Dirilis

06 Maret 2025

Penulis

Thomas Aquino Herly Marwanto

Di dalam industri bisnis kuliner, model bisnis kemitraan semakin menjadi pilihan. Membangun kemitraan strategis menjadi langkah penting untuk memperluas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan inovasi program maupun produk. 

 

Apa Itu Kemitraan Strategis?

Kemitraan strategis merupakan model kolaborasi antara dua atau lebih orang, perusahaan atau organisasi yang bermaksud mencapai tujuan bisnis bersama yang saling menguntungkan. Dalam kolaborasi ini biasanya akan melibatkan berbagi sumber daya, keahlian, teknologi, atau pasar untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi. 

Indikator dari sebuah kemitraan strategis, antara lain:

  1. Tujuan Bersama, para pihak pihak memiliki tujuan yang sama bahkan saling melengkapi, untuk dapat memperluas pasar, meningkatkan inovasi, atau mengurangi biaya operasional.
  2. Berbagi Sumber Daya, para pihak berbagi sumber daya yang dimiliki seperti teknologi, pengetahuan, jaringan distribusi, atau modal untuk mencapai tujuan bersama.
  3. Keuntungan Saling Menguntungkan, kemitraan ini didesain untuk memberikan kemanfaatan bagi para pihak yang terlibat, seperti peningkatan pendapatan, efisiensi operasional, atau peningkatan reputasi.
  4. Jangka Panjang, kemitraan ini biasanya bersifat jangka panjang dan membutuhkan komitmen dari para pihak pihak untuk bekerja sama secara berkelanjutan.
  5. Kolaborasi dan Sinergi, para pihak bekerja sama secara erat untuk menciptakan sinergi utuk mendapatkan hasil yang lebih besar daripada jika mereka bekerja sendiri-sendiri.

Adapun contoh-contoh kemitraan strategis dalam bisnis kuliner, antara lain restoran yang bekerja sama dengan platform pengiriman makanan, atau produsen bahan makanan yang bermitra dengan chef terkenal untuk promosi produk. Produsen yang berkolaborasi dengan artis atau selebriti. 

Selebriti memiliki pengaruh besar karena basis penggemarnya yang luas. Dengan wajah mereka terpampang pada sebuah merek kuliner, mereka dapat meningkatkan visibilitas dan daya tarik merek. Misalnya, selebriti Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar yang bergabung dengan Baker Old, yang terkenal dengan dikenal dengan produk roti kopi (coffee bun). Mereka tidak hanya berperan dalam mempromosikan brand, tetapi juga membuka outlet baru, yang membantu memperluas jangkauan bisnis.

Sedangkan beberapa chef Indonesia yang terkenal dengan endorsement merek makanan dan minuman, antara lain Chef Arnold Poernomo berkolaborasi dengan merek Indomie dan KFC. Chef Renatta Moeloek bekerja sama dengan merek Sasa dan Teh Pucuk Harum. Sedangkan Chef Juna Rorimpandey dikenal dengan endorsement untuk Bango dan Nestle. Para chef ini tidak hanya membantu mempromosikan produk melalui media sosial mereka, tetapi juga sering terlibat dalam kampanye pemasaran yang lebih luas.

Sumarno Ngadiman, pendiri Eatwell Culinary Group, berhasil membangun jaringan restoran besar seperti Ta Wan dan Ichiban Sushi melalui kemitraan strategis. Mereka bekerja sama dengan pusat perbelanjaan atau mall-mall untuk mendapatkan lokasi strategis dan dengan pemasok terpercaya untuk menjaga stabilitas harga bahan baku.

Salah satu contoh sukses kemitraan di Indonesia adalah Kopi Kenangan. Perusahaan ini telah menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk mendukung ekspansi dan operasional mereka. Beberapa mitra utama Kopi Kenangan antara lain Venture Capital. Venture Capital (VC) adalah bentuk pembiayaan yang disediakan oleh investor untuk perusahaan startup atau usaha kecil yang diyakini memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang. Kopi Kenangan juga mendapatkan pendanaan dari beberapa perusahaan modal ventura terkemuka, seperti Alpha JWC Ventures dan Sequoia Capital. Pendanaan ini membantu mereka dalam ekspansi dan pengembangan bisnis.

Tak hanya itu, Kopi Kenangan juga mendapatkan dukungan dari selebriti dan atlet terkenal, yang berinvestasi dalam bisnis ini dan membantu meningkatkan branding. Beberapa mitra utama Kopi Kenangan antara lain Jay-Z, rapper dan pengusaha terkenal ini berinvestasi melalui perusahaannya, Roc Nation Company. Serena Williams petenis legendaris ini berinvestasi melalui perusahaan venturanya, Serena Ventures. Caris LeVert pemain basket profesional yang juga berinvestasi dalam Kopi Kenangan. Jonathan Neman seorang pendiri dari Sweetgreen, yang juga berinvestasi dalam Kopi Kenangan.

 

Manfaat Kemitraan Stategis Dalam Bisnis Kuliner

Berkaca dari model bisnis perusahaan-perusahaan tersebut di atas, model kemitraan dalam bisnis kuliner akan memiliki banyak manfaat yang bisa membantu bisnis berkembang lebih cepat dan efisien. Berikut adalah beberapa keuntungan utama:

  1. Pembagian Risiko, dengan adanya mitra bisnis, risiko bisnis dapat dibagi dan dikurangi, sehingga tekanan tidak seluruhnya ada pada satu pihak. Ini membuat risiko lebih mudah dihadapi bersama.
  2. Penggabungan Keahlian, kemitraan memungkinkan Terjadinya penggabungan keahlian dari berbagai bidang, misalnya, satu pihak mungkin ahli dalam memasak dan menciptakan menu, sementara pihak lain ahli dalam manajemen dan pemasaran.
  3. Akses ke Pasar yang Lebih Luas, para pihak dalam kemitraan dapat membawa jaringan dan pelanggan masing-masing, dan hal ini tentunya membuka peluang untuk menjangkau pasar yang lebih besar dan beragam.
  4. Efisiensi Operasional, dengan berbagi sumber daya dan infrastruktur, kemitraan dapat meningkatkan efisiensi Operasional, misalnya, berbagi fasilitas produksi atau distribusi untuk dapat mengurangi biaya-biaya.
  5. Inovasi dan Kreativitas, kolaborasi dengan mitra yang memiliki perspektif dan ide berbeda tentu dapat mendorong inovasi dan kreativitas dalam bisnis kuliner.
  6. Peningkatan Kredibilitas, berkolaborasi dengan mitra yang memiliki reputasi baik dapat meningkatkan kredibilitas bisnis di mata konsumen.
  7. Dukungan Finansial, kemitraan akan dapat memberikan akses ke sumber daya finansial yang tentunya lebih besar, memungkinkan investasi untuk pengembangan produk, pemasaran, dan ekspansi.

Oh ya, omong-omong, bedakan ya, antara bisnis kemitraan kuliner dengan franchise/waralaba. Kedua entitas ini konsepnya berbeda.

 

Bedakan Franchise Dengan Kemitraan Bisnis Kuliner

Franchise atau waralaba adalah sistem bisnis di mana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada pihak lain (franchisee) untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek, sistem, dan dukungan yang telah ada. Franchisee membayar biaya lisensi dan royalti kepada franchisor, dan sebagai imbalannya, mereka mendapatkan hak untuk menggunakan merek dan sistem operasional yang sudah terbukti sukses.

Perbedaan-perbedaan lainnya adalah sebagai berikut:

 

1. Struktur Kepemilikan

  • Kemitraan Kuliner: kepemilikan dan pengelolaan bisnis dibagi antara mitra yang terlibat.
  • Franchise: pihak franchisee dalam mengelola cabang bisnis harus mengikuti pedoman dan standar yang ditetapkan oleh franchisor.


 

2. Kontrol dan Fleksibilitas

  • Kemitraan Kuliner: para pihak memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam pengambilan keputusan dan inovasi.
  • Franchise: pihak franchisee harus mematuhi aturan dan standar yang ditetapkan oleh franchisor, sehingga kontrol lebih terbatas.


 

3. Dukungan dan Pelatihan

  • Kemitraan Kuliner: dukungan dan pelatihan tergantung pada kesepakatan antara mitra.
  • Franchise: para franchisor biasanya menyediakan pelatihan, dukungan operasional, dan pemasaran kepada franchisee.


 

4. Pembagian Keuntungan

  • Kemitraan Kuliner: keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan antara mitra.
  • Franchise: franchisee membayar royalti kepada franchisor berdasarkan persentase penjualan atau keuntungan.


 

Cara Membangun Kemitraan Strategis Bisnis Kuliner

Bagaimana cara membangun kemitraan strategis bisnis kuliner?

 

1.    Identifikasi Tujuan Bisnis

Tentukan tujuan kemitraan Anda. Apakah Anda ingin meningkatkan akses pasar, meningkatkan digitalisasi program, atau menurunkan biaya-biaya operasional? Semakin jelas suatu tujuan akan membantu Anda menemukan mitra yang sejalan. Memahami, menyepakati, dan memiliki tujuan akhir yang selaras sangat penting. Jadi sebelum menjalin kemitraan, para pihak yang terlibat harus menguraikan dan menyepakati tujuan akhir bisnis. Apakah untuk menciptakan keuntungan jangka panjang? Apakah itu untuk dijual? Apakah itu untuk diwariskan ke kerabat? Menyepakati tujuan akhir akan membuat memajukan bisnis menjadi jauh lebih mudah.

 

2.    Cari Mitra dengan Nilai, Motivasi, dan Visi yang Sama

Pastikan calon mitra memiliki nilai, budaya, dan visi bisnis yang senada dan selaras dengan Anda. Misalnya, jika bisnis Anda berfokus pada keberlanjutan, maka carilah mitra yang memiliki kepedulian yang sama terhadap lingkungan. Motivasi adalah faktor penting dalam menjalankan bisnis agar sukses. Apakah Anda dan mitra sama-sama ingin sekali mencapai tujuan bisnis? Jika dorongan itu tidak berada di tingkatan yang sama, maka lama kelamaan dapat memupuk rasa tidak simpatik antara satu dengan yang lain. Ketidaksesuaian jangka panjang dalam hal motivasi antar pihak pasti akan menyebabkan frustrasi dan akhirnya kegagalan. 

Toleransi risiko Anda harus sama dengan mitra Anda. Faktor ini sangat penting tatkala salah satu pihak membuat keputusan yang berisiko menyebabkan kerugian bisnis. Pastikan kedua belah pihak menyadari risiko, dampaknya, dan setuju dengan tingkat risiko yang diambil bisnis. 

Dalam hal memilih partner selebritis misalnya, pastikan juga bahwa selebriti yang Anda pilih memiliki nilai dan citra yang sejalan dengan merek Anda. Apabila Anda berfokus pada makanan sehat, pilihlah selebriti yang dikenal peduli dengan gaya hidup sehat, memiliki daya tarik bagi target audiens Anda, dan memiliki tingkat engagement tinggi dengan pengikut mereka di media sosial. Selebriti dengan pengaruh besar tentu akan dapat membantu meningkatkan visibilitas dan daya tarik merek Anda

 

3.    Evaluasi Keahlian dan Reputasi

Lakukan riset secara serius dan mendalam tentang keahlian, pengalaman, dan reputasi calon mitra. Apakah mereka memiliki track record yang baik? Apakah mereka dikenal sebagai mitra yang dapat dipercaya? Pastikan juga mereka tidak sedang terlibat dan membuat kontroversi yang dapat merusak citra merek Anda.

 

4.    Bermitra dengan Platform Pengiriman Makanan

Salah satu kemitraan strategis yang paling umum di industri kuliner adalah dengan platform pengiriman makanan seperti GoFood, GrabFood, atau ShopeeFood. Platform ini memungkinkan bisnis kuliner janngkauannya makin luas dan tanpa perlu membuka cabang fisik.

 

5.    Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan

Setelah menemukan mitra yang tepat, bangun hubungan yang kuat dan saling menguntungkan. Komunikasi yang baik dan transparansi adalah kunci untuk menjaga kemitraan tetap harmonis. Saling memahami prioritas kehidupan Anda dan mitra kerja itu juga penting.

Baca juga: Hindari kegagalan, ini faktor penyebab franchisee kecewa pada usaha franchise

 

6.    Buat Kesepakatan yang Jelas

Hal ini sangat penting, jangan karena sudah saling percaya, tanpa ada dokumen tertulis yang menjelaskan peran dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam kemitraan. Buat kesepakatan tertulis yang mencakup semua aspek penting, seperti pembagian keuntungan, hak dan kewajiban, serta mekanisme penyelesaian konflik.

Demikianlah hal-hal penting yang harus Anda perhatikan ketika hendak membangun bisnis kuliner melalui kemitraan strategis. Apabila ada hal-hal yang ingin diperdalam, silakan manfaatkan fitur Tanya Ahli. Daftarkan diri Anda untuk akses gratis di Daya.id.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS