Dirilis

28 Juni 2022

Penulis

Peni hidayah

Bisnis dikatakan baik jika bisnis tersebut mampu menjaga dan mengelola persediaannya dengan baik. Bahaya kalau seandainya persediaan di bisnis Anda terbatas atau menipis. Begitu juga sebaliknya, bahaya kalau persediaannya juga berlebih, bisa rugi karena modal ada yang berhenti. Kedua hal tersebut bisa mempengaruhi proses bahkan menghambat jalanannya bisnis hingga mengakibatkan kerugian. 

Agar tidak terjadi hal demikian Anda harus mengelola persediaan, salah satu metode pengelolaan yang bisa Anda terapkan adalah metode FIFO.

Sebelum menerapkan di bisnis Anda, baca dulu informasi tentang metode FIFO berikut ini.

 

Apa itu Metode FIFO


FIFO merupakan singkatan first in first out, atau dengan kata lain, yang pertama masuk, pertama keluar. Maksud metode FIFO adalah persediaan yang pertama kali masuk ke gudang atau Anda beli pertama untuk perusahaan, itu yang Anda jual pertama kali. 

Misalnya Anda menjual sembako. Distributor Anda mengirim minyak goreng di tanggal 10 dan tanggal 25. Nah jika Anda menerapkan metode FIFO maka, bila tanggal 26 ada pembeli minyak, jika stok tanggal 10 masih ada maka Anda tetap menjual minyak dari tanggal 11 terlebih dahulu.
 

Keuntungan dan kekurangan metode FIFO di bisnis 


 

a.    Keuntungan metode FIFO

Metode FIFO dianggap sebagai metode yang logis juga tepercaya karena memiliki keuntungan antara lain:

 

1.    Mengurangi dan memperkecil pemborosan

Biasanya perusahaan yang menggunakan metode FIFO lebih mendahulukan stok atau inventaris terlama untuk dijual. Jadi di sini perusahaan terhindar dari risiko pembuangan biaya yang diakibatkan turunnya kualitas produk. Sedangkan produksi yang masih tersisa, tetap memiliki kualitas yang bagus. Selain itu, tetap dapat dijual dengan harga yang tinggi, karena produk tersebut baru jadi. Pada kondisi ini Anda bisa diuntungkan karena situasi penjualan pada posisi konstan atau stabil.

 

2.    Terhindar dari manipulasi atau kebohongan laporan keuangan

Metode FIFO memberikan perhitungan biaya yang akurat mulai dari pencatatan produksi, proses produksinya sampai penjualan yang dilakukan per gelombang. Jadi Anda tidak perlu khawatir jika hasil yang diperoleh menemui sebuah kendala atau keraguan. Selain itu Anda juga tidak akan dibohongi dari manipulasi laporan keuangan karena sangat detail dilakukan.

 

3.    Mudah untuk diterapkan dan dimengerti

Ini menjadi salah satu alasan mengapa metode ini menjadi cara yang diterapkan beberapa perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. Alur yang digunakan metode ini adalah alur alami inventaris dimana perhitungan biaya produksi dilakukan setiap gelombang agar produk tertua yang lebih dahulu dijual.  Hal inilah yang membuatkan pembukuan perusahaan lebih sederhana.

 

b.    Kekurangan metode FIFO

Semua metode pasti ada kekurangannya, begitu juga dengan metode FIFO. Berikut kekurangannya:

 

1.    Tingginya pajak yang dikenakan

Hal ini dikarenakan pada metode FIFO selisih keuntungan dan biaya modal produksi lebih besar daripada metode lainnya dalam mengelolaan persediaan.

 

2.    Hasil perhitungan keuntungan terkadang tidak akurat

Karena laba yang diperoleh terkadang cenderung tidak akurat, maka laba yang diperoleh bisa jadi kecil atau bahkan merosot. Jika laporan yang Anda kerjakan menemukan kendala dalam fase ini, Anda akan rugi. Hal ini dikarenakan patokan yang anda gunakan adalah harga pokok. Sedangkan harga yang seharusnya digunakan adalah harga aktual.

 

Contoh penerapan metode FIFO

Misalkan bisnis yang dijalankan Anda adalah produksi ayam frozen.

Anggaplah penjualan produk Anda dibuat menjadi tiga gelombang selama tahun masa penjualan. Contoh biaya dan kuantitasnya seperti berikut ini:

Gelombang 1:  Jumlahnya 200 ekor ayam dengan harga Rp800.000.
Gelombang 2:  Jumlahnya 150 ekor ayam dengan harga Rp700.000.
Gelombang 3:  Jumlahnya 170 ekor ayam dengan harga Rp770.000.

Dari semua gelombang, maka dapat ditemukan total produksi adalah sebanyak 520 ekor ayam frozen dengan biaya sebesar Rp2.270.000. Jadi, rata-rata biaya untuk produksi satu ekor ayam frozen adalah sebesar Rp4.370.

Kemudian Anda juga harus menghitung besarnya biaya per gelombang.

Gelombang 1:  Rp800.000/200 ekor ayam = Rp4.000.
Gelombang 2:  Rp700.000/150 ekor ayam = Rp4.670.
Gelombang 3:  Rp770.000/170 ekor ayam = Rp4.530.

Anggap saja bahwa tahun ini bisnis Anda mampu menjual sebanyak 400 dari 520 ekor ayam frozen yang diproduksi. Karena tidak tahu gelombang mana ayam yang sudah terjual, Anda bisa menggunakan produk pertama masuk sebagai patokannya. Dari 400 ayam yang terjual, jadi:

Gelombang 1:  200 ekor ayam, per ekor Rp4.000 terjual dengan harga Rp800.000.
Gelombang 2:  150 ekor ayam, per ekor Rp4.670 terjual dengan harga Rp700.500.
Gelombang 3:  50 ekor ayam, per ekor Rp4.530 terjual dengan harga Rp226.500.

Apabila semua dijumlah, dari 400 ekor ayam frozen yang terjual adalah Rp1.720.000. Maka hasil dari perhitungan di atas dapat diambil menjadi biaya pokok produksi (HPP).

Jadi sebelum Anda menerapkan metode FIFO pada bisnis Anda, pastikan Anda mengetahui apa saja keuntungan dan kekurangan metode FIFO serta cara perhitungannya agar Anda terhindar dari kerugian. 

Untuk informasi lebih dalam terkait pengelolaan persediaan Anda bisa berkonsultasi dengan praktisi dan trainer UKM di website www.daya.id. Selain itu Anda juga bisa mendapatkan informasi usaha dan keuangan lainnya secara gratis dan sangat mudah dari Daya.id. Yuk daftar ke Daya.id sekarang juga!

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.7

3 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Serise Yan Royaperdana

09 Oktober 2023

👍

Balas

. 0

putra astaman

24 Oktober 2022

Terbaik

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Wisnu Dewobroto

Pendamping UMKM

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS