sulit merealisasikan kepuasan kedua belah pihak. Tetapi juga bukan berarti bebas masalah. Karena itu masing-masing pihak, terutama franchisor harus bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan sejak awal.

Kunci utamanya adalah harus kooperatif dan masing-masing pihak punya kemauan keras untuk membangun bisnis secara lebih baik. Karena bagaimanapun, tujuan akhir dari konsep ini adalah menciptakan bisnis yang sustainable dan mampu memberikan profit secara terus menerus.

Bagi franchisor hal yang umum menjadi tuntutan terhadap franchisee adalah sales yang tinggi. Karena franchisor ingin memungut royalti yang lebih banyak dari franchisee-franchiseenya. Sedangkan franchisee biasanya menuntut profit yang tinggi pula dari usahanya, sehingga sales bisa jadi bukan kepentingan utama. Tetapi net profit yang lebih penting buat franchisee.

Karena itu, masing-masing pihak harus bisa mengedepankan goal secara bersama. Satu hal yang harus diingat, terutama franchisee, karena yang dijalani adalah bisnis franchise, maka semuanya harus dimulai dari berbagai panduan yang diberikan oleh franchisor. Dari situlah harus terjalin komunikasi, sehingga inovasi dan improvisasi bisa dijalankan untuk mendapatkan konsumen end user sebanyak-banyaknya. Dengan demikian, bisnis bisa dijalankan dengan masing-masing pihak merasakan kepuasan yang sama, karena memperoleh benefit sesuai yang diharapkan, bahkan bisa lebih.

Sumber:

Majalah Franchise Indonesia

Penilaian :

5.0

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ardhan Ashary Nasution

24 November 2023

Keren informasi nya πŸ‘πŸ‘

Balas

. 0

M yusuf hutasuhut

24 Januari 2022

πŸ‘πŸ‘πŸ‘

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Rofian Akbar

Pakar Waralaba

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS