09 November 2018
Dirilis
Penulis
Tim Daya Tumbuh Usaha
Atasan yang baik akan mendorong karyawannya “naik kelas”. Agar bisa “naik kelas”, Anda berdua butuh untuk keluar dari zona nyaman. Bagaimana caranya?
Mengerjakan hal yang sama selama bertahun-tahun mungkin saja membuat sang karyawan menjadi seorang spesialis akan suatu pekerjaan. Tapi, kemungkinan lainnya adalah sang karyawan menjadi seperti robot, apalagi kalau pekerjaannya adalah pekerjaan rutin, seperti admin. Kabar baiknya, usaha atau organisasi tersebut pasti akan lebih stabil karena karyawan Anda sudah sangat mahir. Kabar buruknya, organisasi atau usaha Anda berisiko untuk jalan di tempat karena “penggeraknya” adalah karyawan yang kemampuan dan pengetahuannya hanya sampai batasan atau lingkup tertentu saja, sehingga kecil kemungkinan terjadinya inovasi.
Selain itu, dalam ekonomi yang dinamis, keahlian SDM yang tidak merata merupakan titik lemah. Untuk itu, coba dorong karyawan Anda untuk belajar hal baru yang mungkin selama ini menjadi passion-nya. Pasti tidak akan lancar karena Anda dan karyawan akan keluar dari rutinitas zona nyaman. Dan, tidak jarang banyak yang menolak tantangan atau ajakan untuk belajar sesuatu yang baru. Apabila karyawan tersebut layak dipertahankan, sudah saatnya Anda lebih persuasif untuk mengajak karyawan bidang baru.
1. Wajibkan Program Training atau Pelatihan Berkala
Para manajer SDM sebaiknya memfokuskan diri untuk memaksimalkan investasi yang berkaitan dengan karyawan. Mereka yang mendukung karyawannya memperdalam pengetahuan, akan mendapat sukses finansial lebih besar. Logikanya, sang karyawan sudah siap bila mendapat kenaikan pangkat atau ada karyawan lain yang mengundurkan diri. Buatlah program training atau pelatihan berkala, dan wajibkan karyawan Anda untuk mengambil paling sedikit tiga pelatihan dalam setahun sebagai perhitungan dalam bonus tahunan.
2. Berikan Penghargaan Terbuka Bagi Karyawan yang Telah Lulus Pelatihan
Setiap orang menyukai apresiasi dan dapat menjadi motivasi untuk berbuat lebih. Buatlah ide penghargaan atau apresiasi terhadap karyawan yang telah selesai mengikuti pelatihan dan mendapatkan nilai yang memuaskan. Tidak sampai di situ, berikan penghargaan kedua atas karyawan yang berhasil mengimplementasikan dengan baik hasil pelatihan dalam pekerjaannya. Untuk itu, Anda perlu membuat daftar para “wisudawan” pelatihan, dan kemudian membuat matriks pengukuran peningkatan kinerja karyawan setelah mendapat pelatihan dan memberikan mentoring berkala. Sehingga, hal ini akan memberikan dampak jangka panjang bagi sang karyawan dan perusahaan serta dampak meluas bagi karyawan lain karena merasa terinspirasi.
3. Penilaian Bukan dari Hasil Akhir Saja
Umumnya, sebuah perusahaan akan memberikan promosi, bonus, ucapan selamat, atau kenaikan jabatan bila hasil akhirnya memuaskan. Sedikit, perusahaan yang memasukkan unsur kurva pertumbuhan atau peningkatan kemampuan yang baru. Anda bisa memasukkan poin penilaian tersebut di penilaian akhir tahun. Sehingga, karyawan tidak takut untuk mencoba hal baru dan tidak terpaku untuk mempertahankan citra positif dari kemampuan yang sudah mumpuni pada satu bidang. Karyawan yang dipuji berdasarkan usaha dan pertumbuhan mereka daripada kemampuan yang sudah ada sebelumnya, akan menghasilkan efek yang berbeda. Ini menciptakan umpan balik positif bagi karyawan yang menghabiskan lebih banyak waktu mereka untuk mempelajari keterampilan baru. Mereka akan terus menantang diri melakukan hal yang baru dan membawa terobosan yang baik bagi perusahaan.
Mengerjakan hal yang sama selama bertahun-tahun mungkin saja membuat sang karyawan menjadi seorang spesialis akan suatu pekerjaan. Tapi, kemungkinan lainnya adalah sang karyawan menjadi seperti robot, apalagi kalau pekerjaannya adalah pekerjaan rutin, seperti admin. Kabar baiknya, usaha atau organisasi tersebut pasti akan lebih stabil karena karyawan Anda sudah sangat mahir. Kabar buruknya, organisasi atau usaha Anda berisiko untuk jalan di tempat karena “penggeraknya” adalah karyawan yang kemampuan dan pengetahuannya hanya sampai batasan atau lingkup tertentu saja, sehingga kecil kemungkinan terjadinya inovasi.
Selain itu, dalam ekonomi yang dinamis, keahlian SDM yang tidak merata merupakan titik lemah. Untuk itu, coba dorong karyawan Anda untuk belajar hal baru yang mungkin selama ini menjadi passion-nya. Pasti tidak akan lancar karena Anda dan karyawan akan keluar dari rutinitas zona nyaman. Dan, tidak jarang banyak yang menolak tantangan atau ajakan untuk belajar sesuatu yang baru. Apabila karyawan tersebut layak dipertahankan, sudah saatnya Anda lebih persuasif untuk mengajak karyawan bidang baru.
1. Wajibkan Program Training atau Pelatihan Berkala
Para manajer SDM sebaiknya memfokuskan diri untuk memaksimalkan investasi yang berkaitan dengan karyawan. Mereka yang mendukung karyawannya memperdalam pengetahuan, akan mendapat sukses finansial lebih besar. Logikanya, sang karyawan sudah siap bila mendapat kenaikan pangkat atau ada karyawan lain yang mengundurkan diri. Buatlah program training atau pelatihan berkala, dan wajibkan karyawan Anda untuk mengambil paling sedikit tiga pelatihan dalam setahun sebagai perhitungan dalam bonus tahunan.
2. Berikan Penghargaan Terbuka Bagi Karyawan yang Telah Lulus Pelatihan
Setiap orang menyukai apresiasi dan dapat menjadi motivasi untuk berbuat lebih. Buatlah ide penghargaan atau apresiasi terhadap karyawan yang telah selesai mengikuti pelatihan dan mendapatkan nilai yang memuaskan. Tidak sampai di situ, berikan penghargaan kedua atas karyawan yang berhasil mengimplementasikan dengan baik hasil pelatihan dalam pekerjaannya. Untuk itu, Anda perlu membuat daftar para “wisudawan” pelatihan, dan kemudian membuat matriks pengukuran peningkatan kinerja karyawan setelah mendapat pelatihan dan memberikan mentoring berkala. Sehingga, hal ini akan memberikan dampak jangka panjang bagi sang karyawan dan perusahaan serta dampak meluas bagi karyawan lain karena merasa terinspirasi.
3. Penilaian Bukan dari Hasil Akhir Saja
Umumnya, sebuah perusahaan akan memberikan promosi, bonus, ucapan selamat, atau kenaikan jabatan bila hasil akhirnya memuaskan. Sedikit, perusahaan yang memasukkan unsur kurva pertumbuhan atau peningkatan kemampuan yang baru. Anda bisa memasukkan poin penilaian tersebut di penilaian akhir tahun. Sehingga, karyawan tidak takut untuk mencoba hal baru dan tidak terpaku untuk mempertahankan citra positif dari kemampuan yang sudah mumpuni pada satu bidang. Karyawan yang dipuji berdasarkan usaha dan pertumbuhan mereka daripada kemampuan yang sudah ada sebelumnya, akan menghasilkan efek yang berbeda. Ini menciptakan umpan balik positif bagi karyawan yang menghabiskan lebih banyak waktu mereka untuk mempelajari keterampilan baru. Mereka akan terus menantang diri melakukan hal yang baru dan membawa terobosan yang baik bagi perusahaan.
Sumber:
Diolah dari berbagai sumber
Ardhan Ashary Nasution
14 December 2023
Keren informasi nya sangat bagus dan bermanfaat Terima Kasih ??
Balas
.0
Dewi Khotijah
01 December 2023
Terimakasih sudah sharing, sangat menarik dan menambah pengetahuan
Balas
.0
Ariski Yulian Putra
29 November 2023
Artikel menarik dan bermanfaat
Balas
.0
Mutiara shinta ulfah ashari
28 February 2023
?
Balas
.0
Rudi haryono
05 November 2021
Cakepp
Balas
.1