Dirilis

23 November 2021

Penulis

Perhimpunan Dokter Umum Indonesia

Vaksin merupakan produk biologi antigen berupa mikroorganisme non-aktif atau zat yang diolah sedemikian rupa, yang dapat menstimulasi respon antibodi sebagai efek proteksi. Saat ini pemerintah sudah menjalankan program vaksinasi pada seluruh masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk memutus rantai penyebaran infeksi virus penyebab COVID-19 hingga terbentuknya herd immunity di Indonesia. Sudah banyak jenis vaksin yang dapat digunakan di masyarakat dengan bahan pembuatan yang berbeda. Ada yang menggunakan inactive virus, rekayasa genetik, dan mRNA virus. Salah satunya adalah vaksin Sinovac.

Vaksin Sinovac Aman untuk Remaja Hingga Lansia

Vaksin Sinovac merupakan vaksin yang digunakan untuk menekan penyebaran dari infeksi virus penyebab COVID-19. Vaksin ini sendiri sudah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. 

Sinovac merupakan vaksin yang mengandung virus penyebab COVID-19 (SARS-CoV-2) yang sudah tidak aktif. Dengan menyuntikkan vaksin Sinovac ke dalam tubuh, maka vaksin ini akan memancing sistem kekebalan tubuh untuk mengenali virus yang dimasukkan ke dalam tubuh dan menghasilkan antibodi untuk mencegah agar tidak terinfeksi penyakit COVID-19.

Vaksin Sinovac dilaporkan aman dan ampuh saat dilakukan uji kelayakan sebelum digunakan oleh masyarakat, sehingga memiliki manfaat yang jauh lebih besar dibandingkan efek samping yang ditimbulkan. 

Vaksin dapat diberikan pada masyarakat dengan rentang usia 12 hingga 59 tahun yang dalam kondisi sehat. Vaksin diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak 14 hari dari penyuntikan dosis pertama. Dosis yang diberikan adalah 0,5 ml per pemberian. 

Saat ini kelompok lanjut usia (lansia) berumur 60 tahun ke atas juga sudah bisa untuk melakukan vaksinasi dengan Sinovac. Pemberian vaksin Sinovac untuk lansia dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak 28 hari dari pemberian dosis pertama. Dosis vaksin dalam sekali suntik adalah 0,5 ml. Pemberian vaksin belum dapat diberikan jika suhu tubuh sesorang di atas 37,5 °C, atau tekanan darah di atas 140/90 mmHg.




 

Penelitian Lanjutan ke Penerima Vaksin Sinovac 

Beberapa penelitian yang telah dilakukan melaporkan bahwa dua dosis vaksin Sinovac yang diberikan terbukti meningkatkan kadar antibodi untuk melawan infeksi virus penyebab COVID-19 dan mengurangi gejala berat saat terkena penyakit COVID-19. 

Produsen Sinovac (Sinovac Biotech) bekerja sama dengan otoritas pengendalian penyakit China melanjutkan penelitian untuk melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan vaksin agar dapat memberikan imunitas. Studi tersebut dilakukan dengan mengambil sampel darah dari kelompok yang telah menjalani vaksinasi sebanyak dua dosis dengan jarak 28 hari. 

Hasil dari penelitian ini melaporkan bahwa vaksin Sinovac meningkatkan kadar antibodi yang dipercaya cukup ampuh untuk melawan virus penyebab COVID-19 yang masuk ke dalam tubuh. 

Kadar antibodi yang terbentuk adalah sebesar 39,6 sampai 49,1 setelah pemberian dosis kedua. Angka tersebut dinilai sangat baik, mengingat batas antibodi yang dinyatakan positif adalah di atas 8.

Baca Juga: Mengenal Jenis Vaksin COVID-19

Setelah 6 Bulan dari Dosis Kedua, Kadar Antibodi Menurun

Dalam pengujian lanjutan, peneliti juga memeriksa kadar antibodi kelompok yang telah menerima dosis kedua vaksin Sinovac 6 bulan yang lalu. Analisis kadar antibodi terbagi atas dua kelompok, yaitu kelompok yang mendapatkan dosis kedua dengan jeda 2 minggu, dan kelompok dengan jeda 4 minggu. 

Dari hasil analisis kedua kelompok dengan jeda 2 minggu dan 4 minggu, didapatkan kadar antibodi turun hingga di bawah 8, yang merupakan batas antibodi positif. Kadar antibodi yang dilaporkan rata-rata hanya 4,1 sampai 6,7 saja. Kelompok yang masih memiliki kadar antibodi yang dianggap masih dapat memberi perlindungan untuk melawan virus penyebab COVID-19 hanya 16,9% hingga 35,2% saja. 

Jadi dapat disimpulkan bahwa kadar antibodi vaksin Sinovac menurun setelah pemberian 6 bulan dari dosis kedua. Hal ini tentu saja mempengaruhi efektivitas antibodi dalam melawan virus penyebab COVID-19 yang masuk kedalam tubuh.


Walau Kadar Antibodi Turun, Vaksin Sudah Rangsang Sistem Imun

Namun penurunan kadar antibodi ini sendiri belum dapat memastikan apakah juga berpengaruh terhadap efektivitas vaksin Sinovac dalam mencegah gejala berat COVID-19. Penelitian ini juga belum dapat menentukan berapa kadar antibodi yang dibutuhkan untuk mencegah gejala berat akibat COVID-19. 

Di sisi lain, peneliti juga melaporkan, meskipun perlindungan dari vaksin sudah menurun, Sinovac sudah merangsang sistem imun untuk menghasilkan komponen (sel T dan B) yang dapat menstimulasi tubuh untuk menghentikan infeksi virus penyebab COVID-19. Jadi efek proteksi terhadap virus penyebab COVID-19 setelah vaksin Sinovac akan tetap bertahan meskipun kadar antibodi yang terbentuk sudah berkurang. 

Sebuah penelitian terbaru di China dilakukan untuk melihat kadar antibodi kelompok yang telah melakukan booster vaksin Sinovac yang ketiga. Penelitian ini melibatkan 540 orang yang telah menerima dosis vaksin Sinovac ketiga setelah 6 bulan pasca pemberian dosis kedua. Kadar antibodi pada kelompok yang mendapatkan booster vaksin ketiga setelah 28 hari meningkat lebih tinggi 3-5 kali lipat dari kadar antibodi sebelumnya. 

Dari beberapa penelitian yang telah disampaikan, menunjukkan betapa pentingnya melakukan vaksinasi dalam melindungi tubuh agar terhindar dari infeksi virus penyebab COVID-19 dan gejala berat yang dapat ditimbulkan. Dengan mendapatkan vaksin COVID-19 dua kali dan booster vaksin ketiga, tubuh akan semakin kuat dalam melawan infeksi virus SARS-Cov-2. Saat ini yang paling utama adalah dengan memperbanyak cakupan dua dosis vaksin di tengah masyarakat untuk memutus rantai penyebaran infeksi virus penyebab COVID-19 hingga terbentuknya herd immunity di Indonesia.

Punya pertanyaan lebih lanjut mengenai lebih lanjut tentang kesehatan? Segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

 

Sumber:

Perhimpunan Dokter Umum Indonesia

Penilaian :

5.0

3 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS