Dirilis

07 Agustus 2021

Penulis

Tim Penulis Daya

Anda sebagai pemilik bisnis atau investor sebuah bisnis, pasti ingin bisnisnya terus berkembang dan memiliki jaringan distribusi yang makin luas. Model CIPP (Context, Input, Process, dan Product) bisa membantu Anda meraih hal tersebut. Caranya?

Keberhasilan bisnis sangat bergantung pada program-program yang dibuat, baik program pemasaran, penjualan, manajemen operasional, pengembanan sumber daya manusia, dan keuangan. 

Oleh karena itu, Anda sebagai pemilik bisnis atau investor, perlu memiliki kemampuan menganalisis apakah program-program yang dilakukan oleh manajemen perbisnisan efektif mendongkrak laba bisnis dan meningkatkan brand awareness perbisnisan. 

Nah, untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan kemampuan untuk menilai keberhasilan program. Salah satu metode untuk menilai keberhasilan progam adalah dengan melakukan analisis model CIPP.


4 Komponen Evaluasi Model CIPP


Model CIPP yang dikembangkan oleh Stufflebeam dan kawan-kawan di Ohio State University tahun 1966, merupakan model evaluasi yang meliputi Context, Input, Process, dan Product. Model CIPP dianggap sebagai salah satu model evaluasi yang bagus untuk melihat apakah suatu program berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan atau tidak dan apakah dapat menghasilkan produk yang diinginkan atau tidak. 
Karena model CIPP mencakup empat macam penilaian, yaitu: 
1)  menilai tujuan dan prioritas program, kemudian membandingkannya dengan masalah, kebutuhan, dan peluang yang tersedia.
2)  menilai rencana program dan anggaran yang dibutuhkan, kemudian membandingkannya dengan tujuan yang ditargetkan. 
3)  menilai efektif tidaknya sebuah program, 
4)  menilai keberhasilan program, dengan membandingkan hasil dan dampak terhadap kebutuhan yang ditargetkan, memeriksa efektivitas penggunaan biaya, serta membandingkan biaya dan hasilnya.

Di bawah ini akan diuraikan mengenai empat komponen evaluasi dengan model evaluasi CIPP. 


1. Context Evaluation (Evaluasi Kontek)

adalah evaluasi tentang mengapa program ini dilaksanakan? Evaluasi ini menjelaskan latar belakang suatu program. Ini adalah evaluasi tentang kekuatan dan kelemahan obyek tertentu, mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi serta peluang yang belum dimanfaatkan dari proyek atau program yang pernah dilakukan. 


2. Input Evaluation (Evaluasi Masukan)

adalah evaluasi bagaimana program ini dilaksanakan? Evaluasi tentang sumber-sumber daya yang diambil, apa dan bagaimana rencana untuk mencapai tujuan. Fokus kajian evaluasi yaitu: 
   a) sumber daya manusia
   b) sarana/peralatan pendukung
   c) dana/anggaran
   d) berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan


3. Process Evaluation (Evaluasi Proses)

adalah evaluasi tentang apakah yang dilakukan sesuai rencana? Ini evaluasi tentang proses implementasi prosedur, dengan evaluasi ini dapat diketahui hambatan-hambatan yang ditemui selama pelaksanaan program. Evaluasi ini menyediakan feedback kepada stakeholders untuk menilai perkembangan program. 
Stakeholders dapat menggunakan hasil evaluasi ini guna mengetahui apakah terdapat kekurangan dalam pelaksanaan program, baik strategi maupun capaian programnya.


4. Product Evaluation (Evaluasi Produk)

adalah evaluasi tentang apakah program yang dibuat berhasil? Evaluasi ini merupakan penilaian untuk melihat ketercapaian/keberhasilan suatu program terhadap tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 
Evaluasi ini juga melihat pengaruh utama keberhasilan/kegagalan program, pengaruh sampingan, biaya, serta keunggulan program.  Hasil evaluasi produk dapat menjadi masukan  stakeholders untuk menentukan keberlanjutan program.


Kelemahan Evaluasi Bisnis Model CIPP


Meski dibilang bagus, model CIPP memiliki sejumlah kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain: 
(1) karena terfokus pada informasi yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan dan stafnya, evaluator boleh jadi kurang responsive dan kritis terhadap masalah-masalah atau isu-isu di lapangan yang signifikan; 
(2) karena hasil evaluasi ditujukan untuk para pemimpin tingkat atas (top management), sehingga model ini bisa berpeluang menjadi tidak adil dan tidak demokratis; ia cenderung fokus pada rational management daripada mengakui kenyataan yang ada.
(3) karena kompleksitas model CIPP, ia memerlukan banyak waktu, dana, dan sumber daya lainnya. 

Jadi dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa model evaluasi CIPP memiliki 2 fungsi, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. 
1. Fungsi formatif artinya memberikan informasi untuk memperbaiki dan mengembangkan program 
2. Fungsi sumatif untuk memberi pertimbangan penentuan keberhasilan atau kelanjutan program.

Silakan Anda selaku pemilik bisnis atau investor menggunakan model CIPP ini untuk menilai apakah program-program manajemen bisnis Anda sudah bagus dan efektif mendongrak laba atau menjadikan model CIPP sebagai tools untuk menilai apakah investasi Anda perlu dilanjutkan atau tidak. Apabila Anda masih bingung mengenai cara menggunakan model CIPP ini, silakan manfaatkan fitur Tanya Ahli di website daya.id.

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

5.0

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Dewi Khotijah

04 Desember 2023

Informasi yang menarik dan bermanfaat, terimakasih

Balas

. 0

Suwarto

05 Juli 2023

Mantap

Balas

. 0

Arrino Fatra

12 Desember 2022

Good

Balas

. 0

Nattan Leon Rumamby

04 Oktober 2021

Good?

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS