Dirilis

25 Desember 2022

Penulis

BTPN Mitra Bisnis

Di era digital, e-commerce memegang peranan yang penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Digitalisasi pada sistem pembayaran juga turut mendorong pesatnya transaksi ekonomi digital melalui e-commerce di tengah pandemi Covid-19. 



Grafik menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada nilai transaksi e-commerce setiap tahunnya. Terjadi pertumbuhan sebesar 150,24% (yoy) untuk transaksi e-commerce tahun 2018 dan sebesar 94,69% (yoy) untuk transaksi e-commerce pada tahun 2019. Pada tahun 2020, terdapat kenaikan nominal transaksi e-commerce sebesar 29,6% (yoy) dimana nominal transaksi sebesar Rp 205,5 triliun pada 2019 tumbuh menjadi Rp 266,3 triliun pada tahun 2020. Selama semester 1 tahun 2021, transaksi e-commerce juga mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu sebesar 63,4% (yoy) dengan nominal transaksi mencapai Rp 186,7 triliun sehingga pada akhir tahun 2021, transaksi e-commerce diproyeksikan akan mencapai setidaknya Rp 395 triliun. 

 

Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia 

Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) merupakan gerakan yang diluncurkan untuk mengajak masyarakat membeli dan menggunakan produk lokal buatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Maret 2020. Pada tahun 2020, Gernas BBI 2021 kembali diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan permintaan terhadap produk UMKM Indonesia serta meningkatkan peran aktif pemerintah daerah dan membangkitkan perekonomian lokal. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Panjaitan menuturkan Gernas BBI diharapkan tidak hanya mendorong penjualan secara luring tetapi juga daring karena produk lokal tidak hanya dapat dipamerkan pada lokasi-lokasi strategis seperti bandara, pelabuhan, stasiun, dan pusat perbelanjaan namun juga terintegrasi dengan marketplace untuk dapat dibeli secara daring. 

Baca Juga: Optimalkan Belanja Bahan Baku Lokal, Yuk! Ini 7 Alasannya


Gernas BBI telah berhasil menambah 7 juta UMKM untuk dapat terhubung kedalam ekosistem digital e-commerce atau on boarding pada periode Mei 2020 hingga Juli 2021. Pada pertengahan Agustus tahun 2021, tercatat sudah terdapat lebih dari 15 juta UMKM atau lebih dari 22% dari total UMKM Indonesia yang sudah terhubung melalui platform perdagangan elektronik. Pemerintah sendiri menargetkan penambahan 30 juta UMKM di Indonesia pada tahun 2023. 

 

Peran Marketplace Bagi UMKM 

Marketplace merupakan salah satu platform yang menawarkan kemudahan dalam berbelanja secara daring melalui pemanfaatan fasilitas teknologi digital. Berikut adalah data peranan penting marketplace bagi UMKM terutama pada saat pandemic Covid-19: 


 

Survei Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan bahwa sebesar 77% UMKM menilai marketplace memegang peranan penting untuk membantu memasarkan produk mereka sehingga dapat berjualan di masa pandemi. Sebanyak 72% UMKM merasa marketplace dapat menarik minat konsumen melalui berbagai program program promosi seperti cashback, diskon, dan potongan ongkos kirim. Selain itu UMKM menganggap transaksi melalui marketplace memiliki transaksi yang aman dan mudah digunakan masing-masing sebesar 69% dan 66%. Maka berdasarkan survey secara garis besar, marketplace memiliki peranan yang penting bagi UMKM selama masa pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Belajar Dari Produk Lokal yang Sukses Bersaing Dengan Produk Asing

Disisi yang sama, selain markeplace,E-wallet (dompet digital) pun berperan dalam kesuksesan UMKM selama pandemi. Seperti yang diketahui, banyak masayarakat yang mulai beralih dari konvensional menjadi digital. Hal ini tentu untuk mengurangi interaksi dengan orang lain yang berpotensi menularkan Covid-19. Berikut adalah jenis e-wallet yang paling banyak digunakan UMKM selama masa pandemi: 


Transaksi digital terus mengalami peningkatan semenjak pandemi Covid-19. Survei yang dilakukan oleh Mandiri Insitute pada Maret hingga April 2021 menunjukkan bahwa OVO merupakan e-wallet yang paling banyak digunakan oleh UMKM untuk menjalani transaksi daring. Rinciannya terdapat 72% responden yang menggunakan OVO, 66% responden yang menggunakan GoPay dan 64% responden yang menggunakan LinkAja. Selanjutnya terdapat ShoppePay dengan persentase sebesar 52% dan DANA dengan persentase sebesar 27%. 

Namun riset masih menunjukkan bahwa sebanyak 51% UMKM tidak melaksanakan transaksi non-tunai sehingga hal ini menunjukkan tingkat penetrasi pembayaran digital UMKM yang masih tergolong rendah. 

Setelah munculnya Gernas BBI pada Maret 2020, grafik menunjukkan peningkatan pesat transaksi menggunakan QR Code Indonesian Standard (QRIS). Per 30 Desember 2020, QRIS telah tersambung dengan 5,8 juta pedagang ritel nasional sehingga terdapat kenaikan sebanyak 88% jika dibandingkan dengan 22 Maret 2020 dimana hanya terdapat 3,1 juta pedagang. Sebagian besar pedagang merupakan UMKM yang terdiri dari Usaha Mikro sebanyak 3,6 juta, Usaha Kecil sebanyak 1,3 juta, dan 558,5 ribu Usaha Menengah. Peningkatan penggunaan QRIS menunjukkan peningkatan yang tertinggi pada Usaha Kecil yaitu hingga mencapai 316% pada bulan Desember 2020 jika dibandingkan dengan 22 Maret 2020. 

Grafik 5 menunjukkan bahwa setelah muncul program Gernas BBI pada Maret 2020, nilai neraca perdagangan menunjukkan hasil yang baik karena memiliki nilai positif sehingga menunjukkan bahwa nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor terkecuali pada bulan April 2020 yang mengalami penurunan sebesar 0.37 Miliar US Dollar. 



Pertumbuhan neraca perdagangan memiliki nilai tertinggi pada bulan Oktober 2020 dimana terjadi kenaikan sebesar US$ 3,58 Miliar. Berikut adalah nilai PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Indonesia: 


Grafik menunjukkan bahwa pada Q2 2021, PDB ADHK memiliki nilai sebesar Rp 2.772,8 triliun. Maka jika dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya, perekonomian Indonesia terlihat tumbuh sebesar 7,07% (yoy). Setelah muncul Gernas BBI, terlihat bahwa walaupun PDB sempat mengalami penurunan pada Q2 2020 sebesar 4,22% (qoq), namun PDB relatif mengalami kenaikan hingga bahkan mencapai nilai tertinggi Rp 2772,83 triliun pada Q2 2021. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I 2021 jika dibandingkan dengan semester I 2020 mengalami pertumbuhan sebesar 3,10%. 

Maka dengan munculnya Gernas BBI, diharapkan dapat memicu kinerja sektor perdagangan dan membantu pemulihan ekonomi nasional. Transaksi e-commerce sendiri selama semester I tahun 2021 tumbuh dengan siginifikan sebesar 63,4% dengan nilai transaksi mencapai Rp 186,7 triliun. 

Jika Anda pertanyaan terkait topik ini, silakan berkonsultasi secara gratis di Tanya Ahli. Daftarkan dulu diri Anda untuk akses penuh ke seluruh fitur Daya.id.

Sumber:

Berbagai Sumber

Penilaian :

4.7

3 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS