Dirilis

15 April 2020

Penulis

Alin Kristiasti Fohan

Mengelola keuangan mungkin dianggap menjadi hal yang gampang-gampang susah. Di satu sisi, Anda mungkin sudah tahu tujuan Anda dan tindakan keuangan apa yang harus dilakukan, namun terasa berat karena kurang disiplin dan gampang tergoda dengan keinginan belanja sesaat. Atau sebaliknya, Anda memang tidak punya tujuan dan tidak tahu tindakan keuangan apa yang perlu Anda persiapkan untuk kebutuhan di masa mendatang.

Dibanding pria, wanita seringkali dianggap sebagai individu yang lebih teliti dan dapat diandalkan terutama yang berkaitan dengan uang. Misalnya, dalam organisasi biasanya wanitalah yang ditunjuk menjadi bendahara atau dalam rumah tangga dimana menjadi hal yang lumrah bahwa istri adalah direktur keuangannya. Namun, ketertarikannya terhadap barang-barang fesyen, membuatnya cenderung lebih sering berbelanja dibanding pria, apalagi wanita jugalah yang lebih implusif terhadap diskon.

“Suka model baju yang ini, warna abu-abu dan ungunya sama-sama bagus. Oke, beli keduanya deh biar bisa mix and match dengan tas dan sepatu,” kata Sarah di sebuah pusat perbelanjaan.

“Yang ini masih belum perlu sih, tapi mumpung diskon ya beli aja, daripada nyesel sampai di rumah. Pakainya bisa kapan-kapan kok…” kata Ivone di sebuah counter make up.

“Sebenarnya tadi niatnya mau ke salah satu resto favorit, eh disebelahnya outlet sepatu yang cute, mampir dulu deh jadinya. Akhirnya beli,” kata Anna di salah satu outlet sepatu.

Anda familiar dengan ucapan Sarah, Ivone dan Anna di atas?

Nah, berikut ini 5 kesalahan yang seringkali membuat si jago atur keuangan ini bisa juga kebablasan. Jangan sampai Anda melakukannya yah, Ladies!

Baca juga : 3 Kiat Menabung dan Tetap Bisa Belanja




1. Tergoda diskon, tanpa cek harga sebenarnya.
Membeli barang diskon tentu bukan hal yang salah. Jika produknya memang dibutuhkan, membeli saat diskon tentu menjadi prestasi karena Anda membeli dengan harga yang lebih murah. Yang salah adalah saking excited dengan adanya diskon, Anda serta merta membeli tanpa mengecek lagi harga sebenarnya. Padahal, bisa saja harga produknya memang segitu namun nampak lebih murah karena diberi embel-embel diskon.

Misal, beras 5kg diberi label diskon 20% sehingga harganya menjadi Rp60 ribu. Padahal, harga tersebut memang harga pasaran beras. Kalaupun lebih murah, hanya selisih Rp5 ribu dan selisih tersebut bukanlah sebesar 20% seperti label yang dipasang.

Sebelum Anda terjebak diskon, pastikan dulu harga normal produk yang akan Anda beli. Anda bisa mengeceknya melalui internet seperti di e-commerce atau di website toko sejenis.

2. Tidak fokus dengan apa yang dibutuhkan
Dikutip dari Wollipop.com, Psikolog Kasandra Putranto menjelaskan, menurut penelitian yang dilakukan para ilmuwan di University of Michigan School of Public Health perbedaan perilaku wanita dan pria dalam berbelanja bahkan sudah ada sejak zaman nenek moyang.

Misalnya, pria biasanya lebih fokus dalam berbelanja, tahu apa yang dicari saat pergi ke toko, perilaku ini mirip dengan sikap pria zaman dulu yang mencari buruan dan sesegera mungkin membawa hasil buruan ke rumah. Sedangkan wanita, biasanya akan memilah-milah barang dan berpindah-pindah toko terlebih dahulu sebelum menentukan pilihan. Sama halnya wanita zaman dulu yang ketika mencari makanan memilah-milah dulu mana yang baik untuk dimakan.

Nah, saat memilah-milah itulah seringkali wanita justru tergoda membeli produk lain yang sebenarnya bukan yang sedang dicari. Kasus Anna seperti yang disebut sebelumnya adalah salah satu contoh bahwa wanita seringkali tidak fokus dengan apa yang dibutuhkan. Awalnya mau pergi makan di restoran, kemudian berbelok jadi belanja sepatu.

Agar Anda tidak seperti Anna, pastikan Anda membuat daftar belanja yang memuat apa-apa saja yang perlu Anda beli. Jangan hanya dibuat, berusahalah disiplin dengan daftar tersebut ya, Ladies!

3. Belanja sebagai pengalihan terhadap stres
Di masa kini, belanja bagi wanita tidak hanya dalam rangka membeli kebutuhan, namun juga sebagai ajang pengalihan stres bahkan reward untuk dirinya sendiri. Efek bahagia yang ditimbulkan dari kegiatan berbelanja ini ternyata didukung juga oleh hasil penelitian Journal of Psychology and Marketing di Amerika yang membuktikan sebanyak 62% responden membeli sebuah barang untuk menghibur diri, dan 28% mengaku menggunakan uang sebagai suatu perayaan.

Para peneliti menyimpulkan, berbelanja luar biasa bermanfaat karena meningkatkan mood. Meski demikian, kebanyakan orang belanja dalam keadaan bad mood lebih cenderung membeli barang secara impulsif. Inilah yang membuat pengeluaran kebablasan.

Bayangkan, ketika stres karena pekerjaan dilampiaskan dengan belanja. Ketika patah hati, belanja jadi pelarian. Ketika bete, belanja lagi…. Mood jadi bagus, tapi isi dompet malah jadi tidak bagus, tidak mau begitu kan?

Alihkan stres dan bad mood Anda ke kegiatan yang lebih aman, seperti berolahraga atau menonton DVD di rumah. Jika memang ingin belanja, pastikan Anda tetap belanja dengan bijak ya!




4. Berprinsip lebih baik membeli dan menyesal daripada menyesal karena tidak membeli.
Dalam memilih produk tertentu, wanita seringkali merasa bingung karena menurut mereka semua produk tersebut bagus. Apalagi kalau diiming-imingi dengan diskon. Nah, prinsip inilah yang biasanya menjadi alasan. Daripada tidak membeli dan menyesalinya saat tiba di rumah, lebih baik tetap membeli meskipun akan disesali. Karena produk sudah ada di tangan, kalaupun tidak terpakai saat ini siapa tahu nanti butuh. Hal ini persis dengan yang diucapkan Ivone pada kasus yang disebutkan sebelumnya.

Percaya tidak percaya, sebagian wanita akan lebih menyesal jika sampai di rumah terbayang-bayang produk yang tadi tidak jadi dibeli dan ketika kembali lagi ke toko tersebut keesokan harinya ternyata produknya sudah habis terjual.

Anda salah satu yang memegang teguh prinsip ini? Jika ya, tidak heran pengeluaran Anda menjadi tidak terkontrol karena ujung-ujungnya Anda hanya berbelanja hal yang tidak perlu.

Stop dari sekarang! Sebaiknya, ganti mindset dan prinsip Anda menjadi lebih baik tidak beli daripada beli tapi mubazir.

5. Berlindung di balik alasan untuk anak.
Kalap belanja yang membuat keuangan berantakan biasanya dialami juga oleh ibu baru. Sebagai ibu baru, mempersiapkan segala sesuatu untuk anak menjadi hal yang membuat Anda bersemangat. Ada kalanya, produk-produk yang dibeli justru efek laper mata saja. Misalnya, baju bayi yang lucu-lucu tentu semakin memotivasi Anda untuk membelinya demi penampilan si kecil yang menggemaskan. Tidak cukup satu, Anda mungkin tergoda dengan beberapa model dan beberapa warna. Padahal, bisa jadi tidak semuanya sempat terpakai karena si kecil sudah tumbuh dengan cepat.

Segala yang Anda beli untuk anak belum tentu sesuai dengan kebutuhan anak. Makanya Anda harus lebih selektif, mana yang memang anak Anda butuhkan, dan mana yang sebatas kesukaan ibunya saja. Hal ini tentu untuk menjaga pengeluaran yang tidak perlu, dengan demikian Anda bisa menabung untuk kebutuhan anak yang lebih penting.

Baca juga :  4 Masalah Keuangan & Cara Mengatasinya

Nah, biar keuangan tetap stabil sebaiknya Anda menghindari 6 dosa diatas ya, Ladies! Pengendalian diri dan disiplin yang baik, akan sangat berguna untuk tetap menjaga Anda berada dijalur yang benar untuk mewujudkan tujuan keuangan Anda, alih-alih menghamburkannya untuk hal-hal yang tidak mendesak.

Anda ingin tahu lebih jauh mengenai perencanaan keuangan yang baik agar kondisi finansial Anda stabil? Silakan konsultasi dan diskusi langsung dengan pakar keuangan kami di fitur Tanya Ahli di www.daya.id.

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

5.0

5 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Aliah Abdullah

07 Pebruari 2021

wah tau aja ya...

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Dian Savitri

Perencana Keuangan Pribadi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS